Bab 47: Fire

255 53 9
                                    

Sepasang kekasih itu saling bersenda gurau sambil berjalan di tepi Sungai Han. Hari masih pagi buta, sepasang kekasih tersebut baru saja selesai melakukan kegiatan mereka di sebuah motel yang tidak jauh dari Sungai Han.

Semalaman mereka mabuk di sebuah klub malam, lalu setelahnya mereka melakukan kegiatan panas sampai tidak sadar waktu berlalu dan pagi pun datang. Maka dari itu, mereka terburu-buru pulang karena pukul delapan pagi nanti mereka akan bekerja.

Si wanita memicingkan matanya ketika dia melihat sesuatu di Sungai Han. Wanita itu sampai menepuk pelan pundak si pria karena dia yakin sekali ada sesuatu yang aneh mengambang di Sungai Han.

"Chagiya, apa kau lihat itu?" ucap si wanita sehingga si pria yang sedang membalas pesan rekan kerjanya, menoleh ke arah jari telunjuk si wanita.

Pria itu memicingkan matanya. Dia pun berjalan mendekati Sungai Han diikuti oleh si wanita yang jadi penasaran benda apa yang mengapung di sungai tersebut.

"Sepertinya itu baju?" gumam si pria, dia berjalan semakin dekat.

Tapi, setelahnya pria itu berteriak ketakutan, dia sampai terjatuh ke belakang dan tidak ada tenaga untuk berdiri karena menyadari apa yang dia lihat.

"T-Telepon polisi!" seru pria tersebut membuat si wanita mengernyitkan alisnya.

"Memangnya apa yang kau li-"

"Jangan dilihat!" seru si pria sambil menutup mata pacarnya menggunakan tangannya.

"I-Itu mayat..."

***

Na Jaemin membuka matanya dengan susah payah. Dia mendesis kesakitan karena kepalanya berdenyut menyakitkan. Jaemin sampai sulit memfokuskan pandangannya karena kepalanya seperti dihantam oleh palu.

Ketika pandangan mata Jaemin mulai fokus, dia menyadari kalau dia berada di sebuah tempat yang tidak ia ketahui. Ruangan tersebut begitu pengap dan hanya ada cahaya dari celah-celah ventilasi.

Ketika Jaemin hendak berdiri, dia baru menyadari kalau dia tidak bisa bergerak. Jaemin terkesiap. Dia terbelalak ketika menyadari kalau dia duduk di kursi dalam keadaan kaki serta tangan terikat kuat di kursi itu. Dia berusaha melepaskan diri tetapi tidak bisa. Jaemin berteriak meminta pertolongan tetapi hanya sepi yang menjawab teriakan Jaemin.

"Sial!"

Jaemin berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya sehingga dia berada di tempat seperti ini.

Jaemin terdiam, ketika dia mengingat bahwa saat itu dia masuk ke ruang rawat Renjun. Dia hendak menyerang Renjun tetapi sayangnya Renjun justru menyerang Jaemin.

Jaemin menggertakkan giginya ketika dia teringat senyum meremehkan dari Renjun sebelum anak itu menjedotkan kepala Jaemin ke lantai dengan sangat keras sehingga Jaemin langsung kehilangan kesadarannya.

"Aku akan membunuhmu Huang Renjun!"

Amarah Jaemin sudah tidak bisa ia bendung lagi. Dia berusaha melepaskan tali di tangan dan kakinya. Dia harus keluar dari sini supaya dia bisa membunuh Renjun dengan kedua tangannya sendiri.

Namun, ketika Jaemin sibuk melepaskan diri, pintu kayu yang awalnya tertutup itu pun terbuka, menampakkan sosok Tuan Huang bersama dengan dua orang berbadan tinggi dan besar yang menggunakan setelan formal berwarna hitam.

"Kau tidak akan pernah bisa membunuh anakku" ucap Tuan Huang yang menyeret salah satu kursi di sana lalu ia taruh di depan Jaemin.

[FF NCT DREAM] The Rotten AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang