22

90 10 0
                                    

Thorn dan solar pergi menuju ruangan ice, "eh?, kok kalian di luar? Kak ice gimanaa?" Tanya thorn.

Semua nya terdiam tak ada yang menjawab, solar dan thorn saling menatap satu sama lain.

"Ada masalah apa kak?" tanya solar, melihat wajah solar yang tampak serius.

Lalu blaze menjelaskan apa yang terjadi pada ice, setelah mendengarnya thorn dan solar tentu terkejut.

Apalagi thorn yang dulu sangat dekat dengan ice, "la-lalu sekarang kak ice gimana?!, udah ada kabar dari dokter?!" Ucap thorn.

Solar meletakkan tas yang dibawa olehnya,"hei tenangkan dirimu" Solar memandang gempa.

Ia duduk di samping gempa, "berkediplah"

Dan gempa pun tersadar dari lamunannya, "aku hanya khawatir"

Gempa menundukkan kepalanya, "kita juga mengalami hal yang sama, yaitu khawatir"

Thorn duduk di samping blaze, muka blaze terlihat sangat pucat, "hei? Kak? Kau oke?"

"Kelihatannya?"

"Hanya basa basi"

Keadaan menjadi hening.

Clack...

Pintu ruangan ice terbuka, menampilkan salah satu dokter yang keluar dari sana.

Dokter tersebut membuka maskernya, di belakang nya terlihat ice yang sedang di bantu oleh alat nafas.

Pintu ruangan kembali tertutup, "dengan keluarga mahendra?"

"Ya, kita saudara nya" Ucap halilintar, "tuan azka?apakah benar?"

Halilintar mengganguk, "dok! Bagaimana dengan keadaan adik saya?!"

"Tenanglah gerald.."

Sedangkan blaze masih terdiam.

Dokter tersebut berdehem, "tuan mahendra..."
































"Nyawanya tak bisa tertolong, sisa waktu hidupnya hanyalah 1 hari, dan besok tuan mahendra sudah tak ada."
















































clack..

Pintu ruangan yang sangat gelap terbuka, "aze?, makan dulu yuk..." Ajak gempa.

Blaze mengelengkan kepalanya pelan, ia terlihat sedang bermain dengan boneka paus yang terus ia gengam.

"Kalo lapar kebawah ya laze?, udah hampir 5 bulan kamu ga keluar dari kamar..."

Blaze lagu lagi tak menjawab, dan hanya di balas dengan anggukan kepala dari blaze, gempa tentu saja khawatir dengan keadaan adiknya.

Tapi mau bagaimana lagi?, "icy lapar gaa?, kalo icy lapar nanti aze bawain makanan buat icy..."lirih blaze

Pintu kamar blaze kembali di tutup oleh gempa, " Gimana?"tanya halilintar.

"Masih ga mau keluar" gempa kembali murung, sudah 5 bulan lamanya mereka kembali kehilangan adik es mereka.

Dan karna dirasa tak aman dengan lingkungan sekitar, halilintar mengambil tindakan, yaitu melapor pada polisi.

Namun tetap saja polisi tak mau mendengarkan apa yang di katakan halilintar

Dan halilintar memilih untuk pindah, dan sekarang mereka sudah pindah.

"Kak laze!, ayo makan!!"

"Kak lazeee, temenin thorn beli taneman yuk!"

"Kak laze anter solar beli tabung reaksi mau ga?, nanti solar traktir deh!"

Tetap saja tak ada jawaban dari blaze, "kak..., aku khawatir ayo bawa blaze ke
psikiater"

Halilintar menatap gempa, sejujurnya ia juga ada rencana untuk membawa blaze ke psikiater, tapi saat melihat kondisi blaze yang semakin kurus

Dan tak mau keluar dari rumah, apakah akan sulit jika di bawa paksa ke luar rumah?

Sedangkan keadaan blaze, matanya sudah bengkak akibat menangis terus menerus.

Dan terus memeluk bantal paus yang berukuran sedang.

Mata nya memejamkan, blaze mulai mengantuk.

"Hei...icy tau kok! Apa yang ada didalam  tubuh ice, ada racun kan?,terus ginjal ice juga satu ga berfungsi, dan mata ice yang mulai rusak, organ ice juga mulai rusak..., ice denger semua yang kalian omongin tadi"

Ice lalu terbatuk, dan mengeluarkan sedikit darah saat dirinya terbatuk, "sekarang ice lagi lemah!, maaf ya ice udah ngerepotin kalian"

"Ice sayang ama kalian semuaaa!!, kalian jangan murung dong, masa kalian ga seneng pas ngeliat ice senyum?, jahatt ihhh"

"Hei..., ice sudah jangan terlalu banyak bicara..." Gempa berusaha untuk memberhentikan ice agar ia tak terus menerus berbicara, karna nafas ice yang semakin lama semakin lemah.

"Kalo ice ada salah ama kalian maafin ice ya!, bentar lagi ice keknya ketemu ama kak ufan ama mama dan papaa!, nanti ice mau bungan tulip yaa ama boneka paus yang banyaaakkkkkkk!!"

"ICE!!" teriak blaze, blaze celingak celinguk sepertinya ini bukan kamar nya...

"Blaze kau menakuti ku tauu!!"blaze menoleh kearah sumber suara, blaze seketika melotot saat melihat siapa yang menyambut dirinya.

| |•TERHEBAT•| |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang