Rumah Berhantu 3

2.7K 57 0
                                    


Pagi menjelang, tetapi keheningan masih menyelimuti rumah keluarga Santoso. Mereka terbangun di ruang tamu, mencoba mengumpulkan keberanian setelah malam yang penuh kengerian. Meskipun Pak Marwan telah berhasil mengusir roh jahat itu, perasaan tidak nyaman masih menyelimuti mereka. Seakan-akan ada sesuatu yang belum selesai, sesuatu yang masih mengintai dari kegelapan.

Pak Santoso memutuskan untuk membicarakan masa depan mereka. "Kita nggak bisa terus-terusan tinggal di sini," katanya dengan nada tegas. "Aku pikir, sudah saatnya kita pindah. Rumah ini bukan tempat yang aman buat kita."

Ibu, yang biasanya optimis, kali ini setuju. "Aku juga ngerasa begitu, Mas. Rumah ini punya terlalu banyak rahasia gelap yang kita nggak tahu. Kita udah coba bertahan, tapi mungkin memang lebih baik kita pergi."

Dito dan Wulan, yang mendengarkan pembicaraan itu, tidak bisa menutupi rasa lega yang muncul. Mereka berdua sudah sangat ingin meninggalkan rumah itu sejak malam pertama mereka diganggu oleh roh jahat. Tapi, sebelum mereka sempat memutuskan apa yang harus dilakukan, suara ketukan di pintu depan mengalihkan perhatian mereka.

Pak Santoso membuka pintu dan menemukan seorang pria tua berdiri di depan rumah. Wajahnya dipenuhi keriput, dan matanya tampak lelah, tetapi ada sesuatu dalam tatapan pria itu yang membuat Pak Santoso merasa perlu mendengarkannya.

"Maaf, Pak," kata pria tua itu dengan suara serak. "Nama saya Pak Dirman. Saya dulunya tinggal di desa ini, dan saya mendengar tentang apa yang terjadi di rumah ini. Saya datang untuk memberi tahu sesuatu yang penting."

Pak Santoso mempersilakan Pak Dirman masuk, dan mereka semua duduk di ruang tamu. Pak Dirman tampak gugup, seolah-olah dia tidak yakin apakah dia harus menceritakan semuanya atau tidak.

"Rumah ini," mulai Pak Dirman dengan suara rendah, "punya sejarah yang kelam. Puluhan tahun lalu, rumah ini milik keluarga Kaya, yang sangat dihormati di desa. Tapi ada tragedi besar yang terjadi di sini. Keluarga Kaya tidak bisa punya anak, dan mereka mengadopsi seorang gadis kecil bernama Rani. Gadis itu tumbuh besar dengan bahagia di rumah ini, tapi ketika dia beranjak remaja, sesuatu yang mengerikan terjadi."

Wulan, yang dari tadi mendengarkan dengan saksama, bertanya pelan, "Apa yang terjadi, Pak?"

Pak Dirman menghela napas panjang sebelum melanjutkan. "Rani mulai mengalami gangguan aneh. Dia mendengar suara-suara, melihat bayangan yang tidak bisa dijelaskan. Keluarga Kaya berusaha mencari bantuan, tapi semua dukun yang datang tidak bisa menyembuhkannya. Suatu malam, Rani menghilang. Mereka mencarinya di seluruh desa, tapi tidak ada yang menemukan jejaknya."

Pak Dirman menelan ludah, tampak enggan untuk melanjutkan ceritanya. "Beberapa minggu kemudian, mereka menemukannya... di dalam rumah ini, tepat di belakang pintu kecil di kamar yang sekarang ditempati Dito. Rani ditemukan tewas dengan cara yang mengerikan, dan sejak saat itu, rumah ini dikatakan berhantu. Roh Rani tidak pernah tenang, karena dia merasa dikhianati oleh keluarganya sendiri."

Ibu menarik napas dalam-dalam, berusaha memahami apa yang baru saja dia dengar. "Jadi, roh yang menghantui kami adalah Rani?"

Pak Dirman mengangguk pelan. "Kemungkinan besar. Rani mungkin merasa terjebak di antara dunia kita dan dunia lain, dan dia marah. Marah karena dia tidak bisa menemukan kedamaian."

Pak Santoso memandang Pak Dirman dengan wajah penuh pertimbangan. "Apakah ada cara untuk membantu Rani menemukan kedamaian? Kami tidak ingin melarikan diri dari masalah ini jika ada cara untuk menyelesaikannya."

Pak Dirman tampak terkejut dengan pertanyaan itu, tetapi dia juga merasa bahwa keluarga Santoso berhak mengetahui kebenaran. "Ada satu cara," katanya dengan hati-hati. "Kalian harus melakukan upacara pemanggilan arwah yang benar, yang bisa membebaskan roh Rani dari keterikatannya dengan rumah ini. Tapi ritual ini sangat berbahaya, dan kalian harus siap menghadapi segala kemungkinan."

CHERI - Kumpulan Cerita Horor dan MisteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang