Shift Malam 1

2.7K 58 0
                                    


Dimas baru saja dapat pekerjaan baru sebagai petugas keamanan malam di sebuah museum tua yang terkenal dengan koleksi artefak kunonya. Gak ada yang spesial dari pekerjaan ini, cuma tugas jaga malam biasa. Tapi, sejak awal, museum ini udah bikin Dimas ngerasa gak enak. Bangunannya tua banget, berdiri kokoh di tengah kota yang udah berkembang pesat, tapi museum ini seolah gak pernah tersentuh zaman. Dinding-dindingnya dipenuhi lukisan-lukisan suram dan patung-patung tua yang terlihat seperti mengawasi setiap gerakannya.

Malam pertama tugas Dimas dimulai dengan santai. Dia duduk di ruang kendali, matanya fokus ke layar-layar CCTV yang menunjukkan berbagai sudut museum. Lampu-lampu neon yang berkedip-kedip dan bunyi mesin pendingin yang berisik jadi satu-satunya hal yang bikin suasana gak terlalu sunyi. Dimas selalu suka kerja sendirian di malam hari, karena gak ada orang yang bakal ganggu. Tapi, malam itu, suasana museum terasa beda.

Waktu udah menunjukkan lewat tengah malam, Dimas mulai ngerasa ada yang aneh. Di salah satu layar CCTV, dia liat ada bayangan yang bergerak. Awalnya, dia pikir itu cuma refleksi cahaya atau mungkin serangga yang nempel di lensa kamera. Tapi, semakin dia perhatikan, semakin jelas bahwa bayangan itu bukan cuma pantulan. Bayangan itu berasal dari salah satu patung di galeri utama.

Dimas ngerasa jantungnya mulai berdetak lebih cepat. "Ah, mungkin gue cuma ngantuk," pikirnya sambil ngucek-ngucek mata. Dia liat lagi ke layar, dan bener aja, patung itu sekarang balik ke posisi semula, diam seperti biasa. Tapi, perasaan aneh itu gak pergi. Ada sesuatu yang bikin Dimas ngerasa gak nyaman, seperti ada yang ngawasin dia dari balik layar.

Malam itu berakhir tanpa insiden lebih lanjut, dan Dimas mencoba meyakinkan dirinya sendiri kalau semua itu cuma khayalan. Tapi, di malam kedua, kejadian aneh itu mulai berulang, dan kali ini lebih nyata. Dimas lagi-lagi ngeliat patung yang sama bergerak di layar CCTV. Kali ini, patung itu gak cuma bergerak sedikit. Patung itu bener-bener berbalik menghadap kamera, seolah-olah sadar kalau Dimas lagi ngeliatin dia.

Dimas ngerasa bulu kuduknya berdiri. Dia langsung ngeluarin ponselnya dan mencoba menghubungi atasannya, tapi gak ada sinyal. "Sial, di tempat kayak gini, sinyal emang suka ilang," gumamnya dengan frustrasi. Akhirnya, Dimas memutuskan untuk ngecek langsung ke galeri utama. Dia bawa senter dan tongkat keamanan, meskipun dia sendiri gak yakin bakal ngadepin apa.

Saat Dimas tiba di galeri utama, suasana terasa lebih mencekam dari biasanya. Patung-patung berdiri berjajar di sepanjang ruangan, semuanya terbuat dari batu dengan detail yang sangat halus. Mata mereka yang kosong seolah-olah menatap langsung ke dalam jiwa Dimas. Dengan hati-hati, Dimas mendekati patung yang tadi dia lihat di CCTV. Patung itu tetap diam, tapi Dimas bisa ngerasa ada sesuatu yang gak bener. Udara di sekitar patung itu terasa lebih dingin, dan Dimas bisa ngerasa ada hawa aneh yang menyelimuti.

Tanpa peringatan, lampu-lampu di galeri utama tiba-tiba mati, meninggalkan Dimas dalam kegelapan total. "Apa-apaan ini!" teriaknya, mencoba mencari tombol senter di sabuknya dengan tangan gemetar. Saat akhirnya dia berhasil menyalakan senter, dia langsung menyadari sesuatu yang bikin darahnya membeku—patung yang tadi dia cek, udah gak ada di tempatnya.

Dimas panik. Dia nyorotkan senter ke seluruh ruangan, nyari patung yang hilang itu, tapi gak ketemu. Dengan napas tersengal-sengal, dia mutusin untuk balik ke ruang kendali, berharap bisa ngeliat sesuatu di layar CCTV yang bisa ngebantu. Tapi, sebelum dia bisa melangkah lebih jauh, dia denger suara langkah kaki di belakangnya. Langkah kaki yang berat dan berirama, seperti suara batu yang diseret di lantai.

Dia berbalik perlahan, dan di sana, tepat di depan pintu keluar galeri, berdiri patung itu—patung yang tadi hilang. Tapi, sekarang patung itu gak lagi di posisi semula. Patung itu berdiri menghadap Dimas, dengan wajah yang dingin dan mata yang seperti hidup. Jantung Dimas berdebar kencang. Ini gak mungkin cuma imajinasi. Sesuatu yang aneh dan jahat sedang terjadi di museum ini.

CHERI - Kumpulan Cerita Horor dan MisteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang