31

1.7K 8 0
                                    

Happy reading

Sementara haris sedang sibuk di kantornya, sedangkan saat itu sedang jam istirahat. Tugas menumpuk di meja kerjanya. Ia harus menyelesaikan tugas itu tepat waktu. Meskipun demikian, sejenak mengambil nafas dan meminum teh hangat yang telah tersedia.

Terlintas dalam benaknya akan kerinduan pada sang putra. Ia rindu pada anaknya, bayu. Namun dia bingung bagaimana bisa bertemu dengan bayu, sedangkan istrinya sepertinya tidak mengizinkan. Tiba-tiba telepon selularnya bergetar.

“Mas, pulang kantor bisa ketemu gak? Ada yang mau aku omongin” tanya rani dalam pesan itu

“Untuk kamu apa sih yang gak bisa” balas haris tersenyum sendiri

“Oke mas. kita ketemu di tempat biasa ya” balas rani langsung

“Iya saayanggg” balas haris dengan wajah senang.

Tiba-tiba pak arso mendatanginya. Ia melihat bawahannya tersenyum dan senang sendiri.

“Heeeii hariiss! Kamu malah senyam-senyum sendiri. Itu tugas kamu masih banyak yang musti diserahin ke saya. Udah selesai belum?!” tegur pak arso.

“Iya pakk maaf” sahut haris nyengir usai pak arso memergokinya.

Laki-laki itu kembali bekerja di jam istirahatnya. Namun, mendapat pesan dan janjian ketemuan dengan rani membuat nya tidak begitu terbebani dengan pekerjaannya.

Justru tambah bersemangat menyelesaikan, agar ketika bertemu dengan selingkuhannya itu, terasa tidak terbebani pikiran akan tugas yang masih menyiksa.

Sementara pak arso sibuk memegang telepon selular di ruangannya entah apa yang akan dilakukannya.

•••••

Nia dan putranya sedang menikmati makan siang mereka. Tak banyak obrolan yang mereka utarakan seperti sebelum makanan dan minuman disajikan. Tak lama makan siang mereka selesai. Nia lalu membayar makanan dan minuman tersebut. Kemudian ia duduk sebentar bersama bayu sebelum meninggalkan warung soto itu.

“Kamu kok makanannya gak dihabisin de? Mendingan kamu tadi berdua mama aja” tanya nia kepada putranya

“Udah kenyang ma. Maaf ya” jawab bayu dengan nada pelan

Sungguh anak itu tidak mengetahui kondisi keuangan sang mama. Padahal, mamanya sedang mengirit kebutuhan hidup. Lantas ke duanya meninggalkan warung soto.

Seusai meninggalkan warung soto, bayu berencana mengajak sang mama ke mall. Namun, mamanya enggan menuruti kemauan putranya cemberut. Nia tidak bisa berbuat apa-apa pada saat putranya memohon padanya.

Sambil berjalan pulang ke tempat kos mereka, nia terpikir kan dimana dia harus bekerja sekarang, sedangkan ke uangan nya semakin menipis. Tak lama ia dan putranya tiba di tempat kos mereka.

Suasana lengang di sekitar mereka. Tak ada pak broto yang tadi bertemu ketika hendak pergi. Mungkin laki-laki tua sekaligus pemilik kos, sedang tidak berada di rumah. Nia membuka pintu yang terkunci. Bayu menunggu. Tak begitu lama masuklah keduanya ke tempat mereka menginap.

“Cape juga yaa maa jalan…” ucap bayu duduk di ruang depan yang hampa

“gitu aja cape de ckckck” sahut sang mama berjalan masuk kamar

“Ihh si mama gak percaya…” balas bayu

“Yaudah deh mama percaya percaya deh…” ucap nia mengulangi.

Di dalam kamar nia mengganti kaos dan celananya dengan pakaian yang lebih santai. Sementara bayu sibuk melamun di ruangan depan. Entah apa yang dipikirkan anak itu. Lalu nia menemui putranya di ruang depan.

“De, kamu gak ganti pakaian? Gak panas tuh? tanya nia sambil mengunci pintu dari dalam.

“Enggak maa nanti ajaa.. lagi pula aku masih berkeringat. Nunggu keringat kering dulu baru ganti pakaian”

“Oke deh kalo begitu. Mama istirahat dulu ya di kamar. Kamu kalau mau istirahat, istirahat aja” ucap nia meninggalkan kunci mengait di pintu

“Iya maa” jawab bayu lemas.

Di dalam kamar nia beristirahat sambil memegang telepon selular nya. Saat itu pula ia mulai memikirkan pekerjaan apa yang akan diambilnya. Tak lama pesan masuk ke dalam telepon selularnya. Atasan suaminya, pak arso, mengirimi nia pesan.

“Halo niaa… apa kabar? Masih ingat aku kan sayang? Eh iya Kamu sekarang pasti lagi butuh pekerjaan kan? aku bisa bantu kamu sayang… hubungi aku yaa. Arso.”

Membaca pesan tersebut, lantas nia terkejut bagaimana lelaki tua itu tahu kalau dia sedang butuh pekerjaan. Dia berpikiran mungkin suaminya yang memberi tahu.

Kini nia bingung, satu sisi dia butuh pekerjaan. Di sisi lain, ia takut pak arso pasti punya rencana kotor terhadap dirinya. Ia melamun mempertimbangkan di atas tempat tidurnya.

Sementara bayu sibuk memikirkan bagaimana ia bisa bertemu papanya. Dia ingin sekali bertemu melepas rindu. Ia berpikir keras. Tak lama anak itu punya ide.

“Kalau begini pasti bisa” ucap bayu pelan sendirian

Jauh di luar Jakarta sana, dua lelaki paruh baya sedang melepas lelah di sebuah gubuk kecil. Wajah keduanya tak sebahagia sebelum nya. Entah apa yang menyebabkan mereka demikian. Dua laki-laki itu ialah Pak Paijo dan Pak bejo. Mereka baru saja bekerja di ladang jagung. Keduanya beristirahat sejenak seperti biasanya sebelum makan siang.

“Adduhhh pakk…. pakk…. saya sekarang jadi kebanyakan manyun di rumah pak” ucap pak bejo lesu.

“Kenapa sih jo? Kamu udah gak betah kerja sama saya?” tanya pak paijo serius

“Bukan itu pak. Saya kangen sama mantu bapak pak…” ucap pak bejo polos

“Adduuhh joo pikiran kamu sama kayak saya. Saya juga kangen sama si nia”

“Iya pak. Bapak sih gak bisa cegah nia pergi… Anak bapak juga gara-garanya bikin kesenangan saya rusak aja” ucap pak bejo kesal

“Aduh joo… kamu malah nyalahin saya dan anak saya jadinya gimana sih kamu ini. Eh iya jo saya jadi keinget waktu kita genjot nia bareng”

“Iyaa pakkk. Si bapak waktu itu lama banget main di memeknya… udah tahu kontol saya gak tahan. Terpaksa lubang anal nia saya embat juga” curhat pak bejo

“Elaaahh kamu juga nikmatin kan? Eh ya, tapi ngomong-ngomong enak juga ya joo… si nia kita genjot berdua”

“Iyaa pakk. Aduhh si bapak… gara-gara obrolan begini di tengah siang hari bolong, otong saya jadi bangun nih pak” keluh pak bejo

“Iyaa sama jooo saya jugaa. Kamu juga sih yang mulai duluan” ucap pak paijo menyalahkan buruh taninya

“Kapan-kapan kita ke jakarta yuk pak? gimana?”

“Gila kamu… jangan bilang kamu pengen genjot nia di Jakarta. Bisa dipukulin anakku kamu” tegas pak paijo

“Yaudah kalo gitu saya pamit dulu yaa pakk”

“Yaudah saya juga mau pamit” pamit pak paijo

Kedua lelaki tua itu pulang ke rumahnya masing-masing setelah selesai bekerja dan beristirahat sejenak.

Senja menyambut lelaki yang sedang merapikan meja ke rjanya. Ya, haris sudah menyelesaikan seluruh pekerjaan nya. Sebetulnya ia ingin menyerahkan pekerjaan yang telah diselesaikan kepada atasan nya, pak arso.

Namun ia melihat atasannya pak arso sudah pulang terlebih dahulu. Lantas ia berpikir besok saja menyerah, setelah itu ia bergegas meninggalkan kantor tempat dirinya mencari nafkah.

Usai pulang kerja, sesuai dengan janji, haris menemui rani, kekasih gelapnya, di cafe, tempat biasa mereka biasa bertemu. Haris penasaran apa yang hendak dibicarakan kekasih gelapnya itu.

Continued☂️

Hamil Anak Siapa? [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang