Bab. 1

5.3K 198 1
                                    

Dibawah guyuran hujan deras, Sofia Zahra berdiri memandangi kuburan ibunya. Baru saja, persis baru saja, sang ibu dikuburkan setelah berjuang melawan penyakit kanker yang dijalaninya. Kini Sofia sebatang kara didunia ini, tanpa siapapun yang peduli padanya lagi. 

"Dia bahkan tidak datang." Bisik Sofia saat menengok, melihat tidak ada lagi siapapun disini selain dirinya. 

Suaminya, Simon Kim Parker, tidak muncul. Bahkan disaat seperti ini, dia tidak memperlihatkan sedikitpun kepedulian, atau setidaknya pura-pura peduli. 

"Lihatlah, ibu." Pada kuburan Linda sang ibu. "Anak asuh kesayangan ibu itu bahkan tidak muncul disaat terkahir ibu."

Linda adalah ibu asuh alias babysitter Simon sejak bayi. Bahkan sebelum Sofia lahir, Simon sudah diurus oleh Linda. Setelah Sofia lahirpun, Linda jauh lebih banyak meluangkan waktu dengan Simon daripada Sofia. Linda mengasuh Simon hingga berusia dua puluhan tahun. 

Tapi Simon hanya menganggap Linda sekedar pelayannya. Tidak lebih, tidak istimewa sama sekali. Begitu Linda sakit, Simon membiarkan Linda dirawat dirumah sakit terbaik di negri ini, tapi tidak sedikitpun dia muncul untuk menjenguk atau bertanya 'bagaimana kondisi Linca'. Sampai ibu meninggal, batang hidungnya tidak kelihatan. 

"Ibu menyia-nyiakan waktu ibu untuk bajingan itu." Sofia mengusap-usap batu nisan Linda dengan air mata yang terus meleleh. 

Kemarahan dan kesedihan bercampur di dadanya tanpa bisa dicegah. 

Simon Kim Parker, suaminya, pria itu bahkan tidak berterimakasih atas semua jasa yang ibunya lakukan. Dan haruskah Sofia juga ceritakan bagaimana dia tidak pernah menghargai Sofia?"

Karena Sofia anak pelayan, Simon tidak pernah sedikitpun mau tahu tentang pendapatnya. Simon menikahi Sofia karena BUTUH. Dia butuh istri, karena kalau tidak menikah maka dia akan dijodohkan. Daripada menikahi wanita dari luar yang tidak bisa dia atur, tidak bisa dia kendalikan, lebih baik dia menikahi SOfia yang seorang anak pelayan. Sofia tidak punya apa-apa untuk melawan Simon dan kekuasaannya. Sofia cuma seperti pajangan yang bebas Simon taurh dimana saja dia mau. 

Sofia selama ini bertahan karena Linda. Demi Linda. Tapi sekarang sudah tidak ada alasan lagi.

Linda sudah pergi. 

Sudah waktunya Sofia bercerai. 

***

Sofia kembali ke kediaman Parker dengan pakaian basah, bekas kehujanan. Tetesan air membasahi lantai sepanjang Sofia berjalan, tapi Sofia tidak peduli. Anak pelayan sepertinya paling tidak ia tetap istrinya Simon Kim Parker. Bertingkah seenaknyasaat ia sedih boleh kan?

Di depan pintu ruang kerja, Sofia mengetuk. 

"Simon." Panggilnya. "Ini aku."

Ada heningn sebentar sebelum Simon didalam berkata. "Masuklah."

Sofia mendorong pintu, melangkah masuk dengan air menetes. 

Simon duduk di kursi kerjanya, menunduk pada pekerjaan seolah tidak perlu bagi dia melihat Sofia. Alex, asistennya yang melihat Sofia dan air dilantai. 

"Simon." 

"Sampaikan keperluanmu, istriku." Kata pria itu datar tak ingin basa-basi.

"Ibuku meninggal."

"Aku tahu."

Bibir Sofia bergetar hebat. Dia tahu hah? Dia tahu tapi tidak peduli, begitu?

"Ayo bercerai."

Pria itu sejenak berhenti bergerak. 

"Aku mau bercerai, Simon." 

"..."

Bunga yang BerseriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang