ERINE AND REGIE

22 10 0
                                    


Erine merasa hatinya terombang-ambing. Segalanya terasa seperti mimpi buruk yang nyata—setiap langkahnya mengarah ke masa depan yang penuh ketidakpastian. Ia sedang berada di posisi yang sulit, dihadapkan dengan kenyataan bahwa keluarganya sudah menjodohkannya dengan Regie, seorang pria baik yang selalu memperhatikannya dengan penuh kasih.

Namun, meskipun Regie tampaknya sempurna di mata orang lain, ada satu sosok yang selalu mengisi pikirannya: Oline. Oline adalah cinta pertama Erine, pria yang hatinya selalu ia dambakan meskipun kenyataan menghalangi mereka untuk bersama. Setiap kali ia melihat Oline, hatinya berdebar, meskipun ia tahu bahwa perasaan itu sudah terlambat.

Di sisi lain, Oline juga merasakan hal yang sama. Meskipun ia mencoba melanjutkan hidupnya, kenyataan bahwa Erine akan menikah dengan Regie membuat perasaan yang sudah lama ia pendam kembali muncul. Oline selalu mencoba menahan diri, karena ia tahu ia tidak bisa melawan takdir. Aralie, wanita yang kini menjadi tunangannya, adalah pilihan yang ditentukan oleh keluarganya, dan ia berusaha menjalani peran itu dengan baik.

Namun, dalam hatinya, Oline tahu bahwa sisa cintanya hanya untuk Erine.

---

Suatu hari, ketika Erine sedang duduk sendirian di taman, ia melihat Oline berjalan melewatinya. Jantungnya berdegup cepat. Tanpa berpikir panjang, ia memanggil Oline.

**"Oline!"** serunya, suaranya penuh harapan dan kebingungan.

Oline menghentikan langkahnya dan menatap Erine. Senyumnya yang dulu sering membuat Erine merasa nyaman kini terasa berbeda—seperti ada yang mengganjal di antara mereka.

**"Erine..."** Oline berkata pelan, menghampirinya. **"Ada apa?"**

Erine menggigit bibirnya, bingung dengan perasaannya. **"Aku... aku nggak tahu bagaimana harus menghadapinya,"** ucap Erine, suaranya bergetar. **"Regie, keluargaku... semuanya sudah mengatur masa depan untukku. Tapi, hatiku... masih untuk kamu."**

Oline terdiam sejenak, memandang wajah Erine dengan tatapan yang penuh makna. Ia tahu bahwa ini bukan hanya perasaan sederhana. Ada sesuatu yang lebih dalam yang mengikat mereka berdua, meskipun kenyataan berkata lain.

**"Erine, aku juga... aku juga mencintaimu,"** kata Oline akhirnya dengan suara yang hampir tidak terdengar. **"Tapi kita nggak bisa bersama. Kamu tahu itu."**

Erine menunduk, air mata menggenang di matanya. Ia merasakan betapa beratnya menerima kenyataan bahwa ia harus mengorbankan perasaannya demi kebahagiaan orang lain—terutama Regie, yang sudah begitu baik padanya.

**"Tapi kenapa kita harus terpisah seperti ini, Oline?"** tanya Erine dengan suara penuh keputusasaan. **"Aku nggak tahu bagaimana harus menjalani hidup ini tanpa kamu."**

Oline menggenggam tangan Erine dengan lembut. **"Kamu pantas bahagia, Erine. Bahkan jika itu bukan bersama aku. Regie adalah orang yang baik, dan dia akan memberimu kebahagiaan yang kamu butuhkan."**

Erine merasa hatinya seperti terbelah. Bagaimana bisa ia menerima kenyataan bahwa Oline, pria yang selalu ia cintai, harus melepaskannya begitu saja? Di sisi lain, ia merasa bersalah jika terus-menerus mempertahankan perasaan yang hanya akan menyakitinya.

**"Aku nggak bisa melupakanmu, Oline,"** kata Erine dengan penuh keyakinan, air matanya menetes. **"Sisa cintaku hanya untukmu."**

Oline menatapnya dengan penuh kesedihan. **"Erine, aku juga masih mencintaimu. Tapi ini adalah jalan yang harus kita jalani. Jika kita terus bersama dalam cinta yang tak bisa diwujudkan, itu hanya akan menghancurkan kita berdua."**

Erine menundukkan kepala, berusaha menahan air mata yang semakin deras. Ia tahu Oline benar, tetapi hatinya tetap merasa sakit, seakan ada bagian dari dirinya yang hilang.

---

Beberapa hari kemudian, saat pernikahan antara Erine dan Regie semakin dekat, Erine merasa dirinya semakin tertekan. Di sisi lain, Oline juga menjalani hidupnya dengan penuh kebingungan. Aralie, tunangannya, sudah menunggu hari bahagia mereka, meskipun Oline tahu perasaannya masih tertinggal pada Erine.

Pada malam sebelum pernikahan Erine, Oline memutuskan untuk mengunjungi Erine sekali lagi. Mereka bertemu di tempat yang sama, taman yang selalu menjadi saksi bisu perjalanan perasaan mereka.

**"Aku datang untuk melihatmu sekali lagi,"** kata Oline pelan, matanya memandang wajah Erine yang penuh perasaan.

Erine menatapnya dengan wajah yang penuh kesedihan. **"Aku tahu ini akan menjadi malam terakhir kita bertemu sebelum aku menikah. Aku nggak tahu bagaimana aku harus merelakan semuanya,"** katanya, suara bergetar.

**"Aku juga merasa sulit untuk melepaskanmu,"** jawab Oline. **"Tapi ini adalah keputusan yang benar. Aku ingin kamu bahagia, Erine. Aku ingin kamu menemukan kebahagiaan bersama Regie."**

Erine memandang Oline dengan air mata yang menetes. **"Aku ingin itu juga, Oline. Tapi sisa cintaku hanya untukmu, dan itu sulit untuk aku terima."**

Mereka berdua terdiam dalam keheningan, masing-masing merasakan betapa beratnya perasaan ini. Pada akhirnya, mereka tahu bahwa cinta mereka tak bisa dipaksakan. Meskipun hati mereka saling mencintai, kenyataan mengatakan bahwa mereka harus berpisah.

**"Aku akan selalu mengingatmu, Oline,"** kata Erine dengan suara lirih. **"Kamu akan selalu menjadi bagian dari hidupku."**

**"Dan aku juga akan selalu mengingatmu, Erine,"** jawab Oline dengan penuh perasaan. **"Kamu akan selalu ada di hatiku, meskipun kita tidak bisa bersama."**

Mereka berdua saling berpelukan untuk terakhir kalinya, dengan perasaan yang tak terungkapkan namun penuh makna. Saat mereka berpisah, mereka tahu bahwa cinta mereka akan selalu ada di hati masing-masing, meskipun mereka tidak bisa lagi saling memilikinya.

Dan keesokan harinya, Erine menikah dengan Regie, memulai hidup baru yang penuh harapan. Namun, di dalam hatinya, selalu ada sisa cinta untuk Oline yang tak akan pernah bisa ia lupakan.

SISA CINTAKU UNTUKMU (ORINE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang