Malam itu, hujan turun deras, menghantam jendela kamar Nadia dengan suara yang menenangkan dan ritmis. Tapi di dalam kamarnya, Nadia merasakan ketegangan yang semakin pekat, menekan dadanya seolah-olah ruangan itu semakin menyempit. Di sudut kamarnya, boneka Clara duduk tak bergerak, matanya yang retak tampak lebih gelap daripada biasanya, seakan menyerap cahaya yang ada.
Nadia tahu bahwa ada sesuatu yang berbeda malam ini. Ada rasa takut yang lebih dalam, lebih gelap, dan lebih tak terdefinisikan dibandingkan malam-malam sebelumnya. Ia tidak lagi merasa hanya diikuti atau diawasi—kali ini, ia merasa benar-benar terjebak. Seolah-olah kekuatan yang tak terlihat telah mengunci dirinya di kamar ini bersama dengan sesuatu yang jauh lebih berbahaya.
Dengan hati-hati, Nadia bangkit dari tempat tidurnya. Setiap gerakan terasa lambat dan berat, seolah-olah tubuhnya enggan mengikuti perintah. Suara bisikan yang pelan, hampir seperti tangisan, terdengar lagi, kali ini lebih dekat, lebih nyata.
"Temani aku..." suara itu bergema, lebih jelas dari sebelumnya, seolah-olah berasal dari dalam kepalanya. Nadia merasa dunia di sekitarnya berputar. Boneka Clara, yang tampak tak berbahaya beberapa jam yang lalu, kini tampak penuh dengan aura ancaman yang nyata.
Nadia mencoba mengingat instruksi dari paranormal yang baru saja ia temui. Pria tua itu memberinya sebuah mantra sederhana yang katanya bisa membantu menenangkan roh yang gelisah. Namun, saat ini, Nadia tidak bisa mengingat kata-kata yang benar. Kepalanya terlalu penuh dengan suara-suara dan rasa takut yang mencekik.
Ia meraih senter di meja samping tempat tidur dan menyalakannya, mencoba menerangi kegelapan yang tampak semakin padat di sekelilingnya. Namun, cahaya senter itu hanya membuat keadaan menjadi lebih menyeramkan. Bayangan boneka Clara yang dipantulkan ke dinding terlihat lebih besar, lebih mengerikan, seolah-olah boneka itu sedang menyeringai dengan cara yang tidak mungkin dilakukan oleh benda mati.
Saat Nadia melangkah lebih dekat, boneka itu tiba-tiba jatuh dari tempatnya dan mendarat dengan suara keras di lantai kayu. Nadia tersentak mundur, jantungnya berdegup kencang. Ia merasa bahwa sesuatu di dalam ruangan ini bergerak dengan kehendak sendiri, sesuatu yang jauh di luar kendali.
"Clara...," bisik Nadia dengan suara bergetar, "Aku tahu kamu di sini... Tolong, biarkan aku membantu."
Namun, saat itu, suara berbisik berubah menjadi jeritan yang menusuk telinga. Nadia terjatuh ke lantai, menutup telinganya dengan tangan, tapi suara itu semakin keras, memenuhi pikirannya dengan rasa sakit yang tak tertahankan.
"Cukup!" teriak Nadia, suaranya pecah di tengah-tengah jeritan yang menggema di kepalanya. Ia berusaha berdiri, tetapi kakinya lemas, dan seluruh tubuhnya gemetar hebat. Di tengah kepanikan, ia melihat boneka Clara perlahan-lahan bergerak mendekatinya, menyeret dirinya di atas lantai dengan cara yang tidak masuk akal.
Nadia merangkak mundur, matanya tidak bisa lepas dari boneka yang tampaknya semakin mendekat dengan setiap detik. Jeritan itu berubah menjadi tawa yang mengerikan, dan dalam sekejap, Nadia merasa ruangan itu dipenuhi dengan bayangan yang berputar-putar di sekelilingnya. Suara tawa dan tangisan bercampur, menggema dari dinding-dinding yang semakin terasa dekat dan menekan.
Ketika boneka Clara akhirnya berhenti bergerak tepat di depan Nadia, sesuatu yang dingin dan gelap menyelimutinya, menghisap seluruh cahaya dari sekeliling. Nadia merasa dirinya mulai kehilangan kesadaran, tetapi sebelum semuanya menjadi gelap, ia melihat sosok lain muncul dari bayang-bayang. Itu adalah seorang anak perempuan, dengan wajah pucat dan mata yang hampa, menatap langsung ke dalam jiwanya.
Anak itu adalah Clara, tapi wajahnya tidak menunjukkan belas kasihan. Mata Clara yang kosong dipenuhi oleh kebencian, kesedihan, dan amarah yang mendalam. Nadia tahu bahwa arwah ini tidak hanya mencari teman—ia menginginkan sesuatu yang lebih gelap, lebih menakutkan. Ia menginginkan seorang pengganti.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERI - Kumpulan Cerita Horor dan Misteri
TerrorMalam menyelimuti bumi di berbagai belahan dunia, membawa kegelapan yang tidak hanya menutupi langit, tetapi juga menyelimuti kisah-kisah yang tak terungkapkan. Di balik setiap benua, tersembunyi cerita-cerita yang tidak pernah diucapkan dengan kera...