Selesai memberikan riasan di wajahku, Citra lantas melihat secarik kertas yang berisi daftar pakaian yang harus kupakai hari ini. Pertama, adalah semacam bodycon dengan tali pundak berwarna hitam, dan panjangnya hanya beberapa senti ke bawah dari pangkal paha. Bahannya ngepres ke badan, walaupun tidak transparan, tapi tetap bisa menampilkan tonjolan puting jika tak mengenakan bra dibaliknya. Kalau aku membungkuk, sepertinya akan terlihat belahan vaginaku dari belakang kalo ga pake celana dalam. Melihat para pria sedang asyik mempersiapkan gearnya, sementara di dekatku hanya ada Citra, aku tak terlalu ambil pusing mencari tempat untuk berganti pakaian.
Tanpa pikir panjang, segera kulepaskan pakaian yang kukenakan, semuanya. Ya, semuanya. Citra yang asyik dengan handphonenya tak menyadari kalo aku telanjang bulat saat ini, dan bersiap mengenakan bodycon yang diberikan olehnya. Keliatan banget belahan dadaku seakan mau tumpah dengan busana ini. Sementara putingku juga tercetak jelas.
"Mulus banget non, juaraaaa... " celetuk seseorang dari belakang. Mendengar itu aku jadi kaget bukan kepalang. Gimana enggak, ternyata pak Sapto dan pak Naryo dari tadi ada di belakangku !
Aku teledor ga mikirin keberadaan mereka. Jadi secara otomatis mereka tadi melihat tubuh telanjangku dari belakang. Dan bisa jadi juga mengintip belahan vaginaku ketika aku membungkuk tadi.
Udah terlanjur basah, sekalian saja kasih sedikit pertunjukan buat mereka. Kutunjuk-tunjuk bagian payudaraku, seakan memberi isyarat tanya buat mereka, apakah mereka berminat melihat payudaraku. Lalu kugoyangkan tanganku seperti menimang kedua payudaraku. Kulihat mereka antusias sambil mengangguk angguk tanda setuju. Dengan cepat kutarik baju itu di bagian depan, sehingga kedua payudaraku meloncat keluar dan bergoyang. Namun sesegera mungkin juga ku kembalikan ke wadahnya.
Pak Naryo dan Pak Sapto yang melihatnya pun ternganga namun masih sempat mengacungkan jempol mereka, tanda mereka suka dengan apa yang mereka lihat. Kuberikan gestur mencium mereka sebelum aku menuju ke tempat om David dan teman-temannya.
"Gimana, udah siap ?" Tanya om David.
"Sudah om, Yuk." Balasku.
Om Ivan lantas maju, dan menjelaskan konsep pemotretan dengan baju pertama ini. Konsepnya adalah aku seorang pedagang bunga yang sedang memilih bunga-bunga untuk kubeli dan kemudian dijual kembali di tempat asalku. Diawal mungkin tidak terlalu erotis, karena mereka akan mengambil gambar dengan target tubuhku yang kadang mengintip karena gerakan tertentu seperti membungkuk, jongkok atau nungging. Pak Sapto dan Pak Naryo berperan sebagai petani bunga tempat aku membeli.
Pertama aku berpose layaknya wisatawan yang mengunjungi taman bunga, dengan tangan merentang ke atas, menunjukkan ketiakku dihiasi dengan senyum lebar yang manja. Kemudian lanjut dengan adegan aku berbincang dengan pak Sapto. Adegan demi adegan aku lalui layaknya bercanda biasa, dengan selingan membungkuk untuk mengambil pot bunga di bagian bawah, nungging mengambil bunga-bunga yang rontok di bawah sampai jongkok melihat pak Sapto memperagakan cara menanam bunga yang benar.
Sayangnya mungkin baru 45 menit kami mengambil foto, hujan turun dengan derasnya tanpa aba-aba. Bahkan mendung pun tidak terlihat terlalu tebal. Namun apa daya, kami harus segera menghentikan semuanya, mengemasi barang kami dan kemudian masuk ke mobil untuk berlindung dari air hujan.
Kami semua akhirnya kembali ke hotel, plus pak Naryo dan pak Sapto ikut dengan kami, meskipun mereka tidak satu mobil dengan kami. Mereka menggunakan motor dan berboncengan. Sesampainya di hotel, kami segera masuk kamar. Kemudian mengambil tempat duduk masing-masing di sofa, meskipun pak Naryo dan pak Sapto terpaksa duduk di bawah karena keterbatasan tempat.
Om Robby meminta Handi untuk memesan makanan untuk kami. Tanpa menyebutkan menu spesifik, om Robby hanya minta untuk dibuatkan menu makanan yang lengkap. Handi hanya mengangguk seakan mengerti maksudnya. Handi lantas keluar kamar untuk menuju ke resto hotel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Suka Tantangan (Cuck0ld Warning)
RomanceKarena novel 18+ memiliki konten yang bisa mengandung tema dewasa, penting untuk membaca dengan bijak dan mempertimbangkan preferensi pribadi. Tetap pastikan bahwa apa yang Anda baca sesuai dengan batasan dan nilai yang Anda pegang. Jika Anda merasa...