Bagian 44

845 16 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sepasang mata sayu nan indah, tengah serius menatap sosok mungil di kaca inkubator dari balik jendela ruangan NICU yang transparan. Sudut bibir wanita tersebut lalu terangkat naik. Masih tak percaya bahwa kini dia telah menjadi seorang ibu seutuhnya.

Kebahagiaannya bertambah kala Putra kecilnya yang begitu dia nantikan hampir 9 bulan itu, telah hadir kedunia beberapa jam lalu. Meskipun disisi lain dia juga harus menerima dua kenyataan pahit sekaligus yaitu, putranya lahir dalam kondisi prematur dan tanpa sosok seorang Ayah.

Sebab kelahiran bayi kecilnya itu lebih cepat dari perkiraan, dengan bobot badan hanya 2,3 kilogram atau Berat badan lahir rendah ( BBLR ). Sehingga kini harus menjalani perawatan lebih intensif lagi dibanding bayi normal lainnya.

"Selamat ya Nar, Lo udah jadi seorang ibu sekarang. Gue ikut haru dan senang liatnya," ujar Rhea mengulas senyum haru. Sedari tadi berdiri disebelah kursi roda yang diduduki Nara.

Nara berpaling kearah Rhea dan mengangkat sudut bibirnya "Thanks ya, Rhe! Selama ini Lo juga selalu ada buat gue," Pungkas Nara dengan tatapan sulit diartikan.

"Lo gak usah berterima kasih kali Nar, kita kan sahabat yang selalu ada buat saling berbagi keluh kesah," Sahut Rhea, merangkul pundak sahabatnya itu, namun Nara tidak menggubris perkataan Rhea dan hanya terdiam sesaat. Seolah tengah memikirkan sesuatu.

"Kalau gitu Lo harus janji sama gue, Rhe!"

Rhea yang awalnya memandang lurus kedepan, seketika menoleh pada Nara dengan Alis saling bertaut, bingung.

"Janji apa, Nar?!" tanyanya lagi.

"Lo bakal ngerawat anak gue dan menyayangi dia seperti anak kandung Lo sendiri Rhe, sampai kelak dia besar nanti, apapun yang terjadi," ucap Nara, seolah tengah menyampaikan suatu pesan tersirat.

Rhea semakin tidak mengerti. Dia berpaling dan berjongkok di depan sahabatnya itu. "Maksud Lo apa sih Nar, bicara kayak gitu! Kayak mau pergi jauh aja. Udah nggak usah ngomong aneh-aneh, deh ! Lebih baik sekarang Lo fokus sama anak Lo dulu. Nggak usah mikirin macem-macem!!"

Walau Rhea berkata demikian dengan nada kesal tapi percayalah dalam hatinya turut dilanda perasaan gundah dan khawatir. Pasalnya dia kembali diingatkan oleh ayahnya dulu sebelum beberapa saat dikabarkan meninggal dunia.

"Gue gak bahas aneh-aneh kok Rhea sayang! gue cuma mau Lo janji aja sama Gue," tepis Nara seraya terkekeh namun kali ini terkesan dipaksakan.

Mau tak mau Rhea mengikuti keinginan Nara. Dia mengangguk lemah dihadapan Sahabatnya itu.

Nara pun bisa tersenyum. Kini dia tak menyahut lagi dan hanya termenung. Memandangi bayinya didalam sana yang sepertinya begitu menikmati tidurnya.

𝗜𝗺𝗽𝗿𝗼𝗽𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗿𝗶𝗮𝗴𝗲  [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang