3. Menemukan Teman

62 8 0
                                    

Enigmatic You|Bagian 3|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enigmatic You
|Bagian 3|

•••

Nalen berjalan lesu sambil sesekali memegangi dadanya, menatap langit yang mulai gelap menandakan sebentar lagi malam akan tiba dan Nalen belum menemukan tempat untuk tinggal.

Matanya menelisik ke arah jalanan mencoba mencari bus atau angkutan umum lainnya namun yang ia lihat hanyalah sepeda motor yang memenuhi jalanan.

"Permisi pak, bus untuk keluar kota biasanya lewat jam berapa ya?" tanya Nalen pada pria paruh baya yang berpas pasan dengannya.

"Oh kalau jam segini udah nggak ada bus dek, terakhir itu udah jam 5 sore. Mendingan kamu nunggu bus besok pagi aja sekitar jam 6, di terminal deket sini. Maklum lah dek kota kecil, jarang orang naik bus jam segini" jelas bapak bapak itu.

"Oh ya sudah terima kasih pak" jawab Nalen.

"Kamu memang mau kemana? Ini udah jam 6 sore lho, muka kamu juga pucat gitu. Apa mau bapak belikan makanan?" tawar bapak itu.

"Eh nggak usah pak, saya cuma ke rumah saudara saya, tapi kayaknya saya nyasar. Nanti saya coba hubungi saudara saya, terimakasih atas tawaran nya pak" jawab Nalen dengan sopan.

"Oh yasudah hati hati ya nak, jam segini banyak orang jahat"

"Iya pak, saya permisi dulu"

Nalen pun mulai melangkah kan kakinya dengan pelan, sebenarnya dia memang lapar, ingin membeli makanan tapi hanya ada warung warung kecil di pinggir jalan, bagaimana nanti kalau dia membayar dengan kartu kredit milik kakeknya? Tidak mungkin warung kecil seperti itu menyediakan pembayaran secara kredit.

Alhasil Nalen hanya mendudukan tubuhnya di depan sebuah ruko yang sudah tutup, menyandarkan badannya disana sambil mengusap usap perut nya. Dia belum makan seharian ini ngomong ngomong.

Kemudian dia dikejutkan dengan ponsel nya yang bergetar di saku celana nya, segera ia mengambil ponsel mahal keluaran terbaru itu yang menampilkan panggilan dari sang kakak.

Nalen menghela nafas sebentar, pasti kakaknya itu sudah diberitahu jika dia baru saja pergi dari rumah.

"Halo" Nalen memilih mengangkat panggilan itu sambil duduk di depan pintu rolling door toko yang sudah tertutup

"Nalen, lo minggat kemana astaga?!"

Nalen meringis saat mendengar teriakan Nara, kakaknya.

Enigmatic YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang