Keesokan harinya saint dan keluarganya datang mengunjungi rumah Pin dan berniat untuk melamar Pin untuk saint.
Ibu Pin pun menyambut kedatangan keluarga Saint dengan begitu hangat karena mau bagaimana pun keluarga Saint juga pernah membantu Ibu Pin dan juga Pin.
" Apa kabarmu ibu Nun? ", tanya ibu saint.
" Saya baik² saja nyonya dan semua itu juga berkat kalian ", ucap Ibu nun
" Saya senang akhirnya Pin akan segera menjadi menantu kami karena sudah lama sekali kami menginginkan Pin menjadi anak perempuan kami ", ucap ayah saint.
" Saya sangat beruntung mendapatkan menantu seperti saint yang sangat mencintai Pin ", ucap ibu nun.
" Lalu dimana Pin bibi? ", tanya saint.
" Pin ada di kamar ! Bibi panggilkan dulu ", ucap ibu nun.
Ibu nun pun masuk ke kamar pin dan ia tersenyum melihat putrinya yang begitu cantik yang mengenakan baju tradisional Thailand.
" Kamu cantik sekali Pin ! ", puji ibu nun.
Pin hanya tersenyum kecil pada ibunya tanpa ibunya tahu sebenarnya perasaan Pin sendiri masih campur aduk saat itu.
" Ayo kita keluar, keluarga Saint sudah menunggumu ", ucap ibu Pin.
Pin tetap diam dan hanya menuruti apapun yang ibunya katakan.
" Anil sekarang aku akan bertunangan ", batin Pin mengingat Anil.
Saint begitu terpesona ketika melihat penampilan Pin yang begitu sangat cantik hari itu bahkan keluarga Saint pun tampak terpesona melihat calon menantunya.
" Lihatlah saint calon istrimu sangat cantik ", ucap ibu saint.
" Iya ibu aku tahu itu ! ", ucap saint tersenyum.
Pin duduk di sebelah saint dengan raut wajahnya yang datar tanpa ada senyuman sedikit pun.
Acara pertunangan itu pun berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan apapun dan saat ini Pin telah resmi menjadi tunangan Saint.
" Kami ingin pernikahan dilakukan 2 Minggu dari sekarang ", ucap ayah saint.
" Apa tidak terlalu cepat Tuan ", ucap ibu Nun
" Itu juga atas permintaan saint ! ", ucap ayah saint.
" Lagipula itu bagus kan, lebih cepat lebih baik ", ucap ibu saint.
" Sebentar lagi kamu akan menjadi milikku sepenuhnya Pilantitha ", batin Saint menatap pin dengan tajam.
Sementara Pin, ia tak tahu harus bersikap seperti apa?
Haruskah dia bahagia atau haruskah ia bersedih?Pin benar² bingung dan tak tahu bagaimana caranya bersikap saat itu karena sedari tadi, ia terus memikirkan tentang Anil.
*******
Beberapa Hari Kemudian.....
Anil sedang menemani Prim makan siang atas perintah dari ibunya dan Anil tidak bisa menolaknya.
" Terima kasih sudah meluangkan waktumu makan siang denganku ", ucap Prim.
" Tidak masalah ! ", ucap Anil tersenyum kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY DESTINY
Fiksi RemajaBECKFREEN ERA ✓ BECKY ARMSTRONG as ANILAPATH (ANIL) FREEN SAROCHA as PILANTITHA (PIN)