Istri Suka Tantangan Part 1

6.7K 18 0
                                    


Namaku Annisa Wiguna, umurku saat ini 25 tahun dan sudah dikaruniai 2 orang anak yang lucu-lucu. Ya, memang terkesan sangat cepat di usiaku saat ini. Aku istri dari Dian Wiguna, seorang pengusaha muda di bidang properti, usianya saat ini 28 tahun. Aku menikah dengannya saat usiaku masih akan memasuki 22 tahun. Kami memilih menikah muda karena komitmen kami berdua agar tidak hamil diluar nikah. Selain juga karena mas Dian sudah memiliki penghasilan yang lumayan, dan telah memiliki rumah hasil jerih payahnya sendiri. Itulah mengapa kami segera melangsungkan pernikahan. Kami hanya mengalami masa pacaran kurang lebih satu tahun saja. Namun, ketakutan akan terjadinya hamil di luar nikah bukan berarti kegiatan pacaran kami hanya sebatas pegangan tangan. Kami rutin ketemu 2 kali seminggu. Sama seperti pasangan lain ketika masa pacaran, jalan-jalan di malam hari, traveling ke luar kota, makan malam, nonton dan sebagainya. Tapi semua kegiatan itu selalu diakhiri kegiatan mantap-mantap di rumah mas Dian. Ya, karena sudah memiliki rumah sendiri, kami bebas melakukan apa saja di rumah itu, tanpa harus takut dipergoki oleh orang tua kami.

Aku ingat pertama kali kami melakukan hal yang menyimpang selama pacaran. Bahkan saat itu malah dilakukan di rumahku, saat kedua orang tuaku ada di dalam rumah menonton acara TV. Kami berduaan di bangku panjang yang ada di teras rumahku. Saat itu kami baru saja pulang dari menghadiri acara di rumah temanku. Kami duduk berdampingan sambil ngobrol dan menikmati teh hangat berdua. Saat itu entah kenapa, ada dorongan dalam diriku untuk mencoba berciuman mesra dengan mas Dian. Memberikan sebuah ciuman kepada orang yang aku sayang untuk pertama kalinya. Ya, pertama kalinya karena meskipun sudah beberapa kali pacaran, aku tidak pernah berciuman bibir dengan mantan-mantanku.

Kudekatkan tubuhku merapat ke mas Dian, sambil kupancing dia dengan menggesek-gesekkan payudaraku yang kenyal ke lengannya. Beberapa kali kugesekkan payudaraku, dia terpancing untuk menjamah tubuhku. Didekapnya aku dengan erat, dan wajah kami beradu saling bertatapan. Perlahan bibir kami bersentuhan untuk pertama kalinya. Dikecupnya dengan mesra bibirku yang mungil ini, dan disedot-sedot secara perlahan. Aku pun tak mau kalah untuk memberikan pengalaman ciuman tak terlupakan dengannya, meskipun itu merupakan ciuman pertamaku. 5 menit kami berciuman, sampai saat adikku memanggil dari dalam rumah untuk mengantarkan cemilan untuk kami berdua. Kami mengakhiri sejenak aktivitas ciuman kami sampai adikku masuk kembali ke dalam rumah.

Setelah memastikan adikku sudah berada di kamarnya lagi, aku berinisiatif untuk memulainya lagi. Kubisikkan kata sayang ke telinga mas Dian, dan perlahan ku kecupkan bibirku kepadanya. Dia menyambutnya, sambil merengkuh kembali tubuhku ke pelukannya. Ciuman kedua ini lebih hebat dari sebelumnya, karena kini tangan mas Dian aktif di kedua susuku. Sambil menciumi bibirku, tangannya meremas-remas bongkahan susuku dari luar pakaianku. Meskipun hanya dari luar pakaianku, dia dapat menemukan puting sensitif yang akhirnya terus dipilinnya, hingga membuatku lupa situasi. Ternyata tak hanya sampai disitu, mas Dian perlahan membuka 2 kancing teratas bajuku, hingga dia dapat melihat belahan susuku dari atas. Susuku yang saat itu masih terbungkus bra merah kesukaanku, juga dijilatnya dengan rakus. Coba dikeluarkannya kedua susuku dari bra dan pakaianku, sampai aku sendiri merasa terangsang hebat melihat kondisiku saat itu. Masih berpakaian lengkap dengan bawahan menggunakan jeans ketat, atasan berupa kemeja casual dan jilbab segiempat warna pink, tapi bongkahan susuku meloncat keluar terekspos bebas dari pakaianku. Sungguh binal sekali, pikirku.

Setelah kedua susuku menyeruak keluar dari pakaianku, mas Dian langsung mencaplok putingku dan menyedotnya dengan penuh nafsu. Mulutnya menyerang susuku sebelah kanan, dan tangannya dengan kuat meremas susuku sebelah kiri. Diperlakukan seperti itu, tentu saja birahiku terpancing. Mas Dian tak mengetahui bahwa sebenarnya celana dalamku sudah basah sekali. Ya, cairan cintaku meleleh tak terbendung membasahi celana dalamku. Kami merasa aman melakukan hal itu karena memang orang tua dan adikku jarang sekali menengok keluar rumah ketika ada mas Dian. Sehingga kami merasa bebas berduaan di teras rumah. Kegiatan kami malam itu harus berakhir karena waktu sudah menunjukkan jam 10 malam, yang artinya kami harus mengakhiri pertemuan pada malam itu.

Istri Suka Tantangan (Cuck0ld Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang