PDKT

72 13 0
                                    

MET BACA MEQ🗿

Setelah pertemuan pertama di kafe malam itu, Oline dan Erine mulai sering berkomunikasi. Awalnya hanya pesan singkat, basa-basi tentang aktivitas sehari-hari, tetapi lama-kelamaan percakapan mereka semakin dalam dan hangat. Oline merasa nyaman berbicara dengan Erine, dan ada sesuatu dalam diri Erine yang membuatnya ingin tahu lebih banyak. Begitu pula dengan Erine—meski awalnya ragu, ia mulai membuka diri sedikit demi sedikit.

Malam itu, mereka berdua memutuskan untuk bertemu lagi. Kali ini di taman kota, tempat yang tenang dan penuh pohon rindang. Oline membawa dua cup kopi kesukaan mereka, sementara Erine datang dengan senyum yang hangat meski ada sedikit gugup di matanya.

“Kamu selalu suka tempat yang tenang, ya?” Erine membuka percakapan sambil duduk di bangku taman.

Oline tersenyum, mengangguk. “Iya, aku merasa lebih mudah berpikir kalau suasananya damai. Lagipula, di sini bisa sambil melihat orang-orang lewat, rasanya hidup.”

Obrolan mereka berlanjut dari hal-hal sederhana, seperti musik yang mereka sukai, hingga ke hal-hal pribadi. Mereka mulai berbicara tentang hubungan masa lalu yang meninggalkan bekas di hati masing-masing. Oline berbagi tentang hubungan yang gagal karena kesalahpahaman dan kepercayaan yang hilang. Sementara Erine bercerita tentang keraguannya untuk melangkah maju dalam hubungan barunya, yang ternyata tidak seindah yang ia harapkan.

“Mungkin aku terlalu berharap pada hal-hal yang tidak nyata,” ujar Erine pelan, sambil menatap jauh ke arah langit yang mulai memerah di ujung senja.

Oline mendengar dengan penuh perhatian. Ia tahu, di balik sikap ceria Erine, ada hati yang masih terluka, sama seperti dirinya. Namun, ia juga merasakan ada sesuatu yang berbeda saat berada di dekatnya—seperti ada ruang kosong dalam hatinya yang perlahan terisi kembali.

“Aku juga pernah berpikir begitu,” kata Oline dengan nada pelan, “Bahwa aku tidak akan bisa mencintai lagi setelah hubungan terakhirku. Tapi, sekarang rasanya ada yang berubah. Mungkin, sisa cintaku yang dulu sempat hilang, sekarang punya tujuan baru.”

Erine menatap Oline, terkejut tapi juga tersentuh dengan kata-katanya. Hatinya berdetak lebih cepat, meski ia berusaha menenangkan diri. Ia tahu, Oline bukan orang yang mudah membuka diri, dan mendengar kata-kata itu membuatnya merasa istimewa.

“Tujuan baru?” tanya Erine, meskipun ia sebenarnya sudah memahami arah pembicaraan Oline.

Oline menatap dalam mata Erine dan tersenyum. “Mungkin untukmu.”

Erine terdiam sejenak, merasa dadanya hangat. Ia tersenyum tipis, tidak ingin terlalu berharap tapi juga tak mampu menyangkal bahwa perasaannya terhadap Oline mulai tumbuh. Mereka berdua tahu bahwa hubungan ini baru dimulai, dan masih banyak hal yang harus mereka lalui. Tapi di malam itu, dalam keheningan yang nyaman di bawah langit senja, keduanya merasa bahwa mungkin cinta yang tersisa di hati mereka memang ditakdirkan untuk satu sama lain.

PDKT mereka bukan hanya sekadar proses saling mengenal, tetapi juga proses penyembuhan dari luka lama. Oline dan Erine mulai lebih sering menghabiskan waktu bersama, pergi ke tempat-tempat sederhana, berbicara tentang masa depan, dan perlahan-lahan, cinta yang mereka pikir sudah hilang tumbuh kembali. Meski masih banyak yang harus dijalani, Oline tahu satu hal—bahwa sisa cintanya yang dulu terasa sia-sia, kini hanya untuk Erine.

!! Bersambung !!

SISA CINTAKU UNTUKMU (ORINE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang