21. Si Antagonis

77 7 2
                                    

Enigmatic You |Bagian 21|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enigmatic You
|Bagian 21|

•••

Suasana disana sangat hening, orang orang lebih memilih diam sambil duduk di ruang tunggu rumah sakit, menunggu seorang dokter yang menangani pasien di salah satu UGD.

Alan berkali-kali menghembuskan nafas lelah, mendongak melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 7 pagi dan Alan sama sekali belum sempat pulang ke rumah setelah acara kemah selesai.

Setelah Nalen pingsan di hutan mereka segera membawa pemuda itu ke rumah sakit dan untungnya Pak Rian datang tepat waktu sambil membawa mobilnya hingga mereka tak perlu repot repot memanggil ambulans. Kemudian Alan ikut bersama Nalen juga dengan Saddam dan Jordan menaiki mobil milik Pak Rian. Murid murid lainnya pun segera kembali ke sekolah dengan menggunakan bus sekolah.

Jordan mendekati Alan, mengulurkan secangkir teh hangat yang ia pesan di kantin rumah sakit.

"Nih, biar badan lo anget" kata Jordan.

"Gausah Dan, thanks" tolak Alan.

Jordan mendengus pelan kemudian mendekati Saddam yang juga termenung sambil menatap kosong ke depan.

"Gue beliin teh nih" tawar Jordan pada Saddam.

Saddam hanya menggeleng pelan bahkan tak menatap Jordan.

Lagi lagi Jordan mendengus.

"Lama lama gue siram juga nih teh ke pala lo berdua" gumam Jordan kesal kemudian memilih ikut duduk di samping Saddam.

Pak Rian yang masih berdiri ikut menunggu disana tersenyum geli melihat muka kesal Jordan. Bahkan ketiga pemuda itu masih menggunakan seragam mereka yang lusuh.

"Kalian gak pulang?" tanya Pak Rian membuat ketiga pemuda itu menoleh.

"Gak pak, kita masih nunggu Nalen" jawab Alan.

"Setidaknya kalian pulang dulu, ganti baju terus ijin ke orang tua kalian. Nanti mereka khawatir" saran Pak Rian.

"Saya tadi udah ijin pak, kebetulan ibu saya juga mau kesini karena Nalen kan tinggal di rumah saya" jawab Alan.

"Saya juga udah nelpon ortu tadi pak" kata Saddam.

Pak Rian mengangguk kemudian menoleh ke Jordan.

"Gausah ijin kalau saya mah" kata Jordan sambil melirik Pak Rian sekilas.

Pak Rian hanya mendengus kemudian menggelengkan kepalanya.

Enigmatic YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang