Bab 50: Blood Water

32 5 3
                                    

Disebuah koridor yang menghubungkan ruangan staf dan gudang.

Seorang prajurit berjalan mendekati seorang prajurit wanita yang membelakanginya.

Prajurit IL 1: sudah selesai?

???: sudah, baru saja

Prajurit IL 1: yah...aku kira kamu akan membutuhkan bantuan ku

???: maaf karena membuatmu menunggu cukup lama

Prajurit IL 1: tak apa (melihat prajurit yang terbaring), apa tidak apa membiarkan tubuh mereka disini?

???: tidak apa, lagi pula ini dibutuhkan untuk menghancurkan mental mereka

Prajurit IL 1: oi...Erine

(Erine Buwotch)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Erine Buwotch)

Prajurit wanita itu lalu membalikkan badannya dan tersenyum, bajunya bersimbah darah segar dan terlihat dibelakangnya terdapat beberapa orang dari pasukan marinir yang melakukan penyerbukan.

Erine: ada apa, apakah saya melakukannya secara berlebihan?

Prajurit IL 1: lebih baik kamu meninggalkan 1 untukku

Erine: eh... (Memerengkan kepalanya)

Prajurit IL 1: percuma saja aku menyiapkan rifle ku jika semua orang yang ada disini dibunuh oleh mu

Erine: eh...jadi kamu iri ya? (Menunjuk kearah prajurit)

Prajurit IL 1: bukannya iri, tapi bosen saja (menyilangkan tangannya) setiap aku menuju suara tembakan semuanya sudah selesai, gak hanya waktu ini aja saat latihan juga

Ernie: jangan murung gitu dong, nanti kamu gak keren lagi Alain, apa kamu iri karena perempuan seperti ku lebih baik daripada kamu? (Tersenyum)

Alain: aku bukan anak kecil, jadi tak usah menggodaku seperti anak kecil, dan bagi pria sejati tidak akan pernah malu dan iri jika dikalahkan oleh seorang wanita

Erine: meskipun begitu, aku masih menganggap mu adik kecil ku

Alain: dasar, wanita aneh...

Ditengah candaan itu, salah satu prajurit marinir Northern Nation rupanya masih hidup.

Prajurit NN 1: siapa mereka sebenarnya, wanita itu kenapa dia sangat kuat, pergerakannya bukan lagi manusia, langsung menerjang kami tanpa kesulitan sama sekali dan mengalahkan kami semua, siapa dia? (Kesakitan)

Prajurit itu kemudian berusaha sekuat tenaga untuk mengambil pistol yang ada disampingnya, dengan sisa-sisa kekuatannya ia mencoba untuk menodongkan pistolnya.

Prajurit NN 1: jika aku bisa membunuh wanita itu, maka musuh yang harus dihadapi oleh rekan-rekan kami akan berkurang (kesakitan)

Perlahan tapi pasti ia berhasil mendapatkan pistol itu, ia kemudian menodongkan pistolnya kearah Erine dan bersiap untuk menembak.

Modern Warship In Another World (Azur Lane)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang