Bab. 10 (18+)

2.4K 96 0
                                    

Simon menjatuhkan kepalanya ke belakang, bersandar seraya menarik napas dalam-dalam. Sekarang sudah waktunya makan siang, jadi Simon bisa sedikit lepas dari pekerjaannya. Beberapa saat kemudian, Alex datang dengan nampan makan siangnya. 

"Tuan muda, nona Bella meminta makan siang bersama anda."

"Aku sedang tidak minat bebasa-basi, Alex."

"Kalau anda menolak terus, nona Bella mungkin akan mengadu pada tuan Abraham."

Simon berdecak. Kenapa pula Bella jadi mengganggunya begini? Simon memang tahu Bella itu manja dan hidup sebagai tuan putri kesayangan orang tuanya. Tapi, kenapa Bella malah sibuk meminta waktu Simon?

"Beritahu dia aku akan meluangkan waktu makan malam."

Setelah makan malam dia akan puas kan? Entah apa maunya yang jelas Simon tidak mau diganggu lama-lama. 

***

Bella langsung tersenyum lebar begitu Simon datang. Meskipun Simon agak terlambat 20 menit, setidkanya dia meluangkan waktu untuk datang. 

"Duduklah, kak. Kakak pasti capek bekerja seharian."

Simon duduk tanpa membalas, tanpa basa-basi meraih cangkir teh tawar yang di tuangkan oleh pelayan. 

"Kakak selalu bekerja sekeras ini? Katanya kakak bahkan tidak keluar dari ruang kerja untuk makan siang."

"Ya, makan siang di luar ruang kerjaku rasanya terlalu buang-buang waktu." Jawab Simon. 

"Kakak pasti capek," Kata Bella, sembari mengusap-usap lengan Simon. Simon diam saja. Dibiarkan saja Bella menyentuhnya karena terlalu merepotkan kelau ditepis. 

"Jadi, Bella, sebenarnya kenapa kamu memanggilku?" Tanyanya langsung pada inti. "Hal penting apa yang kamu mau bicarakan?"

"Aku cuma mau menghabiskan wantu dengan kakak. Memangnya tidak boleh aku minta waktu ditemani makan oleh kakak sepupuku sendiri?"

Sorot mata Simon langsung dingin. Jika ada hal di dunia ini yang Simon paling benci, itu adalah meluangkan waktu tanpa urusan jelas. Bahkan pada Abraham dirinya tidak memberi waktu kecuali ada urusan, tapi gadis ini memanggilnya tanpa urusan sama sekali?

"Kakak tidak mengerti ya?" Gadis itu mengulurkan tangannya, menggelitik dagu Simon. "Kakak seperti orang kaku saja. Seorang gadis mendekat dan kakak malah sibuk bertanya apa tujuannya?"

Simon tersentak. Jangan bilang dari tadi dia bermaksud merayu?

Belum sempat Simon berpikir, Bella sudah beranjak, tiba-tiba menjatuhkan diri ke pangkuan Simon. Simon tertegun kaget, terlebih Bella secara berani menarik wajahnya mendekat, membuat napas mereka beradu. 

"Kakak terlalu sibuk bekerja." Gumam Bella di bibirnya, "sampai-sampai lupa kalau kakak butuh ketenangan sedikit."

"Bella." Desis Simon. "Apa-apaan ini? Turun dari pangkuan sekarang juga."

"Hmmm, tidak mau."

"Bella-"

"Ssshhh, kakak nikmati saja."

Tubuh Simon meremang saat gadis itu meletakkan kecupan lembut di rahangnya. Dia secara konsisten mengecup kulit Simon hingga turun ke lehernya, melucuti kancing bajunya satu persatu sambil sesekali meniupkan napas panas. Persis sebelum Bella menarik kemejanya naik, Simon mencengkram tangan perempuan itu. 

Napas Simon naik-turn, sebagai pria normal tentu saja ia terpancing. Apalagi sejak beberapa waktu terakhir Simon sama sekali tidak punya waktu menghabiskan malam dengan wanita. Memang ada nafsu besar dalam dirinya yang sudah lama tidak terpuaskan. Tapi...

Bunga yang BerseriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang