Bab 43: Don't Worry

253 38 7
                                    

Na Jaemin mendengus setelah dia membaca artikel tentang Mark Lee. Dia tidak tahu mengapa CCTV yang memperlihatkan bagaimana Mark menembak Renjun bisa tersebar bahkan seluruh orang di Korea Selatan ini tahu mengenai hal tersebut.

Mungkin saja, semua yang menjalani kerja sama bisnis dengan Keluarga Lee juga mengetahui hal ini.

Jaemin kembali mencari artikel tentang Mark, dia membaca satu artikel yang berisi tentang Mark yang berteriak seperti orang kesetanan dan terus berseru kalau dia dijebak.

Jaemin sampai geleng-geleng kepala setelah dia menonton video di mana Mark memberontak masuk ke dalam mobil polisi dan terus mengatakan kalau dia dijebak oleh Huang Renjun.

"Memangnya apa yang bisa anak pembantu itu lakukan? Sudah jelas ini pasti rencanamu, Mark Lee" ucap Jaemin sambil berdecak beberapa kali.

Jaemin pun membuka artikel mengenai Haechan. Artikel itu menuliskan bagaimana Haechan membatalkan konser secara sepihak dan membuat semua fans nya merasa rugi, apalagi dengan fans yang berasal dari luar Korea Selatan.

Kebanyakan mereka menuntut ganti rugi dan ada yang sampai datang ke perusahaan utama Keluarga Lee karena menginginkan uang mereka kembali.

"Waaah, sepertinya, aku hanya perlu duduk tenang sambil melihat keluarga ini perlahan hancur, bukan?" ucap Jaemin yang menyeringai kecil.

"Mana bisa begitu, Na Jaemin. Kau juga harus bergerak dan mengikuti alur permainan."

Jaemin sampai mengusap dadanya karena terkejut. Karena terlalu fokus membaca artikel tentang Mark dan Haechan, dia sampai tidak sadar kalau pintu ruang rawatnya terbuka dan menampakkan sosok Chenle bersandar di ambang pintu.

Tunggu, Zhong Chenle?

"Bagaimana bisa kau ada di sini?!" seru Jaemin sambil menunjuk Chenle yang kedua sudut bibirnya melengkung ke bawah karena melihat reaksi Jaemin.

"Kenapa reaksimu seperti itu? Seharusnya kau senang melihatku ada di sini" ucap Chenle lalu dia menggeser pintu itu sehingga kembali tertutup seperti tadi.

Chenle berjalan mendekati Jaemin yang menatap Chenle dengan begitu waspada.

"Kekekek, ternyata Tuan Huang menghajarmu habis-habisan!" ucap Chenle sambil menepukkan tangannya satu kali. Dia terlihat antusias sambil memperhatikan beberapa luka di wajah Jaemin.

Jaemin berdecak, "Padahal yang aku lakukan hanya mengurungnya di gudang" gerutu Jaemin.

"Hanya katamu?"

Jaemin tertegun karena mendengar nada suara Chenle yang berubah berat dan dingin. Jaemin menoleh dan mendapati Chenle menatapnya dengan raut dinginnya.

Chenle duduk di pinggir tempat tidur Jaemin.

"Hei, Renjun bisa mati di sana kalau saat itu Tuan Huang tidak segera menemukannya. Semua luka ini, kau pantas mendapatkannya Na Jaemin" ucap Chenle membuat Jaemin menatap anak itu dengan nyalang, kedua tangannya terkepal kuat.

"Aku tidak pantas mendapatkan semua ini, bagiku, Tuan Huang sudah keterlaluan dan dia akan mendapatkan balasannya" geram Jaemin.

"Dia bukanlah siapa-siapa tanpa Lee Huisang. Dan setelah Keluarga Lee hancur, disaat itulah aku akan menghancurkan Keluarga Huang."

Chenle terdiam. Dia menatap Jaemin yang mengucapkan semua kalimat itu dengan penuh dendam.

"Pfft...., hahahahahah, HAHAHAHAHA HAHAHAHAHAHA, SIAL! KAU INI LUCU SEKALI!"

Jaemin menatap datar Chenle yang tertawa terpingkal-pingkal. Chenle sampai mengusap sudut matanya yang berair.

Chenle menepuk pelan pundak Jaemin sambil tersenyum lucu.

[FF NCT DREAM] The Rotten AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang