7. Memori Yang Hilang

46 7 1
                                    

Enigmatic You |Bagian 7|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enigmatic You
|Bagian 7|

•••

Nalen berjalan dengan tatapan kosong sambil menyusuri jalanan kota di malam hari, kakinya melangkah dengan sendirinya tanpa tahu akan membawa ke arah mana, tak memperdulikan perutnya yang terus berbunyi meminta untuk diisi.

Pemuda itu menoleh ke arah sebuah danau indah dengan taman di pinggir danau itu, tak jarang orang duduk di kursi yang disediakan disana hanya untuk sekedar melepas lelah atau menenangkan pikiran. Dengan langkah lelah nya Nalen menghampiri salah satu kursi taman kosong yang tersedia disana, menghela nafas panjang sambil memejamkan matanya sejenak menikmati angin malam yang menerpa wajahnya.

Kemudian Nalen membuka matanya melihat banyak bintang yang menghiasi langit malam, tersenyum tipis saat mengingat kenangan nya bersama sang kakak, saat dirinya menatap langit malam di balik jendela kamar rumah sakit. Saat itu Nalen baru beberapa minggu tersadar dari masa kritis nya dan harus menjalin beberapa pemulihan dan terapi pada kakinya yang patah dan terkena luka tembak.

Nalen benar benar kesepian, terbangun dengan menatap wajah wajah asing yang sama sekali tidak ia ingat, harus terkurung dalam kamar rawat rumah sakit karena saat itu Nalen belum bisa menggerakkan kakinya, hanya bisa duduk dari ranjang nya melihat ke arah jendela dengan tatapan berbinarnya, melihat ribuan bintang disana seakan baru pertama kali melihatnya.

Lalu sang kakak datang mengusap rambut nya dan berkata dengan lembut.

"Yang Nalen lihat itu bintang, dan disana ada mama papa, mereka juga lagi liat Nalen dari sana" kata Nara sambil mengusap rambut Nalen.

"Jadi bintang itu mama sama papa kak?" tanya Nalen dengan tatapan ingin tahu nya.

"Iya, kalau Nalen kangen sama Mama atau Papa, Nalen bisa liat bintang di malam hari, Nalen bisa curhat sama mereka apa aja. Kakak yakin pasti mereka dengerin Nalen dari sana kok"

Nalen tersenyum geli mengingat perkataan kakak nya saat itu, dan dengan polos nya saat itu Nalen mempercayai nya, menganggap benda di langit itu adalah orang tua nya dan selalu berbicara pada bintang seolah olah dirinya berbicara pada orang tua nya.

Dan sampai sekarang pun Nalen masih berusaha mempercayai kata kata kakaknya, menganggap bintang itu adalah sang ibu dan selalu mencurahkan semua rasa lelah nya. Setidaknya dengan mempercayai perkataan kakak nya Nalen bisa mengurangi rasa rindu pada orang tua nya.

"Mama, Nalen kangen" gumam Nalen sambil menatap ke langit.

"Nalen capek ma, apa mama gak mau jemput Nalen?" tanya Nalen.

Enigmatic YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang