"Kemasi peralatan ya, nanti jam 8 kita ketemu lagi untuk makan malam." Perintah pak Robby pada mereka.
Aku pun digandeng pak Robby untuk kembali ke dalam villa. Aku pun mengikutinya sambil menutupi tubuhku dengan handuk. "Kamu mandi dulu lagi deh, nanti kalo makan malam udah siap aku ke kamarmu." Kata pak Robby.
Aku pun akhirnya menuju kamarku, dengan horny yang luar biasa sebenarnya. Sedikit heran, apakah seperti ini profesionalitas seorang fotografer, bahkan model foto yang dengan gampangnya bisa langsung dinaiki pun dibiarkan begitu saja.
Uuuuuuhhh, aku yang berbalut birahi luar biasa pun segera masuk kamar. Kulempar handukku, kemudian kulucuti lingerie yang aku pakai. Aku langsung bersandar di sofa single kemudian memposisikan diri untuk menggosok vaginaku yang sudah gatal. Fantasiku seakan flashback ke acara pemotretan sore ini, andai saja aku dibantai 6 cowok tadi bersama pak Robby, tentu saja aku tidak perlu merasa horny berat seperti ini.
Kubayangkan diriku diapit 3 cowok untuk dimasuki semua lubangku dengan k*nt*l mereka. Uuuuhhh, pasti rasanya nikmat. Aku yang sudah dilanda birahi, tak butuh waktu lama, 5 menit tanganku mengobel vaginaku, aku sudah merasa puncakku sudah dekat. Yah, sedikit lagi... aku keluar.
Ketika kurasakan vaginaku berkedut-kedut, bersiap menyemburkan cairan orgasmeku, aku masih sempat melihat pintu kamar terbuka. Aku yang kepalang tanggung akhirnya masa bodoh dengan pintu yang terbuka itu.
"Pakaianmu nanti ada di..." Pak Robby yang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu pun akhirnya disuguhi pemandangan eksotis, pemandangan squirting wanita bersuami di depan pria lain yang lupa mengunci pintu kamar.
"Aaaaaarrrrggghhh..." Aku berteriak mencapai orgasmeku, dengan dipandangi oleh pak Robby yang tersenyum simpul melihatku. Pose ku kali ini memang sangat mendukung. Sofa single yang mengarah langsung ke pintu kamar, membuat pak Robby melihat secara sempurna tubuhku yang dilanda orgasme.
Pak Robby menghampiriku yang sedang terkulai lemas karena orgasme. Ditariknya tanganku, kemudian aku dituntun masuk ke kamar mandi. Shower dinyalakan, kemudian dengan penuh kelembutan tubuhku dimandikannya. Dicucinya pertama kali vaginaku terlebih dahulu, karena sisa orgasmeku tadi cukup banyak. Kemudian tubuhku disabuni dengan penuh teliti. Tak ada aktivitas lain yang dilakukan pak Robby kepadaku selain memandikan aku. Tangannya yang jelas sudah menjamahi tubuhku pun menurutku terkesan bukan merangsang. Tak seperti pria lain ketika memandikan tubuh seorang wanita. Dia tak berlama-lama di daerah sensitif, normal-normal saja. Setelah selesai memandikan aku, diambilnya kimono yang tergantung, kemudian dipakaikan di tubuhku. Kemudian aku digandeng keluar dari kamar mandi. "Kamu istirahat aja dulu", pesan pak Robby sambil berangsur keluar dari kamar ini.
Aku yang memang sedikit lelah dengan aktivitas hari ini akhirnya terlelap tanpa memakai baju terlebih dahulu. Bahkan aku lupa menutup pintu kamar setelah pak Robby keluar dari kamar tadi.
Aku terbangun ketika aku merasa bagian vaginaku seperti tertusuk-tusuk rumput. Kubuka mataku dan sayup-sayup kulihat ternyata ada seorang pria yang sedang menciumi vaginaku. "Eeeeeeh... " Pekikku melihat pria asing itu sedang menciumi vaginaku. Kumundurkan tubuhku dengan terkejut, karena ternyata pak Robby yang tadi berada di area selangkanganku. Kubenahi posisi kimonoku agar menutupi area vaginaku. Ternyata karena keteledoranku tadi, pintu kamar yang terbuka dan posisi kimono yang tersingkap saat tidur membuat area vaginaku terpampang.
"Maaf ya, abis ga tahan liat kebuka kaya gitu. " Kata pak Robby sambil berlalu dengan santai keluar kamar. Aku tak menjawab apapun, hanya termenung heran dengan sikapnya. Di posisi yang sangat-sangat menguntungkan seperti ini, dimana suamiku tak ada, dia bersama para anak buahnya, tentu akan dengan mudah memaksa aku untuk melayani nafsunya. Bahkan saat mandi yang jelas aku sudah telanjang bulat pun tak dimanfaatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Suka Tantangan (Cuck0ld Warning)
RomansaKarena novel 18+ memiliki konten yang bisa mengandung tema dewasa, penting untuk membaca dengan bijak dan mempertimbangkan preferensi pribadi. Tetap pastikan bahwa apa yang Anda baca sesuai dengan batasan dan nilai yang Anda pegang. Jika Anda merasa...