1

21.7K 43 0
                                    

Happy reading

Akhir pekan tiba, matahari perlahan memancarkan sinar dari timur, tentu menyenang kan dan bahagia bagi keluarga Haris, terutama Bayu. Dirinya merasa merdeka karena 5 hari terkungkung di dalam rumah, kecuali akhir pekan.

Namun, akhir pekan ini ia tak gunakan waktunya untuk bermain bersama teman temannya karena dia bersama kedua orang tuanya sepakat untuk rekreasi ke Garut.

“Ma…. ma…. ma….. mama dimana?” Tanya bayu yang masih kusut usai bangun tdur.

“Di sini de…” sahut Nia yang tampak dengan perlahan mempersiapkan bekal untuk rekreasi.

“Mama lagi apa? Kelihatannya sibuk banget pagi pagi begini”.

“Kamu pasti lupa de. Kan hari ini kita mau jalan jalan ke Garut?!” Sambil menatap bayu yang berada disampingnya.

“Ohh ya yaaaa!” Sahut bayu kegirangan.

Langsung ia bergegas mencari ayahnya kesemua sudut ruangan ternyata, sang ayah lagi mengecek kondisi mbil yg digunakan.

“Yah…ayahh…. yahhh? Ayah dimana? Kita jadi ke Garut kan???”

“Di sini dek, iya dong.” Jawab sang ayah sambil mengecek kondisi mobilnya

“Assyiiikkkk jalan jalan jalan jalan jalan”

Begtu ceritanya wajah bayu hari itu sampai smpai sang ayah ke heran.

“De, tapi perginya gak sama ayah ya. Sama mama aja. Ayah mendadak harus menengok teman ayah yang semalam kecelakaan.”

Wajah bayu yang tadi ceria seketika cemberut tercermin kekecewaan yang begitu mendalam.

“Yah ayah….”, bayu menggerutu.

“Maaf ya dee ayah gak bisa nemenin.” Jawab ayah bayu sambil memegang pundak anknya.

“Gak kita tunda aja mas? Kita ubah jadi bareng-bareng nengok teman mas.”

“Jangan, kasihan bayu. Lagi pula ini udah direncanain jauh jauh hari.”

“Tapi ayah janji nanti ayah nyusul kalian ke Garut usai nengok teman ayah ya”.

“Bnran yah?”

“Nanti gak bisa lagi tahu tahunya”

“Tahu nih sih ayah, mendadak gak bisa lagi. Lagi pula ayah pakai mobil siapa” timpal Nia.

”Iya kali ini ayah janji benerr, tapi gak hari ini juga ya. Tapi besok nyusulnya, ayah nanti berangkat sama atasan ayah, yg jg mau ke Garut.”

“Yahhhhhhhh.” jawab bersamaan bayu dan ibunya.

Namun Nia tetap meyakini bayu bahwa ayahnya tetap dating meski tidak berangkat secara bersamaan. Tak lama ayah bayu menyuruh anak dan istri segera siap siap.

“Yasudah kalian siap-siap gih, makin siang nanti makin kena macet”

Bayu dan ibunya tampak sudah selesai bersiap-siap. Ayah bayu tersenyum menatap penampilan, Bayu yang cermin kan cara berpakaian anak lelaki pada umumnya jika mau pergi. Tatak menyangka anak nya yang dulu masih bayi sekarang sudah beranjak menuju usia abg.

“Ganteng banget anak ayah” jawab ayah ayu sambil mengelus rambut anaknya.

Namun Haris heran dengan penampilan istrinya, yang mengguna kan blus merah agak longgar dengan belahan dada terlihat, bawahan menggunakan jins ketat.

“Mama, kok pakaian kamu begini sih? Pakai blus belahan dadanya kelihatan. Longgar lagi kalau nunduk, itu payudara kamu diintip orang nanti.”

Nia mencoba menenangkan suaminya sembari bercanda.

“Mas Haris gak usah khawatir. Lagi pula aku sama bayu kan naik mobil. Kalo masalah yang ngintip nanti aku tinju masss”

“Yasudah deh kalian langsung berangkat gih. Barang barang yang mau di bawa udah dimasukin ke mobil kan? Jangan sampai ada yang ketinggalan.”

“Eh, nia kmu tahu jalan kan? Aku juga khawatir kamu nanti malah kesasar.” Ucap ayah bayu.

“Tenang mas kan ponselku ada GPS. Aku juga sedikit tahu kok jalur perjalanan ke Garut.” Nia mencoba kembali menenangkan suaminya.

“Oke yasudah deh. Nanti kalo ada apa-apa hubungin aku yaa. Udah cepetan masuk mobil”.

Bayu duduk di depan bersama ibu yang menyetir. Mobil grand livina meluncur perlahan tak lupa nia membuka kaca mobil sambil melambaikan tangan ke suaminya. Di sisi lain Bayu sedang asyik dengan ponselnya entah apa yang sedang disibukkan.

“Bayu ayo dadah sama ayah…dadah”

Waktu demi waktu terus berjalan hingga siang tiba, nia sibuk mengemudikan mobil. Bayu sibuk dengan ponselnya. Masalah kemudian muncul…

“Ma… kok mama kayak orang bngung?” Tanya bayu dengan raut muka heran.

“Iya nih de. Mama bingung jalannya kemana. Ini gara-gara mama sok tahu. Mama gak ngandelin GPS juga. Gak ada jaringan lagi”

Bayu jadi ikut bingung. Dia bingung ingin berbuat apa. Sedangkan raut wajah Nia, sang ibu, tanda kecemasan begitu terlihat. Dia menengok kiri kanan yang sekitar banyak pepohonan dan beberapa rumah pedesaan, tiba-tiba mobil kehabisan bahan bakar.

“Ma, ma, kok mobilnya berhenti?” Tnya bayu.

”Bahan bakarnya habis dek, karena terlalu senang mama jadi kelupaan isi bahan bakar” jawab Nia melemah

“Ma terus bagaimana?” Bayu sedikit panik.

Nia mengajak bayu keluar dari mobil sambil berusaha mencari bantuan.

“De, kita keluar dulu yuk. Kita cari bantuan. Siapa tahu ada yang bisa bantuin kita”

Dari kejauhan nia dan bayu yang kebingungan seketika keluar dari mobil diamati seorang bapak berusia 47 tahun. Namanya pak bejo. Kulit yang coklat kehitaman ditambah kumis dan perut yang agak tambun menjadi ciri khasnya.

Merupakan penduduk sekitar yang bekerja sebagai buruh tani, Istri nya bekerja sebagai tenaga kerja di Malaysia. Sedang kan sang anak bekerja di Bandung, penampilan pak bejo begtu adanya.

Tak lama kemudian pak bejo mencoba menghampiri ibu dan anak yang sedang kebingungan itu.

“Maaf yaa bu, kayaknya lagi bingung ada yang bisa saya bantu?” Tanya pak bejo.

“Ini pak, saya sama anak saya lagi kebingungan. Tadinya mau ke garut. Eh,malah kesasar kesini. Malah bahan bakar habis lagi” jawab nia

Pak bejo rasanya tak mendengar apa yang dikatakan nia, sibuk memandang tubuh nia yang sintal. Terlebih belahan dada nia terlihat.

“Weleh weleh yang begini nih bikin si otong gak tahan.” gumam bejo

Pandangan pak bejo membuat nia sedikit risau. Dia merasa pak bejo ingin menerkamnya.

“Yasudah bu, ke rumah saya aja dulu. Mobilnya di sini aja. Lagipula rumah saya deket. Tuh rumah saya…” jawab pak bejo sambil menunjuk ke arah rumahnya

“Yasudah pak kita ke rumah bapak dulu aja”

“Yuk de kita ke rumah bapak ini dulu supaya kita dapat bantuan”. Jawab nia sambil menenangkan anaknya yang tampak kebingungan.

“Ma tetap jadi kan ke Garut?” Jawab bayu yg terlintas masih bingung.

Sedangkan, sambil berjalan mengantarkan ibu dan anak itu, di wajah pak bejo terlintas sebuah senyuman. Entah apa arti senyuman itu.

Continued☂️

Hamil Anak Siapa? [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang