CHAPTER 1 : AWAL MULA

957 46 0
                                    

Hari ini aku bangun dengan perasaan agak tidak enak. Seperti akan terjadi hal buruk. Tapi aku akan mengabaikannya karena hari ini adalah hari ulang tahunku.

Aku bangun, menggeliat sedikit dan segera pergi mandi.Aku tidak suka melakukan apa pun sebelum mandi. Setelah mandi aku pergi ke dapur dan membawa semangkuk makhana (mentega)y ke ruang kuil tempat adik laki-lakiku berada. Oh, adik kecil seperti Krishna, tapi bagiku dia selalu menjadi kanha.

Sejak aku masih kecil, aku selalu menginginkan adik kecil tapi aku tidak punya. Namun setelah keluargaku tewas dalam pengeboman, aku merasa perlu memiliki seseorang.

Aku membutuhkan seseorang untuk membawaku keluar dari kegelapan yang mengelilingi diriku. Lalu suatu hari aku membaca bahwa Tuhan dapat menjadi apa pun yang Anda inginkan.

Dan sejak saat itu aku memutuskan bahwa kanha akan menjadi adikku. Dan hubungan kami dimulai sejak saat itu.

Aku selalu memberinya makkhan di pagi hari. Setelah memberikan makhan kepadanya, aku pergi menuju shiv-parvathi murti. Itu indah.

Sejujurnya aku tidak pernah terlalu suka berdoa (Ritual), aku selalu merasa bahwa aku egois. Aku tidak memberi mereka apa pun dan yang aku lakukan hanyalah meminta dari mereka.

Aku tidak suka melakukannya, aku tidak pernah benar-benar memahami hype-nya. aku kira memiliki harapan terasa menyenangkan tetapi tidak bagiku .

Sejak aku menerima kanha sebagai adikku, aku juga mulai memandang Shiv Parvati sebagai orang tuaku.

pagiku biasanya dihabiskan bersama mereka, aku menyalakan agarbatti untuk membuat ruangan wangi, dan Diya di depan mereka.

Dan aku duduk di sini dan menyantap sarapanku, minum kopi dalam diam, terkadang aku berbincang dengan mereka tentang bagaimana menurutku hariku akan berjalan hari ini.

Bagikan Di malam hari aku biasanya membaca sesuatu tentang Mahabharat. Aku selalu terpesona dengan hal itu. Dan ada adik laki-laki di dalamnya jadi aku harus membacanya juga.

Di malam hari juga sebelum tidur, aku suka datang ke sini dan membicarakan segalanya dan tidak membicarakan apa pun dengan mereka, keluargaku.

Rasanya seperti terapi karena saya tahu mereka tidak akan menghakimi saya. Jadi itu sangat bagus.
----------------------skip-----------------------------

Hari ini adalah hari yang sulit. Setelah sarapan bersama mereka aku berangkat kerja. aku bekerja sebagai psikolog klinis di sebuah rumah sakit besar.

Sungguh luar biasa memiliki pekerjaan yang selaluku impikan. Aku ingin membantu orang, ketika orang tuaku meninggal, aku tahu, aku mengalami depresi, sejak itu aku selalu menderita karenanya.

Sesuatu yang buruk telah terjadi padaku di masa kecilku yang membuatku memiliki masalah kepercayaan dan kecemasan yang buruk. sejak saat itu aku memutuskan untuk menjadi seseorang yang aku butuhkan saat itu.

Oleh karena itu ini. Aku menyukai pekerjaan ini, namun terkadang sungguh memilukan mendengar cerita beberapa orang, hal-hal yang mereka lalui.

Aku mencoba yang terbaik untuk membantu tetapi terkadang itu tidak cukup. Suatu hari, begitu sampai di sana aku mendapat kabar bahwa salah satu klienku bunuh diri dan mereka dirawat di rumah sakit.

Aku merasa dunia telah hancur, ini adalah salah satu hari, hari dimana aku gagal sebagai psikolog. tidak benar-benar dalam kondisi pikiran untuk melakukan sesi apa pun.

Tapi aku tahu saya harus melakukannya, ini adalah pekerjaanku dan banyak klien lain membutuhkanku. Jadi aku menguatkan hatiku dan pergi untuk mengambil sesiku.

Sesi segera berakhir. aku segera berlari ke tempat gadis itu diterima. Keluarganya ada di sana, aku pergi dan duduk di luar. aku tahu dalam karier ini kamu seharusnya netral tetapi aku tidak bisa menahannya. Setelah satu atau dua jam dokter keluar dan memberi tahu orang tuanya bahwa mereka tidak dapat menyelamatkannya.

Aku bangun mendatangi orang tua dan meminta maaf kepada mereka. Setelah itu aku langsung menuju mobil, begitu aku di dalamnya bendungannya jebol. Aku menangis seperti bukan apa-apa. Dengan cepat menyeka mataku, aku melaju menuju rumahku.

Aku tahu itu berisiko untuk mengemudi dalam keadaan emosional seperti ini tetapi aku ingin berada di dekat orang tuaku, aku tahu hanya mereka yang bisa memberi saya ketenangan.

Segera setelah aku sampai di rumah, aku pergi menuju ruang kuil dan duduk dengan kepala di kaki patung Shiv Parvati. Dan aku menangis, aku menangis seperti duniaku berakhir dan rasanya seperti itu juga. aku putus asa. aku merasa gagal. Setelah beberapa saat aku tertidur, dan aku tidur di kaki ayah ibuku.


Sebelum tidur, gadis yang menangis itu menggumamkan kata-kata yang mengubah takdirnya "Bawa aku bersamamu Mata" Begitu gadis itu tertidur, cahaya terang datang dari patung...........
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dan disuatu tempat, di lain waktu senyuman terindah menghiasi wajah dewa...

___________
Jangan lupa vote dan komen kalau mau tau lanjutannya

Jangan lupa dukung menulis asli SamWoodss1 vote dan komen 🤗🤗🤗

MAHABARATA TIME TRAVEL (TERJEMAHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang