41

915 8 0
                                    

Happy reading

Sementara di sekolah, bayu sudah kembali ke kelasnya usai dari kamar mandi. Ia kembali duduk di tempat duduknya. Tak lama, pak yono memanggilnya.

“Bayu! Ke sini sebentar!” teriak sang guru. Murid-murid yang lain terdiam dan terheran mengapa bayu di panggil ke depan.

“Yang lain lanjutkan pekerjaan yang bapak berikan” perintah pak yono ke semua murid yang berada di dalam kelas.

Bayu bingung mengapa guru matematikanya tersebut memanggilnya. “Ada apa ya pak?” tanya bayu agak takut.

“Gini bayu, masalah yang tadi kamu tanyakan. Menurut bapak kamu sebaiknya diberi tugas saja. Khawatir kalau dikasih ujian perbaikan nanti kamu mendapat nilai kurang baik lagi” ucap pak yono menjelaskan

“Baik pak kalau begitu jadinya” lega hati bayu membalas.

“Tapi, bapak mau ketemu ibumu dulu supaya kamu bisa dikontrol dan besok-besok tidak mendapatkan nilai kurang baik lagi” ucap pak yono kembali

Bayu terdiam sejenak.

“Kamu gak usah khawatir. Bapak bakal ngomong baik-baik sama ibumu kok.. hehe” ucap pak yono tersenyum.

“Terus bapak mau ketemu ibu saya kapan?” tanya bayu

“Bapak boleh minta nomor telepon ibumu?” pinta pak yono dengan manis kepada bayu

Tak berlama-lama bayu memberikan nomor telepon mamanya kepada guru matematikanya tersebut. Setelah itu, bayu kembali ke tempat duduknya kembali.

Sementara itu di kantor haris masih menunggu orang yang dimaksud pak arso sambil mengerjakan pekerjaan kantor nya. Hatinya bertanya-tanya siapakah gerangan orang tersebut. Ketika dirinya sedang sibuk demikian, tiba-tiba pak arso keluar dari ruangannya.

“Ris, saya keluar dulu ya. Ada seseorang yang mau saya temui” ucap pak arso berdiri di dekat haris

“Baik pak. Oh ya pak, orang yang bapak maksud kok belum datang ya?” tanya haris sedikit heran

Pak arso berpikir sejenak, sontak ia mengatakan, “Oh itu, gak jadi ris sepertinya. Yasudah kamu tidak usah terlalu memikirkan orang yang maksud itu lagi, oke?”

“Heem baik pak kalo begitu” jawab haris lugas.

Pak arso lalu berjalan meninggalkan haris. Laki-laki tersebut pergi meninggalkan kantor dengan mobilnya. Entah ke mana tujuan pak arso. Nia di kamarnya sedang asyik berguling guling tidak karuan di atas ranjangnya.

Sibuk memikirkan pekerjaan yang harus segera ia dapatkan, juga memikirkan harus diapakan hubungannya dengan sang suami yang sudah semakin tak jelas statusnya.

Tak lama pikiran wanita itu terbang mengawang mengingat kembali momen persetubuhan yang telah ia lalui. Ia coba ingat kembali satu per satu laki-laki yang sudah menidurinya.

“heem suka kesel sendiri kalo keinget ditiduri sama pak bejo. Itu kan pertama kali aku di tidurin laki-laki yang bukan suami sendiri. Tapii… terkadang aku suka nikmatin juga persetubuhan tersebut. Apalagi waktu disetubuhi sama pak arso atau pak broto. Uhh.. penis mereka besar-besar banget. Apalagi kalo udah nyembur, banjir banget di vaginaku huummmm” ucap nia seorang diri sambil mengelus selangkangan miliknya dengan telapak tangan kanan.

Sementara itu Pak broto di kediamannya sedang menyambut siang dengan menonton televisi sambil menikmati secangkir teh hangat. Dengan berbalut kaos singlet putih dan kain sarungnya ia kadang tersenyum dan serius memerhatikan tiap chanel tv yang tiap kali ia saksikan. Namun, perlahan ia jenuh juga.

“Aduh kalo begini ceritanya jadi bingung mau ngapain. Hemm jadi kepengen ngentot si nia nih hehe… Kira-kira nia sedang apa ya sekarang” tanya pak broto seorang diri sambil tertawa kecil

Tak lama lelaki tersebut berdiri dari kursinya dan beranjak melihat ke arah halaman rumahnya. Pak broto melihat seorang lelaki yang seumuran dengannya sedang berdiri melirik kesana kemari. Ia merasa pernah melihat lelaki tersebut. Khawatir lelaki tersebut berniat jahat, pak broto mencoba menghampirinya.

“Maaf pak ada apa ya?” tanya pak broto berjalan pelan mendekati laki-laki tersebut

“Oh kamu lagi. Ternyata kamu tinggal di sini” ucap lelaki tersebut

Terdiam sejenak, pak broto mencoba mengingat lelaki yang dirasa pernah dilihatnya tersebut. “Heem saya baru ingat kamu laki-laki yang pernah menganggu nia, kan? mau apa kamu ke sini lagi?” tanya pak broto dengan amarah mulai memuncak.

“Tenang pak. Saya tidak mau ribut dengan bapak. Perkenalkan saya arso, atasan suami nia” ucap pak arso memperkenalkan dirinya.

“Yasudah langsung saja ada urusan apa kamu kesini?” tanya pak broto kepada pak arso

Pak arso mencoba menahan dirinya yang sedikit kesal dengan gaya pak broto. Kemudian ia bertanya, “Saya cuma mau bertanya, apa nia ada di tempat kosnya?”

“Untuk apa bapak bertanya demikian, mau ganggu nia lagi?” ketus pak broto

“Bukan pak, saya heran mengapa nia tak jadi ke kantor saya. Padahal, dia berencana hari ini mau ke kantor” jawab pak arso singkat

“Ohh yasudah nanti pesan bapak saya sampaikan” timpal pak broto.

“Heem kalo begitu saya pamit pulang saja pak. Ini kartu nama saya supaya diberikan kepada nia” pamit pak arso sambil menyodorkan kartu namanya yang ia ambil sejenak dari dompetnya.

Pak broto lantas menerima sodoran kartu nama tersebut. Ia memandangi pak arso yang berjalan melangkah meninggalkan halaman rumahnya.

“sialan, ternyata laki-laki tersebut tinggal di dekat nia tinggal. Kalau begitu susah deh buat nidurin nia lagi kalo begini ceritanya heeemmmmm” kesal pak arso berjalan memasuki mobilnya.

Sementara pak broto kembali masuk ke dalam rumahnya usai memastikan lelaki tersebut pergi. Di dalam rumah, perut pak broto terasa lapar. Hari yang sudah memasuki siang membuatnya berganti pakaian.

Hendak menengok rumah makan miliknya seraya menyantap siang sekalian di sana. Dengan kemeja coklat tua disertai celana panjang berbahan kain berwarna hitam lekas ia tinggalkan rumahnya. Tak lupa ia kunci pintu. Dengan berjalan kaki perlahan langkahnya pergi meninggalkan rumah.

Sementara bayu sedang memasuki masa pulang sekolah. Ia duduk termenung di kelas seperti memikirkan sesuatu saat temannya satu per satu mulai meninggalkan kelas.

“Heemmm kepengen tidur sama papa sehari aja. Tapi, apa dibolehin sama mama ya?” ucap bayu seorang diri.

Tak lama anak itu keluar dari kelas. Di luar kelas ia mencoba duduk di dekat kelasnya sembari menunggu sang mama. Namun, sang mama tak jua datang setelah cukup lama ia menunggu dan sekolah mulai sepi. Tiba-tiba muncul guru matematikanya, pak yono.

“Eh bayu, kok belum pulang?” tanya pak yono heran

“Tahu nih pak. Mama belum jemput juga” jawab bayu singkat

Melihat bayu yang sudah menunggu lama, pak yono menawarkan pulang bareng. “Yasudah bareng bapak aja yuk. Kebetulan bapak juga mau pulang” tawar sang guru dengan wajah ramah

“Emm beneran nih pak?” tanya bayu tidak tidak percaya

“Ya beneran, masa bapak bohong” ucap pak yono meyakinkan

Pada akhirnya bayu mengikuti langkah guru matematikanya menuju tempat parkir. Anak itu melihat pak gurunya menghampiri sebuah sepeda motor skutik. Dengan sepeda motor skutik itu meluncurlah bayu pulang bersama sang guru.

Continued ☂️

Hamil Anak Siapa? [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang