PROLOG 7 - Desa yang Hilang

2.7K 59 0
                                    


Malam itu, hujan turun dengan deras, membasahi jalanan kota yang sepi. Di tengah kegelapan, sebuah perpustakaan tua berdiri kokoh, terselubung oleh kabut tebal yang menambah suasana misterius. 

Bangunan itu terlihat seperti terlupakan oleh waktu, dengan jendela-jendela yang tertutup debu dan pintu kayu yang berderit setiap kali diterpa angin. Hanya sedikit orang yang tahu bahwa di dalam perpustakaan itu tersimpan banyak rahasia—rahasia yang telah terkubur selama berabad-abad, menunggu untuk ditemukan oleh mereka yang cukup berani untuk mencarinya.

Dr. Hadi, seorang sejarawan yang dikenal dengan ketekunannya dalam menelusuri jejak masa lalu, tidak pernah membayangkan bahwa malam ini akan menjadi awal dari petualangan paling menakutkan dalam hidupnya. 

Selama bertahun-tahun, ia telah menghabiskan waktu menyelidiki teks-teks kuno, mencari petunjuk tentang peradaban yang hilang dan legenda yang terlupakan. 

Namun, pencariannya malam itu bukanlah sekadar upaya akademis. Ada sesuatu yang lebih mendalam, sesuatu yang menariknya ke dalam dunia yang tidak pernah ia bayangkan.

Saat Dr. Hadi melangkah masuk ke dalam perpustakaan, suara hujan yang deras di luar segera tenggelam dalam keheningan yang mencekam. Rak-rak tinggi yang penuh dengan buku-buku tua menjulang di sekelilingnya, seolah-olah mengawasinya dengan mata yang tak terlihat. Cahaya lampu yang redup memantulkan bayangannya di lantai kayu yang licin, menciptakan ilusi gerakan yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

Ia berjalan perlahan, menyusuri koridor yang sempit, merasakan aura mistis yang memenuhi ruangan. Di ujung koridor, matanya tertuju pada sebuah buku yang tergeletak di atas meja, seolah-olah baru saja ditinggalkan oleh seseorang. Kulit buku itu tampak kusam, dengan warna coklat tua yang hampir hitam, dan tulisan beraksara kuno yang sulit dibaca menghiasi sampulnya. Tanpa sadar, Dr. Hadi merasakan dorongan kuat untuk membuka buku tersebut, meskipun instingnya memberitahunya bahwa ia mungkin tidak siap untuk apa yang akan ia temukan di dalamnya.

Dengan tangan gemetar, ia meraih buku itu dan membukanya perlahan. Di dalamnya, ia menemukan sebuah peta kuno yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, peta yang menunjukkan lokasi yang tidak terdaftar di peta modern mana pun—sebuah desa yang tersembunyi di jantung hutan yang lebat. Desa itu tidak memiliki nama yang dikenal, hanya disebut sebagai "Desa Bayangan."

Pikiran Dr. Hadi mulai berpacu. Desa ini, yang tampaknya telah hilang dari sejarah, mungkin menyimpan rahasia besar yang terlupakan oleh dunia. Mungkinkah desa ini adalah kunci untuk memahami peradaban kuno yang telah lama hilang? Atau mungkin ada sesuatu yang lebih gelap, sesuatu yang tidak pernah dimaksudkan untuk ditemukan?

Namun, di balik rasa penasaran yang membara, ada perasaan takut yang tidak bisa ia abaikan. Ada sesuatu yang tidak beres dengan peta ini, sesuatu yang membuatnya merasa bahwa ia tidak seharusnya berada di sini, menyentuh buku ini, membuka rahasia yang telah terkubur selama berabad-abad. Tapi rasa ingin tahunya terlalu kuat untuk diabaikan. Dr. Hadi tahu bahwa ia harus menemukan desa ini, apapun resikonya.

Saat ia menutup buku itu dan memasukkannya ke dalam tasnya, Dr. Hadi tidak menyadari bahwa dari balik rak buku, sepasang mata yang tak terlihat sedang mengawasinya, mengikuti setiap gerakannya dengan penuh perhatian. Malam itu, saat ia meninggalkan perpustakaan dengan peta di tangannya, nasibnya telah terikat dengan sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang pernah ia bayangkan.

Perjalanan Dr. Hadi menuju desa yang hilang baru saja dimulai, dan ia belum tahu bahwa apa yang menunggunya di sana bukan hanya rahasia masa lalu, tetapi juga kegelapan yang telah menunggu untuk dilepaskan. Sebuah kegelapan yang akan menguji batas-batas keberaniannya, dan mengungkap kebenaran yang tersembunyi di balik bayangan—kebenaran yang mungkin akan membawanya menuju kehancuran atau pembebasan.

Dalam kegelapan malam yang semakin pekat, perpustakaan tua itu kembali tenggelam dalam keheningan, sementara Dr. Hadi melangkah keluar menuju petualangan yang akan mengubah hidupnya selamanya. Ia tidak tahu bahwa ia baru saja membuka pintu ke dunia yang tidak pernah bisa ia tutup kembali—dunia di mana bayangan masa lalu menunggu untuk kembali menguasai, dan di mana ia akan dipaksa untuk menghadapi ketakutan terdalamnya.

Saat hujan semakin deras di luar, bayangan-bayangan di dalam perpustakaan mulai bergerak, seperti tersentuh oleh kehadiran sesuatu yang asing. Mereka tahu bahwa seseorang telah menemukan peta itu, dan mereka tahu bahwa waktunya telah tiba. Sementara Dr. Hadi berjalan ke arah takdir yang tidak bisa dihindari, bayangan-bayangan itu bersiap untuk kembali hidup, menyambutnya di desa yang telah lama hilang dari sejarah, tetapi tidak pernah benar-benar hilang dari ingatan.

CHERI - Kumpulan Cerita Horor dan MisteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang