6

7.8K 19 0
                                    

Happy reading

Di depan pintu, bayu mengintip cukup lama. Ia menyudahi hal itu ketika mamanya mendesah kencang. Sejujurnya ia tak mau melihat hal itu lagi karena sudah dua kali ia melihat mamanya mendesah seperti itu, terutama saat di rumah pak bejo. Perasaan bingung kembali menyelimuti hatinya.

Dengan langkah pelan ia kembali ke kamarnya. Ia beranjak naik ke atas kasur. Lalu ia melihat ayahnya masih tertidur. Sungguh rasa bingung amat menghantuinya. Itu membuat dia ingin membangun kan sang ayah. Dia ingin melaporkan apa yang dilihatnya pada ayahnya. Namun,

"Besok pagi saja deh" ucap bayu sambil kembali menyelimuti tubuhnya dan tidur kembali.

Udara segar dan kabut tipis menyelimuti sebuah villa di kota Garut. Pagi itu tampak para penghuni villa sudah beraktivitas sebelum fajar menyongsong. Hanya saja, di sebuah kamar terdapat seorang anak yang masih tertidur lelap.

"Heyy bayu.. hey ..bayu... bangunn.. udah pagi nih.. ayo bangun" ucap seorang ayah sambil menepuk pundak anaknya.

"Apaa sihhh papa aku kan masih ngantuk bangett" gerutu bayu

"Kita harus pulang ke rumah pagi ini de.. papa harus nyelesain pekerjaan kantor papa yang harus diserahin besok..." ucap ayahnya kembali.

"Ohhhhh" ucap bayu malas

Karena bayu anak yang baik, Bayu yang masih terlihat kusut dan malas itu bergegas turun dari tempat tidurnya yang acak-acakan. Terlebih, Ia lihat ayahnya yang sudah rapi mengenakan kemeja dan celana panjang berbahan kain.

Melihat ayahnya tersebut, Ia lekas mengambil handuk dari tasnya lalu menuju kamar mandi. Sementara itu Ayah bayu, haris, kembali ke kamar. Tampak nia, sang istri, yang tampak anggun dengan blusnya sedang membereskan perlengkapan mereka.

"Jadi kita pulang hari ini mas? Gak ada jalan jalan dulu gitu?" tanya nia

"Iya nih. Besok kan aku harus ngantor. Harusnya hari ini juga aku ngantor, tapi karena pak arso ngasih izin ya gak masalah" jawab haris sambil membantu nia.

"Tapi, kita gak jalan-jalan dulu mas?" tanya nia kembali

"Lah kamu sama bayu bukannya udah jalan-jalan? Lagi pula kan aku udah bilang, aku ke sini tuh nyusul mau jemput kamu. Nah ke betulan pak arso ada urusan sama villanya yang kebetulan di Garut.. jadinya bisa bareng deh"

"Ohh gitu yaa mass" jawab nia pelan.

Sementara itu Bayu dengan handuk dipundaknya tampak ke bingungan di depan pintu kamar, mencari kamar mandi. Wajar saja semalaman hampir semua aktivitas nya dihabiskan di kamar. Sebetul nya Ia hendak bertanya pada orang tuanya, tetapi dia amat malas.

"Hey bayu, Mau kemana kamu? Kok bingung gitu?" ucap Pak Arso

"Eh?! Bosnya papa. Ini om, bayu mau tanya, bayu kan mau mandi, kamar mandinya mana ya? tanya bayu polos

"Itu di pojok dekat ruang makan. Tapi kenapa kamu gak gunain kamar mandi atas aja?"

"Oh ada ya om? Soalnya di atas pintu ruangannya ketutup semua mana tahu bayu ada kamar mandi" sahut bayu

"Oh yasudah. Karena udah di bawah, gunain kamar mandi bawah aja" jawab pak arso tersenyum.

"Oke deh. Bayu mandi dulu ya om"

"Iya bayu" balas pak arso

Bayu langkahkan kakinya ke kamar mandi yang baru saja di tunjuk kan bos papanya, pak arso. Di depan pintu kamar mandi, pikiran anak itu terhanyut sejenak bayu jadi ingat apa terjadi semalam. Pak arso, lelaki kurus kekar itu telanjang bersama tubuh mamanya. Keduanya saling memeluk satu sama lain. Tapi anak itu benar-benar tak paham,

"Ya sudahlah" ucap bayu sambil masuk ke kamar mandi.

Ia basahi seluruh tubuh mungilnya, sesekali pikiran yang menghantui nya itu kembali datang . Lalu Ia sirami saja kepala beserta rambutnya dengan harapan pikirannya tersebut sirna terbawa air.

Di lain hal

"Mas, udah gak ada lagi kan yang ketinggalan?" ucap nia sambil duduk menatap suaminya yang masih beberes.

"Ya, udah nih" balas haris sambil menyudahi aktivitasnya.

"Ya udah kita keluar yuk?" ajak nia

"Iya"

Haris dan nia keluar kamar sambil membawa barang bawaan mereka. Mereka menengok sang putra di kamarnya. Hanya barang bawaan bayu yang mereka lihat.

"Kemana si bayu?" tanya nia pada haris.

"Itu dia" jawab haris sambil jari telunjuknya menunjuk ke arah bayu

"De.. cepetan pakai pakaian gih. Kita harus segera balik ke jakarta" ucap nia kepada bayu

"Hah? Kita gak jalan-jalan dulu ma?"

"Kamu kan udah jalan-jalan sama mama. Ngapain jalan-jalan lagi" timpal haris

"Emmmmm.. ya udah deh paa"

"Eitts satu lagi dee.. jangan lama-lama pakai pakaiannya yaa de! Papa mama tunggu di bawah" ucap haris sambil mengajak istrinya ke bawah.

Bayu tidak bisa membantah ucapan sang ayah bahwa sebenarnya dia belum jalan-jalan bersama mamanya. Kalaupun sudah, itu juga tersesat. Padahal dia bisa dengan mengungkap kebenaran sebenar nya. Namun dia ragu untuk, mencurahkan isi hati kepada ayahnya.

Bayu lebih memilih mengenakan pakaian dan membereskan barangnya yang tak banyak itu. Lalu ia segera susul kedua orang tuanya yang menunggu di bawah.

Di bawah haris dan nia duduk bersama. Mereka menunggu sang putra kesayangan tak lama putra mereka pun muncul. Segera mereka beranjak berdiri dan mengajak bayu untuk berpamitan kepada pemilik villa sekaligus atasan haris, pak arso.

Sementara itu pak arso sedang istirahat di kamarnya, tubuhnya sedang rebah di atas kasur. Telapak tangan kanannya ia letakkan di atas dahi. Sesekali ia memejamkan mata sesekali pula ia membuka matanya. Entah apa yang sedang dipikirkannya.

"Aduh sialan ini kontol pengen ngentod istrinya hariss lagiii, gimana aduhhh" ucapnya dalam kamar.

Tiba-tiba,

"Pak arso kita mau pamit pulang dulu nihh!" ucap haris dengan nada keras ke arah kamar pak arso.

Mendengar ucapan itu pak arso cukup terkejut, buru-buru dirinya keluar kamar.

"Eh buru buru banget ris. Ini juga masih pagi. Gak jalan jalan dulu?" ucap pak arso sambil menghampiri haris

"Gak usah pak, saya buru-buru. Lagipula bayu besok harus sekolah sedangkan saya harus menyelesaikan pekerjaan yang musti diserahin ke bapak besok"

"Ohh kalo masalah itu kamu mah gak usah khawatir kalii. Saya kan atasan kamu. Bisalah saya atur" sahut pak arso tersenyum

"Ah bapak bisa aja. Tugasnya banyak begitu bapak bilang bisa diatur hehehe. Yaudah pak saya pamit dulu ya" ucap haris sambil menyodorkan tangannya ke tangan pak arso

Akhirnya keluarga itu berpamitan dengan pak arso. Masing masing dari mereka menyalami laki-laki itu. Tak terkecuali, nia. Ketika menyalami pak arso, pak arso menyalaminya agak lama. Laki-laki itu meremas telapak tangan istri anak buahnya tersebut.

Namun nia segera menarik telapak tangannya. Ia buru-buru keluar dari dalam villa bersama suami dan anaknya. Pak arso membimbing keluarga itu keluar villa, Sesampai di luar pak arso hanya berdiri di depan pintu utama villa miliknya

Memandang haris bersama keluarganya sedang mendekati mobil mereka yang terparkir, lalu ia lihat keluarga haris secara bersamaan masuk ke mobil.

Tak lama kemudian, mobil itu melintas di depannya. Ia melihat haris dan keluarga membuka kaca mobil sambil memberi lambaian perpisahan. Pak arso hanya tersenyum dan sedikit berucap,

"Aduh musti gue pikirin nihh gimana caranya biar bisaa nidurin bininya si hariss lagii" ucap pak arso pelan sambil mengelus penisnya

Continued☂️

Hamil Anak Siapa? [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang