"Hai semuanya...." Sapa om Robby saat masuk ke kamar. Ternyata om Robby sudah sampai, di belakangnya ada om David. "Ooooii, masuk sini." Sambut om Ivan. Om Robby dan om David pun masuk ke kamar dan bersalaman dengan kami. Lantas mengambil duduk di tempat yang kosong.
"Gimana perjalanan ?" Tanya om Ivan. Mendapatkan pertanyaan seperti itu om Robby langsung nyerocos menceritakan keluh kesah betapa macetnya jalanan Semarang menuju kesini. Om Ivan yang mendengarnya pun hanya geleng-geleng kepala. "Udah ngerti jam pulang kantor." Ledeknya. "Si David nih, pake acara molor segala." Kata om Robby mencari kambing hitam.
"Ya gimana, urusan duit nih bro. Kalian sih enak semuanya bisa jalan otomatis." Jawab Om David menjawab protes om Robby. "Duit jangan terlalu dihemat, kalo bisa dihandle orang lain ya kasih ke orang lain, ngirit amat." Timpal om Ivan.
Aku ceritakan tentang om David ini ya. Umurnya kurang lebih sama dengan om Ivan, namun perawakannya tak segagah dan sebagus om Ivan. Tapi ga buncit juga sih, cuma mungkin badannya tidak setinggi om Ivan. Makanya terlihat biasa aja. Dilihat dari wajahnya, om David ini terkesan seperti orang Jawa asli, tapi sebetulnya keturunan Tionghoa. Istrinya seorang pengusaha tas mewah yang jarang di rumah, sementara kedua anaknya juga sudah memiliki rumah masing-masing setelah berumah tangga.
Om David sendiri seorang pengusaha dengan beberapa macam bisnis, namun yang terbesar adalah bisnis pariwisatanya. Dia memiliki beberapa objek wisata di seluruh Indonesia. Namun bisnis yang katanya masih membuat repot dirinya adalah bisnis berliannya. Wajarkah bila dia merasa sayang kalo diserahkan pada orang lain, takutnya nanti dibawa lari. Kalo ga dibawa lari berliannya, ya duit setorannya yang dibawa kabur.
"Mulai jam berapa nih ?" Tanya om David. "Mulai besok aja lah bego, udah mau gelap juga." Ledek om Ivan. "Ya udah deh, maap yak." Jawab om David yang sepertinya merasa ga enak dengan om Ivan serta om Robby. "Nanti malem aja survey tempatnya dulu, jadi besok udah dapet rencana konsepnya." Ujar om Robby. "Emang ga gelap ?" tanya om Ivan.
"Tanggal segini harusnya dapet penerangan dari Bulan." kata om Robby. Om Ivan dan om David pun mengangguk-angguk bersamaan.
"Berenang dulu aja kali yak, gerah nih abis macet-macetan." Kata om Robby sembari bangkit dan menuju kamar sebelah. "Vid, pinjam Citra ya..." Teriak om Robby pada om David. "Bawa deh..." Jawab om David juga sambil teriak.
Heeeh, aku bingung mendengar nama Citra. Kupikir yang datang tadi hanya om Robby dan om David, lalu siapa Citra ? Aku tak menanyakan langsung pada om David, karena dia juga langsung bangkit dan menyusul om Robby.
"Ga mandi om ?" Tanyaku pada om Ivan. "Mandiin ya ?" Pintanya sambil nyengir.
Aku langsung menariknya ke kamar mandi. Kulepaskan celananya sampai telanjang bulat, kini aku dapat melihat dengan jelas batang kejantanannya yang meskipun sedang terkulai, tak bisa menyembunyikan dimensinya yang memang istimewa. Kulepaskan kimono handukku secara perlahan untuk menampilkan sedikit erotisme padanya.
Kunyalakan shower, dan kemudian kugosok seluruh badannya. Tak lupa memberikan pijatan dan remasan hangat di bagian k*nt*l dan bijinya. Sekaligus juga diselingi belaian di lubang anusnya. Aku yakin semua pria suka dengan perlakuan seperti ini. Aku sengaja tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk "muncrat" lagi. Kupikir mending disimpan dulu untuk momen dan tempat yang lebih nyaman. Dikeramasi dan kusabuni tubuhnya.
Selesai mandi, aku pun memakaikan kimono handuk padanya, begitu juga aku memakai kimono handukku. Kami bersamaan keluar dari kamar mandi.
Kulihat sudah hampir jam 6 sore, dan langit mulai gelap. Tapi sepertinya om David dan om Robby belum kembali dari kolam renang. "Aku bobo lagi ya om." Kataku pada om Ivan. "Iya, nanti dibangunin kalo makan malem ya." Jawabnya. Kukecup pipinya, lalu kemudian aku menuju ranjang. Kulepas kimono handukku, dan kemudian beringsut di bawah selimut. Nampaknya aku sedikit lelah, tak lama berbaring aku sudah langsung tertidur pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Suka Tantangan (Cuck0ld Warning)
RomanceKarena novel 18+ memiliki konten yang bisa mengandung tema dewasa, penting untuk membaca dengan bijak dan mempertimbangkan preferensi pribadi. Tetap pastikan bahwa apa yang Anda baca sesuai dengan batasan dan nilai yang Anda pegang. Jika Anda merasa...