"Ayo maaaaaas, dikit lagi mas." erangku menikmati aksi ini.
Mas Dian meningkatkan tempo goyangannya, dan terus merangsang susuku. Aku yang sudah siap meraih puncak, ikut menggoyangkan badanku.
"Maaaaaaas, enaaaaaak bangeeeeeet, aku nyampeeee maaaaasss..." aku teriak saat puncak orgasmeku berhasil kuraih. Tak peduli apakah ada yang mendengar rintihan nikmatku.
Bukannya berhenti memberikan kesempatan aku untuk mengambil nafas setelah meraih orgasme, mas Dian malah tambah buas menggenjot m*m*kku. Digempurnya tanpa ampun m*m*kku, sepertinya dia begitu bernafsu dan menikmati sex outdoor kami ini.
Aku yang baru saja meraih orgasmeku tentu saja juga makin merasa nikmat, m*m*kku yang masih bergetar setelah orgasme tadi langsung terpancing juga.
Kudengar mas Dian mulai menggeram lirih, tanda puncaknya siap diraih. Aku inisiatif ikut menggoyang tubuhku agar hujaman k*nt*lnya lebih menusuk m*m*kku. Aku juga siap meraih puncakku. 3 menit kami saling menyelaraskan irama sodokan kelamin ini, kami berdua siap meraih puncak orgasme hebat ini.
"Pereeees k*nt*lku sayaaaang..." mas Dian mengerang nikmat.
"Aku juga mas, aku nyampeeee..."
Kami merasakan gerakan kelamin kami saling mengurut, aku menikmati kedutan k*nt*l dan semburan pejunya di dalam m*m*kku.
Aku lemas sekali setelah kami berhasil meraih orgasme bersamaan. Ambruk tubuhku di hamparan rumput kebun belakang. Terbaring telentang setelah mas Dian mengambil langkah mundur, membiarkan aku terbaring disana.
Nafasku masih memburu, tubuhku pun masih bergetar. Lelehan sperma sebagian mengalir keluar m*m*kku. Mataku setengah terpejam ketika kulihat mas Dian masuk ke dalam rumah. Mungkin ambil air minum pikirku. Kupejamkan mataku untuk menikmati sisa-sisa orgasmeku.
Kurasakan letih luar biasa pada tubuhku, tanpa tulang belulang rasanya di tubuh ini. Kubuka mataku secara perlahan, tanpa menggerakkan tubuhku sama sekali.
Indah sekali... pikirku melihat pemandangan yang terhampar di depanku. Kelap kelip bintang dan sinar bulan yang seakan menerpa tubuhku. Sejenak aku menikmati pemandangan indah ini, meskipun tubuhku kedinginan saat ini. Saat itu sekitar pukul 4 pagi, dimana matahari sepertinya sedang bersiap untuk melakukan tugasnya hari ini, menerangi dunia.
Setelah berhasil menyempurnakan kesadaranku, aku berusaha mengenali dimana aku berada. Mengingat-ingat dimana diriku ini, dan mengapa ada disini. Spontan aku terpekik melihat kondisiku, terbaring bugil diatas rumput kebun belakang. Aku baru ingat tadi aku selesai mencapai puncak persenggamaan dengan mas Dian. Terakhir yang kutahu adalah mas Dian masuk ke dalam rumah saat aku masih lemas karena orgasme.
Kucoba untuk bangkit, tapi rasanya tak kuat kakiku menopang tubuh ini. Mungkin karena tenaga yang terkuras habis, serta tubuhku yang diterpa hawa dingin karena telanjang di kebun belakang. Kuraih pagar bambu itu sebagai pegangan, agar lebih mudah aku untuk bangkit. Pelan-pelan aku mencoba untuk berdiri, dengan sisa tenagaku.
Berhasil aku berjalan masuk menuju rumah walau dengan tertatih-tatih. Kulihat mas Dian tertidur pulas di tempat tidur.
"Mas, kok aku ditinggalin di luar sih ?" tanyaku pada mas Dian dengan kesal.
"Sexy banget sayaaang... kamu kaya korban perkosaan..." jawabnya sambil memperlihatkan fotoku yang diambilnya setelah aku tertidur.
Ya, aku memang seperti korban perkosaan di foto-foto itu. Tergeletak tak berdaya tanpa mengenakan busana sama sekali di rerumputan. Sungguh erotis poseku sebenarnya. Tapi tetap saja aku kesal, seharusnya aku kan bisa tidur nyaman dan hangat di pelukan mas Dian. Akhirnya aku ikut bergabung melanjutkan tidurku di dekapan mas Dian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Suka Tantangan (Cuck0ld Warning)
RomansaKarena novel 18+ memiliki konten yang bisa mengandung tema dewasa, penting untuk membaca dengan bijak dan mempertimbangkan preferensi pribadi. Tetap pastikan bahwa apa yang Anda baca sesuai dengan batasan dan nilai yang Anda pegang. Jika Anda merasa...