Jam 14.30 suamiku dan pria bule itu menjemputku, Chris membantuku menaikkan barang-barang yang kubawa. Lantas kami pun bersama menuju ke bandara. Di jalan suamiku menceritakan padaku kenapa begitu mendadak siang ini. Ternyata teman suamiku di Semarang meninggal dunia. Dia ini sahabat karib suamiku yang sering membantunya kala kesusahan. Namanya mas Erik. Makanya ketika mendengar kabar bahwa dia meninggal, suamiku tanpa pikir panjang segera mengambil keputusan untuk ikut mengantar kepergian karibnya itu.
Kami lantas berpamitan pada para pria bule rekan kerja suamiku itu. Dan mengucapkan terima kasih sekaligus minta maaf. Mereka paham dengan apa yang dirasakan suamiku. Dan suamiku berjanji akan segera menghubungi mereka setelah urusan di Semarang selesai. Suamiku turun bersama Han dan Chris, dan bersama-sama menurunkan barang bawaan kami. Sementara aku masih di mobil membetulkan make up ku.
Patrick yang sedari tadi tidak turun ternyata curi-curi kesempatan padaku. Segera setelah aku selesai make up, disosornya bibirku dengan buas, sambil meremasi payudaraku. Aku yang kaget pun hanya bisa pasrah meskipun tak membalas ciumannya.
"Terima Kasih bu Nisa." Bisiknya di telingaku setelah dia melepaskan ciumannya. Aku pun membalasnya dengan senyum manja dan kemudian turun menyusul suamiku. Kami melambaikan tangan ke pria-pria bule itu dan kemudian berbalik menuju lobby bandara.
Saat ini kami sudah berada di salah satu hotel di Semarang. Aku tak begitu ingat jam berapa kami tiba di Semarang karena merasa lumayan lelah. Begitu sampai di hotel, aku langsung masuk ke kamar mandi, membersihkan tubuhku, dan kemudian beringsut ke tempat tidur serta menarik selimut untuk menutupi ketelanjanganku. Benar-benar cuek aku saat itu, bahkan tak ku hiraukan suamiku ketika dia berpamitan untuk keluar.
Sepertinya dia bisa memahami dengan gelagat yang seperti ini. Tanpa menunggu persetujuan dariku, dia langsung meninggalkan kamar hotel. Sepertinya dia langsung ke rumah Alm. mas Erik. Walaupun dia tak pernah berterus terang padaku, tapi sebenarnya aku bisa paham dari apa yang sering dia ceritakan.
Mengapa dia langsung memutuskan untuk berangkat ke Semarang saat mendengar mas Erik meninggal. Selain karena mas Erik adalah salah satu orang yang berjasa di hidupnya, mbak Vita juga menjadi salah satu fokus di pikirannya. Ya, jika mendengarkan dia bercerita tentang Vita, aku bisa menangkap ada sedikit perasaan suamiku pada wanita itu. Entah sebenarnya kabar mas Erik meninggal itu benar benar menjadi berita buruk untuknya, atau malah dianggap sebagai angin segar.
Pada dasarnya aku tak masalah jika nantinya akan ada pergumulan panas antara aku, suamiku dan Vita. Tentu saja itu akan menjadi bumbu kemesraan diantara kami. Meskipun aku juga terbersit rasa cemburu jika ternyata suamiku nyaman dengan Vita. Tapi bodo amat pikirku, anggap saja impas. Aku bebas digenjot oleh laki-laki lain, dan dia kubebaskan untuk menikmati wanita lain pula. Selama itu tidak merusak hubungan rumah tangga kami. Anggap saja itu adalah sarana perekat kemesraan diantara kami berdua.
Aku bangun dengan rasa nyaman yang menyenangkan. Kuraih handphone ku yang ada di meja sisi tempat tidur, kulihat sudah jam 8 malam. Dan kusapu pandangan ke seluruh kamar hotel, suamiku belum pulang juga. Aku yang merasa lapar segera menghubungi room service dan memesan beef steak serta segelas orange juice agar diantar ke kamar. Sambil menunggu pesananku datang, kunyalakan tivi dan menonton film di salah satu channel tv kabel yang tersedia. Tak lupa aku membuka sedikit pintu kamar dan mengganjalnya agar tidak tertutup lagi. Ini kulakukan agar nanti ketika pesananku datang, aku tak perlu beranjak dari tempat tidur dan bisa segera menyantap makanan.
Sekitar 20 menit aku menunggu, akhirnya pintu kamar diketuk. Setengah berteriak aku mempersilahkan room boy yang mengantar makanan agar langsung masuk. Dengan hanya ditutupi selimut, kusuruh dia meletakkan makanannya di atas kasur. Namun sialnya, kebijakan hotel membuat aku harus segera membayar pesanan tersebut secara cash. Setelah pemuda tadi meletakkan makanannya, dia menyodorkan bill yang harus dibayar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Suka Tantangan (Cuck0ld Warning)
RomanceKarena novel 18+ memiliki konten yang bisa mengandung tema dewasa, penting untuk membaca dengan bijak dan mempertimbangkan preferensi pribadi. Tetap pastikan bahwa apa yang Anda baca sesuai dengan batasan dan nilai yang Anda pegang. Jika Anda merasa...