19. Bertemu Kembali

36 5 0
                                    

Enigmatic You|Bagian 19|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Enigmatic You
|Bagian 19|

•••

Sepasang kaki itu terus berlari, menerobos hujan lebat yang membuat sekujur tubuhnya basah kuyup, sesekali menghentikan langkahnya untuk mengatur nafas kemudian kembali berlari tak memperdulikan rasa nyeri yang muncul di dada bagian kirinya.

Berhenti pada sebuah pohon kemudian mengikatkan kain merah yang ia ambil secara paksa dari regu nya tadi, setelah memastikan kain itu terikat rapi di pohon, pemuda itu kembali melanjutkan perjalanan nya.

Tak hanya mengikat satu kain, Nalen berhenti pada pohon selanjutnya yang ia lewati kemudian juga mengikat kain merah itu disana, bermaksud memberi tanda pada setiap jalan yang ia lewati agar dirinya tak tersesat saat ingin kembali ke area perkemahan.

Nalen sudah berlari sangat jauh namun ia belum menemukan keberadaan Alena disana, mengedarkan pandangannya di sekitar hutan yang gelap sesekali mengusap wajah saat air hujan mengganggu penglihatannya.

"ALENA!" teriak Nalen ditengah derasnya hujan.

Nalen semakin kalut saat tak menemukan tanda tanda Alena, kembali berlari kemudian mengikat satu kain lagi pada pohon yang ia lewati. Berdecak kesal saat kain itu hanya tersisa 1 saat ini, itu berarti dia tak bisa berlari terlalu jauh dari tempatnya.

Namun pikirannya dipenuhi oleh hal hal negatif yang bisa saja menimpa Alena saat ini, bagaimana jika Alena ketakutan? Bagaimana jika Alena kedinginan? Atau bagaimana jika Alena terluka? Sungguh, Nalen tak bisa membayangkan seperti apa nasib Alena sendirian di hutan gelap dengan hujan yang deras seperti ini.

Tanpa memperdulikan bahaya yang bisa saja menimpa nya, Nalen berlari semakin masuk ke dalam hutan. Bahkan kini Nalen harus melewati pohon pohon yang lebat dan ranting tajam yang bisa saja menggores kulitnya, juga tanah licin yang membuatnya harus lebih berhati hati jika tak ingin terperosok jatuh ke jurang.

Mengikatkan kain terakhir pada pohon di sebelahnya sambil menyandarkan badannya sebentar, mengatur nafas dengan tangannya yang memukul mukul dada kirinya berusaha meredakan rasa nyeri dan sesak disana.

Nalen melirik jam tangannya yang terus berbunyi itu, melihat warna merah yang terus terpampang dengan angka 150 di monitor detak jantung itu. Nalen tak ingin melepasnya walau sangat berisik, ia harus terus memantau monitor jantungnya agar tidak terlalu terlewat batas dan berakibat fatal.

"ALENA! ALENA INI GUE NALEN! LO DIMANA?!!"

Lagi lagi hanya suara derasnya hujan yang menjawab teriakan Nalen, mengerang frustasi kemudian kembali berlari sambil terus berteriak berharap dapat menemukan tanda tanda keberadaan Alena.

Enigmatic YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang