"Masa baru kaya gini enak, enakan mana sama om Robby kemarin ?" Tanya om Ivan. "Om Robby ih, pasti cerita-cerita ya ?" Tanyaku malu. "Baru 2 aja enak, gimana kalo 3 ?" Ledek om Ivan. "Kalo 2 aja enak, berarti 6 atau lebih juga pasti enak." Balasku sambil nyengir.
"Emang kuat ?" Tanya om Ivan terkesan menantangku. "Yah, kalo perempuan sih diem sambil berbaring juga bisa ngenakin. Roketnya kuat berapa kali." Jawabku sambil tertawa ngakak. "Boleh tuh." Jawab om Ivan singkat.
Aku melihat jam dinding di kamar, ternyata sudah jam 1 siang. Masih ada 3 jam lagi menunggu kedatangan om Robby dan om David. "Om, berenang yuk." Ajakku ke om Ivan. "Boleh. Bawa baju renang ?" Tanyanya. "Eh iya, aku ga bawa. Ginian aja gapapa kali ya." Ujarku. "Minta bikini ke Handi sana." Suruh om Ivan. Aku langsung bangkit dan dan berjalan menuju ke kamar sebelah.
"Eh, maaf mbak." Teriaknya kaget. Saat aku membuka connecting door, ternyata Handi sedang self-service mencapai kenikmatannya. Aku pun sebenarnya juga sedikit kaget, tapi tetap santai. Handi tampak tergesa-gesa memasukkan k*nt*lnya kembali ke dalam celana. "Maaf ya mbak." Ucapnya sambil tersipu malu. "Iya gapapa, wajar kok. Mending dikeluarin daripada jadi nyut-nyutan di kepala. Abis liat bokep ya ?"
"Enggak mba, cuman tadi liat mbak tidur pas dipanggil Bapak." Jelas Ivan. "Masa liat mba tidur aja jadi pengen sih ?" Tanyaku sambil memancing responnya. "Iya nih mbak, seksi banget." Pujinya sambil tersipu.
"Mau renang nih, ikut nggak ?" Tanyaku pada Handi. "Nggak mbak ku jaga kamar aja." Jelasnya. "Oh ya udah deh. Eh, kata Bapak suruh minta bikini ke kamu. Dimana ?" Tanyaku pada Ivan, sembari ikut menyebut om Ivan dengan sebutan Bapak. "Bentar mba." Jawabnya yang diiringi dia bangkit dari ranjang. Dibukanya salah satu koper, dan kemudian menyodorkan 3 pasang bikini kepadaku. Aku menerima dengan heran, karena ukuran ini bisa dibilang adalah micro-bikini, hanya menutupi bagian-bagian penting dengan space yang mepet.
Kuputuskan memakai 1 yang berwarna gold ini. Dan tanpa risih aku mengganti pakaianku dengan bikini di depan Handi. Dia tampak melongo saat aku melepaskan kaos dan hotpant ku sekaligus, sehingga tubuh telanjangku tampak di depan mata kepalanya. Setelah aku telanjang total, aku melihat-lihat bikini berwarna gold ini, seperti kaum wanita saat memilih-milih pakaian. Aku sengaja melakukan ini untuk mengulur waktu agar Handi bisa lebih lama memandangi tubuhku. Namun dengan sengaja tidak melakukan kontak mata agar dia tidak malu.
Setelah bikini itu sudah kupakai dengan sempurna, aku berpose di depan Handi sambil bertanya padanya. "Bagus nggak ?"
"Bagus mba, bagus banget." Jawabnya sambil tergagap. Mungkin dia sedikit shock dengan apa yang baru saja melihatnya.
"Ya udah, aku berenang dulu ya." Bisikku saat menghampiri Handi, berusaha memberikan tontonan jarak dekat. Tak menunggu jawabannya, aku berbalik kembali ke kamar sebelah. Kulihat om Ivan sudah siap menuju kolam renang hanya dengan celana pendek saja. "Yuk om." Ajakku kepada om Ivan yang segera diikutinya langkahku keluar kamar.
Meskipun siang hari, kolam renang disini aman dari terik matahari karena pohon-pohon besar di sekitarnya yang rindang. Terlihat tidak ada orang lain selain aku dan om Ivan. Wajar saja, ini hari Senin, beda kondisi kalo ini adalah hari Minggu atau hari libur.
Aku duduk di tepian kolam untuk memasukkan kedua kakiku ke air, menyesuaikan suhu tubuh dengan air yang pastinya lumayan dingin di wilayah pegunungan seperti ini. Tampak om Ivan mengambil tempat di seberang langsung masuk ke kolam renang meskipun dengan perlahan. Aku menggoyangkan kakiku di dalam air sambil melihat sekitar yang dipenuhi dengan pohon-pohon tinggi. Dengan tiba-tiba om Ivan muncul dari dalam air dan kemudian memelukku dan menarik tubuhku ke dalam air.
"Hiyaaaa...." Aku berteriak kaget karena masih belum siap dengan dinginnya air kolam renang. Seluruh tubuhku langsung merinding. Om Ivan tertawa lepas saat melihat kekagumanku. "Maaf ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Suka Tantangan (Cuck0ld Warning)
Storie d'amoreKarena novel 18+ memiliki konten yang bisa mengandung tema dewasa, penting untuk membaca dengan bijak dan mempertimbangkan preferensi pribadi. Tetap pastikan bahwa apa yang Anda baca sesuai dengan batasan dan nilai yang Anda pegang. Jika Anda merasa...