15. Benci atau Cemburu

40 5 0
                                    

Enigmatic You |Bagian 15|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enigmatic You
|Bagian 15|

•••

Langit malam terlihat indah dengan taburan bintang yang menghiasinya membuat Nalen tersenyum menatap nya sambil terus melangkahkan kaki, sesekali memakan sebungkus roti di tangannya yang ia dapatkan dari keranjang makanan yang hampir kadaluwarsa di minimarket tadi. Masih terlihat bagus, sehingga Nalen membawa pulang beberapa untuk mengisi perutnya yang belum ia masuki nasi sama sekali.

Bersenandung kecil sambil menendang nendang kerikil, melihat suasana malam yang sudah sepi karena memang jam sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam, membuat Nalen ingin cepat cepat pulang dan merebahkan tubuhnya setelah lelah bekerja, bahkan ia masih menggunakan seragam sekolahnya.

Membuang bungkus roti yang sudah ia habiskan pada tempat sampah kemudian membuka pagar rumah Alan dengan hati hati agar tak menimbulkan suara.

Melirik sekitar memastikan tidak ada orang yang melihatnya pulang larut malam, karena ia tak mau Tania menahan malu jika tetangga sekitar melihatnya selalu pulang larut malam. Kemudian berjalan mengendap endap menuju pintu belakang rumah Alan.

Membukanya dengan perlahan karena Tania memang sengaja tak menguncinya agar Nalen bisa masuk ke rumah walau lewat pintu belakang, setidaknya Nalen bersyukur Tania masih punya hati membiarkan ia tetap tidur di rumahnya dan tak memilih mengunci pintu.

Setelah masuk ke dalam rumah Nalen pun melepas sepatunya kemudian mengunci pintu belakang lantas melangkah hendak ke kamarnya, namun dahinya mengernyit saat melihat lampu ruang tengah masih menyala.

Dengan perlahan Nalen berjalan ke ruang tengah, langkahnya terhenti saat melihat Tania yang nampaknya ketiduran saat menyelesaikan pekerjaan menjahitnya. Menghela nafas pelan melihat posisi tidur Tania yang tampak sangat tak nyaman.

Kemudian Nalen pergi ke kamar tamu mengambil sebuah selimut untuk Tania, menyelimuti tubuh Tania yang tertidur dengan posisi duduk dengan kepalanya ditenggelamkan pada lipatan tangan.

Membereskan beberapa kain yang nampak berserakan di meja tempat Tania tertidur agar tak mengganggu wanita paruh baya itu. Setelah itu Nalen berlutut memandang wajah Tania yang terlihat sangat lelah dalam tidurnya.

"Bunda" lirih Nalen.

"Boleh kan kalau Nalen manggil nya bunda? Bukan mama, soalnya mama Nalen cuma satu hehe" kata Nalen sambil terkekeh sendiri.

"Pasti mama Nalen sebaik bunda ya? Ah Nalen jadi kangen mama" kata Nalen sambil menopang dagu asik menatap wajah Tania yang membuat hatinya tenang.

Enigmatic YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang