24

77 10 2
                                    

Halilintar menatap solar yang semakin lama semakin menjauh, "ck, apa yang dimaksud oleh nya?!, aku tak mengerti!"

Lalu halilintar memutuskan untuk pergi dari halaman belakang, ia pergi keruangan blaze.

"Dimana yang lain?" Tanya halilintar, "entah lah, gempa mengajak Thorn untuk pergi bersamanya dan solar bukannya pergi menyusul dirimu?"

Halilintar terdiam, 'gempa?, membawa thorn?'

"Kukira tadi solar sudah sampai terlebih dahulu, ternyata belum" Gumam halilintar.

"Oh ya blaze"

Halilintar mendekatkan dirinya kepada blaze,"apa?"

"Kau tau dimana liontin milik askara?"

Blaze yang sedang meminum air pun mengelengkan kepalanya, "kukira kau yang menyimpannya"

"Berikan liontin milik mahen"ucap blaze, halilintar menggelengkan kepalanya, blaze menatap halilintar dengan tatapan bingung.

"Kenapa?" Ucap blaze, "kau harus hidup sampai akhir" Ucap halilintar.

"Hah?, apa yang kau bicara?"

"Aku tau kau menyadarinya blaze, tapi kau menepis nya dan melupakannya kan?" Ucap halilintar, halilintar menatap blaze dengan tatapan serius.

Untuk pertama kalinya blaze berbicara panjang lebar dengan kakak pertamanya, awalnya mereka memang tak terlalu akrab, blaze lebih akrab bersama taufan, ice dan Thorn.

Blaze tersenyum canggung., "tentang seseorang yang membunuh mahen?"

Halilintar mengganguk,"candra sudah mengetahuinya, dan dia sepertinya sekarang sedang menyusul kak gerald dan artha"ucap blaze

"Ya aku tau, aku hanya ingin mendengar cerita tentang seseorang yang menyulik kalian."

Blaze menatap sinis kepada halilintar, dan tersenyum miring.

"Kau mencoba untuk mengingatkan ku kepada trauma tersebut ya?"

"Maaf, tapi ini penting."ucap halilintar, blaze tertawa terbahak bahak.

Lalu kembali serius, "Baiklah baiklah!,jangan salahkan aku bila aku kembali menggila~" Goda blaze.

Halilintar menatap datar kearah blaze.blaze berdehem.

"Saat itu..., tepat dimana hari ulang tahun mahen, dan kau yang menyuruh ku untuk mengajak mahen berjalan-jalan kan?, dan saat kita sedang duduk di taman.

Ada seorang pemuda yang menghampiri kita berdua, aku lupa bagaimana dia menghampiri kami dan kami bisa berteman, walaupun hanya sebentar.

Dan aku masih mengingat dengan jelas siapa namanya, dan dia adalah adik dari ejojo?, entahlah aku lupa, namanya ada beliung, beliung tak memberitahukan nama panjangnya."

"Kau melihat liontin milik beliung?" Potong halilintar, blaze membulatkan matanya saat mendengar ucapan halilintar.

"Lanjutkan cerita mu." Ketus halilintar, blaze mengganguk, lalu halilintar duduk di samping blaze.

"D-dan saat itu..., kami berdua salah fokus, dimana saat beliung sedang menceritakan suatu hal kepada kami, aku dan mahendra, malah melihat kearah lehernya.

Lehernya terdapat seperti luka goresan, dan dia memakai liontin yang sangat percis seperti buatan kak askara,dan juga saat aku bertanya kepadanya, dia dapat liontin itu dari mana, dan dia menjawab bahwa ini pemberian abangnya.

Kurasa ejojo mencuri liontin tersebut dari kak askara..., dan--"

"Sudah cukup, aku sudah tau cerita selanjutnya sopan yang memberitahu, dan sopan juga melihat hal yang sama dengan mu."potong halilintar

| |•TERHEBAT•| |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang