23

3.8K 11 0
                                    

Happy reading

Nia mencoba bangun, namun agak sulit karena kedua lelaki tua tersebut masih memeluknya berusaha melepaskan pelukan akhirnya ia bisa terbangun, membersihkan sisa persetubuhan dengan kain sprei.

Setelah itu ia membetulkan kembali dasternya. Lalu ia mencoba keluar kamar pembantu tersebut. Pintunya terkunci, tetapi dia dapat membuka karena kuncinya menempel pada dinding pintu. Lantas ia segera kembali ke kamarnya dengan terburu-buru.

Di dalam kamar nia menemukan sang putra terbangun dari tidur. Lantas wanita itu menghampiri sang anak sambil sedikit membetulkan dasternya.

"Bayu kok bangun? Gak bisa tidur?" tanya nia heran

"Gak kok ma. Aku dah tidur tadi. Tapi, kebangun gara-gara mimpi buruk"

"Oh. Makanya, kamu sebelum tidur baca doa dulu"

"Iya ma. Eh iya ma, mama dari mana?" tanya bayu

"Mama dari kamar mandi. Memangnya kenapa?"

"Emm gapapa kok ma, nanya aja. Mama baik-baik aja kan?" tanya bayu kembali

"Baik-baik aja kok. Kamu lihat aja sendiri, kan?"

"Iya bener ma" ucap bayu masih agak terheran

"Yaudah kita tidur lagi yuk" ajak nia

"Yuk ma"

Bayu dan sang mama kembali tidur seperti pada awalnya. Hanya saja, bayu masih khawatir takut ada apa-apa dengan mamanya akibat dari mimpi buruk, tentang kedua orang tua nya akan berpisah.

Tentu dia tidak inginkan hal tersebut. Selain itu dia masih agak terheran mengapa mamanya dari kamar mandi, tetapi lama sekali. Anak itu hanya bisa memejamkan matanya mencoba menyingkir kan rasa penasarannya dengan tertidur kembali.

Sementara sang mama, nia, belum juga tertidur. Ia masih memikir kan persetubuhan yang baru saja dia lakukan bersama ayah mertua nya dan lelaki yang pernah memberinya tumpangan.

Juga memikirkan tentang perselingkuhan suaminya. Jauh apa yang dia kira selama ini tentang sang suami. Ia bingung harus berbuat apa sekarang.

Baginya, tidak ada alasan untuk mempertahankan rumah tangga nya kembali. Penyesalan dan keinsafan yang pernah terucap dari mulut dan hatinya terasa sia-sia.

Terlebih lagi, ia baru saja mengingkari ucapannya sendiri yang tidak ingin bersebadan dengan lelaki lain, selain suaminya, malahan bersebadan, sekaligus dengan dua laki-laki.

Hatinya mendua antara sesal dan puas. Pada akhirnya wanita itu tertidur bersama anak dan beban yang sedang akan dihadapinya. Sementara itu dua lelaki paruh baya, pak paijo dan buruh taninya, pak bejo masih terkapar walaupun nia sudah meninggalkan keduanya.

Tak lama pak paijo terbangun. Ia mencoba mengenakan pakaiannya kembali. Setelah itu ia bangunkan buruh taninya untuk lekas memakai pakaian kembali.

Pak bejo bangun lekas memakai pakaiannya, setelah itu keduanya keluar bersama tanpa peduli dengan kasur yang sprei nya aut-aut tan. Pak paijo mengantar buruh taninya yang akan segera pulang.

"Hehehe gimana mantap gak jo?" tanya pak paijo sambil mengantar pak bejo keluar rumahnya.

"Mantap banget pak. Mantu kayak gitu musti dipelihara baik-baik pak. Biar bisa kita mainin lagi hahaha" ucap pak bejo sambil tertawa.

"Yaudah gih. kamu sana pulang. Besok jangan sampai telat kerja ya joo"

"Adduh si bapak. Udah ditemenin genjot mantunya, masih aja diingetin gak boleh datang telat" gerutu pak bejo

Hamil Anak Siapa? [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang