ERINE DAN OLINE D JODOHKAN

57 13 0
                                    


Hujan turun dengan derasnya pada hari itu, membasahi jalanan kota yang sibuk. Di dalam rumah, suasana terasa canggung. Erine duduk di ruang tamu, tangannya gemetar memegang secangkir teh yang sudah hampir dingin. Matanya menatap kosong ke luar jendela, seolah berusaha menghindari kenyataan yang sudah di depan mata.

Hari ini, keluarganya mengumumkan rencana perjodohan yang sudah disiapkan sejak lama. Erine, yang selama ini mencoba melawan takdir, akhirnya harus menerima kenyataan bahwa ia dijodohkan dengan seorang pria yang sama sekali tidak ia kenal. Semua ini dilakukan demi menjaga nama baik keluarga, demi menghormati tradisi yang telah lama berjalan.

Tapi ada satu hal yang tak bisa Erine lupakan. Di hati kecilnya, hanya ada satu nama—Oline.

Oline adalah sahabat sekaligus pria yang sudah lama ia cintai, meski keduanya tidak pernah mengungkapkan perasaan itu secara terang-terangan. Mereka selalu dekat, saling mendukung dalam banyak hal, tetapi kenyataan pahit ini memisahkan mereka. Oline sudah tahu tentang perjodohan itu, dan Erine tahu bahwa Oline juga merasakannya—perasaan yang dalam, namun terkekang oleh keadaan.

Di luar rumah, terdengar suara mobil berhenti. Erine menelan ludahnya, perasaannya semakin kacau. Pintu rumah terbuka, dan Oline masuk dengan wajah yang datar, meski jelas terlihat ada kerisauan di matanya. Keduanya saling bertatap untuk beberapa detik, mencoba mencari kata-kata yang tepat di antara kesunyian yang semakin membebani mereka.

"Oline..." suara Erine terbata-bata. "Aku nggak tahu harus mulai dari mana."

Oline menatapnya dengan tatapan penuh arti. "Aku tahu, Erine. Aku tahu apa yang kamu rasakan. Ini juga nggak mudah buat aku."

Mereka berdua berdiri di tengah ruang tamu, terdiam dalam kecanggungan yang semakin terasa berat. Oline akhirnya menghela napas panjang, lalu mendekati Erine. "Keluargaku sudah memberitahuku. Mereka ingin aku tetap mendukung perjodohan ini. Tapi kamu tahu, Erine, aku nggak bisa begitu saja menerima kenyataan ini."

Erine menggigit bibirnya, perasaan sakit itu kembali datang. "Aku nggak bisa, Oline. Aku nggak bisa menikah dengan orang lain. Aku hanya... hanya mencintaimu."

Kata-kata itu keluar begitu tulus, tanpa bisa ditahan. Oline menatap Erine dengan pandangan yang penuh perasaan. "Sisa cintaku juga hanya untukmu, Erine," jawab Oline, suaranya bergetar. "Tapi kita berdua tahu, kalau perjodohan ini sudah terlalu jauh, dan keluarga kita sudah terikat."

Air mata mulai menggenang di mata Erine, dan ia memandang Oline dengan penuh harapan yang semakin pudar. "Aku nggak tahu bagaimana caranya aku bisa hidup tanpa kamu, Oline. Aku sudah memikirkan ini sejak lama, tapi aku tetap nggak siap untuk menerima kenyataan ini."

Oline menggenggam tangan Erine, menatapnya dengan penuh kehangatan, meskipun hati mereka terperangkap oleh perasaan yang tak bisa mereka ungkapkan. "Erine, aku nggak akan pernah melupakanmu. Cinta kita mungkin terhalang oleh perjodohan ini, tapi di dalam hatiku, hanya ada kamu. Aku nggak bisa memaksakan keluargaku, dan aku nggak bisa melihat kamu menderita hanya demi cinta kita."

Erine merasakan air mata menetes di pipinya, namun ia tetap berusaha tersenyum meski hati terasa begitu sakit. "Jadi, ini adalah akhir untuk kita, Oline? Kita nggak bisa bersama?"

Oline menatapnya dalam-dalam, matanya dipenuhi perasaan yang tak terucapkan. "Aku nggak bisa membiarkan kamu terluka, Erine. Kalau itu yang terbaik untukmu, aku akan melepaskanmu. Meski sisa cintaku hanya untukmu, aku tahu kita harus berpisah."

Erine menarik napas dalam-dalam, merasakan kekosongan yang semakin mengisi hatinya. "Aku nggak tahu bagaimana caranya aku bisa menerima semua ini, Oline. Aku... aku mencintaimu, dan aku nggak siap kehilanganmu."

Mereka saling berpelukan dalam diam, merasakan betapa beratnya kenyataan ini. Di luar sana, perjodohan sudah dipersiapkan, namun di hati mereka berdua, perasaan itu tetap ada. Meskipun tak bisa bersama, cinta mereka tidak akan pernah benar-benar hilang.

"Apapun yang terjadi, kamu akan selalu ada di hatiku, Erine," bisik Oline, dengan suara penuh haru.

Dan di saat itu, mereka tahu—meski dunia memisahkan mereka, sisa cinta mereka hanya untuk satu sama lain.

SISA CINTAKU UNTUKMU (ORINE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang