"adel, ada apa?"
Pertanyaan dari sang ibu mengalihkan atensi adel.
"Bukan apa apa ma"
Shani yg sadar akan perubahan sikap sang anak, mengelus kepala nya.
"Cerita kalau ada Maslah, sama mama ya"
Adel mengangguk dan tersenyum.
Sedangkan grecio, menggenggam erat sendok dan garpu di tangan nya.
"Oh iya mama mau tau, kamu mau masuk universitas mana?" Tanya shani yg mengingat kalau anak nya ini sudah ujian akhir semester, artinya hanya menghitung hari saja ia masih mengenakan seragam sma.
"Hmm.. adel belum tau... Kaya nya untuk setahun ini adel mau sant-" "apa?.. mau Santai kamu bilang?, iya?"
Adel dan shani heran melihat grecio yg tiba tiba marah.
"Jawab reva!!" Triak grecio.
Adil yg arogan berdiri dari duduknya.
"Papa punya Maslah jangan lampiaskan ke adel!"
Balas menekankan perkataan nya.
Grecio tertawa sermirk muncul di wajahnya.
"Gila" guman adel yg rak sengaja masih di dengar grecio.
"Kamu yg gila!!" Triak grecio.
Adel menatap remeh sang ayah.
"Sayang ada apa?, kalian tenang dulu"
Ucap shani setelah sasar akan keadaan.
Grecio terkekeh lalu kembali duduk ia meletakkan amplop berisi foto.
Shani yg melihat foto² menutup mulut nya lalu beralih menatap sang anak.
"A-adel?.. hiks"
Melihat ibunya menangis adel meraih foto² itu dan... Mara nya membulat.
"Ma, ma i-ini ga bener"
"Ga benar apa lagi adel"
Adel beralih manatap grecio kali ini suaranya terdengar parau menahan sedih.
"Ma, dengerin adel.. ini ga seperti yg mama lihat"
"Papa kecewa adel"
Lirih grecio membuat adel menggeleng, sedang kan Shani menutup mulut nya dengan airmata yg sudah mengalir.
"Ph-hiks.. b-bisa cerita, hiks?" Tanya shani.
Grecio menghela nafasnya panjang lalu menatap sang anak.
"Dia udah ngelakuin ini dari kelas sepuluh, bersama zee, oniel dan olla.. ak ga tau cerita yg sudah lama, tapi yg baru ini... Adel udah berhasil menjadi brengsek"
Tangis shani kian memecah setelah mendengar perkataan cio.
"Dia ngebully seorang gadis, secara fisik dan mental... Dan aku dapat laporan.. bahwa karyawan ku.. kinal meninggal seminggu yg lalu.. dia ayah gadis itu"
Shani menunduk kan kepalnya, rasa gagal mendidik anak semata wayangnya memuncak.
Taninya bergetar meraup kasar wajahnya.
"Bahkan di hari pertama nya masuk sekolah setelah pemakaman ayahnya, dia"
Grecio menujuk adel, dan shani bahkan tak menoleh, membuat dada adel terasa sesak.
"Masih menganggu nya" lanjut cio.
Otak adel hanya tertuju pada wanita sempurna yg kini menangis karena ulahnya, ia bahkan tidak mendengar kan apa pun yg cio kata kan.
"Adel juga merenggut kesucian nya"
Deg
Shani melebarkan matanya, lalu dengan perlahan menoleh ke adel yg tersenyum tipis.
Shani mendekat ke adel, membuat adel tambah tersenyum, dan....
Plak
Wajah adel seketika terdorong ke samping bawah, dengan perlahan ia menyentuh pipinya nya.
Masih merasa kurang puas, shani kembali melayang kan tamparan keras di pipi mulus adel.
Plak
Plak
Plak
Melihat shani yg kesetanan grecio dengan sigap menghentikan nya, lalu mendekapnya.
"Hey, tenang, lihat aku"
Adel merasakan amis, luka di sudut bibir nya tempo lalu kembali terbuka dan melebar, luka di pelipis nya juga kembali terbuka.
"Adel!, pergi obati luka mu!"
Triak grecio.
Adel masih menatap sang ibu dengan langkah pelan menaiki tangga menuju lantai dua.
Adel dengan jelas melihat betapa kecewanya kedua orang tua nya.
Ia merasa sangat bersalah, setelah sampai di kamar adel langsung merebahkan tubuhnya
'maaf'
Author up Doble tiap hari, sebagai imbalan nya lo pada haru folow ig author
Ig. Tobi yuji (kyt strange)
X. Tobiyuji
KAMU SEDANG MEMBACA
pembully!
Teen Fictionsebuah sekolah elite yg sangat diminati banyak orang, mulai dari fasilitas, gaya belajar, lingkungan dan ekskul yg mendukung siswa tentunya. elite natio school. dari namanya semua orang sudah tau, dan itu lah yg menyebabkan semua keturunan natio yg...