7

1.4K 258 11
                                    

Mobil Anil berhenti di tempat dimana ia selalu berlatih boxing.


Anil berjalan masuk ke tempat latihan boxing dengan menahan emosi dalam dirinya.


Anil mengambil sarung tinjunya lalu tanpa aba² Anil pun memukul samsak didepannya dengan cukup keras.


Berkali² Anil meluapkan emosinya pada samsak didepannya itu hingga nafasnya tersengal.


Anil terlentang di atas lantai latihan itu seraya mengingat wanita yang saat ini mengusik hidupnya, Pin.


" Kaki gips kalau nanti kamu sudah besar, kamu mau jadi apa? ", tanya gadis beruang.


" Aku ingin menjadi orang yang sukses dan saat aku sukses nanti, aku ingin berbagi semuanya denganmu ", ucap kaki gips.


" Apa kamu akan selalu mengingatku? Bagaimana kalau suatu saat ada seseorang yang mengisi kehidupanmu lalu kamu akan melupakanku ", ucap gadis beruang.


" Itu tidak akan pernah terjadi ! Bagiku cuma kamu sahabat terbaikku sampai kapan pun ", ucap kaki gips.


" Aaarrrgggggghhhh ", teriak Anil tampak frustasi.

" Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa kau membuat hidupku rumit seperti ini Tuhan? Kenapa? ", teriak Anil.

" Sebenarnya takdir apa yang kau tulis untukku? Disaat aku mengharapkan teman kecilku tapi kau menghadirkan sosok wanita lain dalam hidupku ", lirih Anil.

******

Malam harinya, Pin yang hendak tidur mengurungkan niatnya ketika bayangan Anil mulai merasuk dalam ingatannya.


Sikap Anil yang begitu perhatian dan peduli dengannya membuat Pin tak bisa melupakannya terlebih lagi ketika Anil dengan setia menemaninya dirumah sakit tanpa meninggalkannya sedikit pun.


" Kenapa aku jadi memikirkannya? ", batin Pin.


Pin keluar dari kamarnya dan membuka jendela kamarnya, menghirup udara malam serta melihat pemandangan langit malam yang tampak cerah malam itu.


" Anilapath Sawetwarit ", gumam Pin tersenyum mengingat Anil.

******

Anil pulang ke rumahnya ketika jam makan malam dan saat masuk ke rumahnya, Anil melihat Prim juga ada dirumahnya.


" Itu Anil datang ", ucap Orn.


" Anil sayang ayo kemari kita makan malam bersama ", ucap alisha.


Anil pun menuruti perintah ibunya lalu duduk di kursi disamping Prim.


" Kemana kamu 3 hari ini nak? Bahkan kamu absen dari kantor ", ucap Beam.


" Maaf ayah, aku dari luar kota karena ada urusan yang harus aku selesaikan ", jawab Anil.


" Baiklah tidak masalah selagi pekerjaanmu tidak terbengkalai ", ucap Beam.


" Sudah jangan membahas pekerjaan di meja makan ", ucap alisha.


" Sini kemarikan piringmu " ucap alisha pada Anil.


" Tidak usah bibi ! Biar aku saja yang melayani Anil ", ucap Prim.


Prim pun mengambil piring Anil lalu mengambil nasi dan lauk pauk untuk Anil.


" Apa sudah cukup? ", tanya Prim.


" Terima kasih ", ucap Anil.


" Kalian sudah seperti pasangan suami istri ", ucap Orn.


YOU ARE MY DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang