39.

120 12 4
                                    

Sebuah pesawat mulai terlihat dari airport, perkataan petugas airport melegakan semua orang yg menunggu kerabat atau pun teman mereka.

Pesawat itu mulai mendarat, hingga ia benar² berhenti dan mulai mengeluarkan puluhan penumpang.

Dua orang gadis cantik berjalan dan masuk ke airport melakukan berbagai macam kewajiban dan berakhir mengambil koper mereka.

"Ayo"

"Kaya nya bunda lo belum jemput deh"

"Ashel!"

Ashel dan jessi menoleh dan terlihat lah anin yg berjalan cepat dan langsung memeluk ashel setelahnya.

Tangis bahagia pun terdengar, enam tahun tak bertemu membuat kedua nya begitu merindukan satu sama lain.

"Maaf ya bunda telat.. macet soalnya" ucap anin.

Ashel mengangguk dengan wajah merah nya.

"Ayo kita langsung pulang.. oh iya ini temen ashel.. dia boleh tinggal bareng kita kan bun"

Jessi menyalami anin dengan sopan.

"Halo tante, saya jessi temen ashel, bolehkan saya tinggal sementara waktu di rumah tante"

Anin tersenyum."selama nya juga gapapa "

Mereka terkekeh lalu berjalan pergi dari sana.

***

"Hahh.. hiks, hiks.. ukh"

Di segani, di hormati, dan di takuti, hal yg selalu ingin di miliki oleh seorang reva fidela Natio.

Wajah yg selalu menampilkan senyum remeh, wajah yg selalu memandang rendah orang lain.

Tubuh tegap itu yg biasa nya berjalan dengan kesombongan, tangan putih dengan urat yg tercetak jelas itu selalu menghajar orang, kaki jenjangnya yg selalu di balut sepatu bermerek itu ia gunakan menendang dan menginjak orang lain.

Tapi kini

Semua nya itu sirna, kemana? Adel juga tidak tahu, empat tahun berlalu dan berhasil merubah seutuhnya adel.

Wajah cantik dan juga tampan itu terlihat kusam.

Bahu nya bergetar, Isak tangis nya terdengar memilukan.

Apa yang membuat nya seperti ini?

Shani, iya shani. Wanita sempurna yang sudah memejamkan matanya selama empat tahun lebih.

Apa yang terjadi?, kenapa shani sampai tertidur selama itu.

Entah lah.

Tapi yang terlihat jelas sekarang adalah adel, tunggu apa dia masih bisa di panggil adel?. Adel adalah gadis Tampan dengan stelan rapih yang terkadang Skena atau star girl, Dan ke angkuh han yang melekat pada diri Nya. Jadi apa masih bisa kah gadis yang berpenampilan kusut dan wajah sembab itu di panggil adel?




"Ka adel"

Tubuh meringkuk, tangan memeluk lutut karena kaki di lipat.

Di depan ruang milik shani, adel berdiri saat adik nya menghampiri nya.

"Kok sendiri?, papa mana"

"Papa masih di luang dokteerr"

Adel menggandeng tangan mungil muthe setelah mendengar jawaban muthe.

"Ka adel"

Adel menoleh ke bawah sampingnya, melihat muthe yang mendongak kan kepala nya.

"Mau bobok deket mama"



Deg




Relung hati adel terasa sesak, muthe, gadis polos itu tidak mengerti apa pun.

Dengan cepat adel memalingkan wajahnya. Sakit,sedih, dan rasa bersalah menggerogoti prasaan nya.

Kata 'andai'  pun terus terucap dan terlintas di otak nya.

"Ka adel"

Adel kembali menoleh seketika ia sadar dari pikiran nya.

"Mau ice cream ga?"

"Mao!"

"Ayo kita borong ice cream!" Semangat adel yang terlihat sekali ke pura pura an nya.








***






"Hahh.. udah lama ga menikmati udara terik jakarta"

Ashel terkekeh melihat celetukan dari jessi yang merentangkan tangannya di balkon kamarnya.

"Padahal udah jam 4 sore" balas ashel.

Jessi membalikkan badannya menghadap ashel.

"Malam nanti nyari cegan yuk"

Ashel melirik tajam jessi."keganjenan"





















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

pembully! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang