Bab 12. Pembalasan Dimulai

86 15 8
                                    

Setelah pertemuan Fang dengan Amato, Fang memutuskan untuk tidak melakukan pembalasan dendam pada Amato dan keluarganya.

Kaizo memang mengijinkannya, tapi dengan syarat, Fang tidak boleh ikut campur lagi dengan urusan Kaizo. Apapun yang Kaizo lakukan Fang tidak boleh mencampurinya.

****
Hari ini adalah hari dimana Amato pulang dari rumah sakit, namun saat pulang Amato telah disambut oleh Kaizo dan anak buahnya.

Amato juga tidak tahu jika Kaizo masih hidup, saat Amato melihatnya bukan perasaan bahagia yang tersirat melainkan rasa takut.

"Ka-kai-zo?" Tanya Amato memastikan.

"Apa kabar Om? Apakah Om sudah puas menikmati harta yang bukan milik Om selama 17 tahun ini? Jika sudah, aku ingin Om mengembalikan semuanya sekarang, uang, rumah, serta aset-aset yang Om hasilkan dari harta orang tua saya" Ucap Kaizo, dengan begitu dingin.

"Iya Kaizo, Om pasti akan menyerahkan semua hakmu" Ucap Amato.

"Aku tidak meminta hakku, tapi aku meminta semuanya, karena orang sepertimu tidak berhak mendapatkan sepeserpun dari Ayahku" Ucap Kaizo dengan suara tinggi.

"Kenapa tidak? Bukankah selama ini Ayah kami yang bekerja keras agar perusahaan itu tetap berdiri, lagipula jika kau yang memegangnya, apa kau sudah yakin perusahaan itu akan baik-baik saja ditanganmu" Ucap Solar.

PLAK!!

Anak buah Kaizo berhasil mendaratkan tangannya di pipi Solar.

"Berani kau bicara seperti itu pada bos kami!" Ucap Anak buah Kaizo.

DUAKH!!

Rupanya Blaze menendang orang yang telah memukul Solar tadi

"Kau juga berani memukul saudara kami, apa yang dikatakan adikku benar, memangnya bosmu itu tahu cara mengurus perusahaan, aku sumpahi perusahaan itu akan bangkrut setelah dipegang olehmu" Tunjuk Blaze pada Kaizo.

"Beraninya kau, turunkan tanganmu itu" Ucap Anak buah Kaizo mendorong tubuh Blaze ke lantai, dan hendak memukulnya.

"Blaze!! Hentikan jangan berani-beraninya menyentuh adikku, sebelum kau melakukan itu akan aku patahkan lehermu" Ucap Hali mendorong tubuh orang itu, dan memukulnya dengan brutal.

"Halilintar, kau itu sangat kejam ya, sangat tempramen, sama seperti Ayahmu. Pukuli saja lagi, pukuli semua anak buahku, dasar putra seorang PEMBUNUH" Ucap Kaizo menyeringai.

"Sudah Hali, tahan emosimu. Baiklah Kaizo, jika itu keinginanmu, Om akan serahkan semuanya, apalagi yang kau inginkan? Om akan memberikannya" Ucap Amato.

"Aku ingin, kalian segera membereskan barang-barang kalian, dan pergi dari sini. Karena mulai hari ini, rumah ini adalah milikku" Ucap Kaizo.

"Apakah harus sekarang juga? Kami bahkan belum punya tempat tinggal baru" Ucap Amato.

"Itu bukan urusanku, pergilah sebelum aku habisi nyawa kalian satu persatu" Ucap Kaizo.

"Ayah, kalau kita pergi dari sini, kita mau tinggal dimana?" Tanya Thorn.

"Nanti kita pikirkan itu ya, sekarang bereskan dulu barang-barangmu. Ayah juga akan membereskan barang-barang Ayah" Ucap Amato tersenyum getir.

****
Setelah keluar dari rumah keluarga Permana, kini Amato dan ketujuh putranya, tinggal di sebuah kontrakan kecil, yang bahkan hanya terdapat satu buah kamar tidur, satu ruang dapur, dan ruang tamu.

"Ayah, apa benar kita akan tinggal disini?" Tanya Solar.

"Tentu saja sayang, memangnya ada apa? Ayah tahu kalian tidak terbiasa dengan suasana seperti ini. Tapi selama kita bersama kita pasti bisa melewati semuanya" Ucap Amato meyakinkan.

"Ayo kita bereskan semuanya sama-sama, nanti kalau sudah bersih dan rapi, pasti akan terasa nyaman tinggal disini" Ajak Gempa pada semuanya

Saat bersih-bersih Ice hanya tersenyum menyaksikan semuanya, entah kenapa keluarganya terasa begitu hangat saat seperti ini. Walaupun dia masih belum bisa terima dengan apa yang pernah Ayahnya lakukan di masa lalu, tapi dia sama sekali tidak membenci Amato, begitupun dengan putra-putra Amato yang lain.








Happy reading ya guys

Akhirnya Author menuju ke klimaks

Mungkin cerita ini akan lebih singkat dari sebelumnya

Tapi kita lihat saja nanti ya

See you 👋😁







The Devil Boys Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang