ERINE GALAU

32 10 0
                                    


Hari-hari Erine terasa seperti berjalan dalam kabut. Walaupun matahari bersinar cerah di luar, hatinya seolah terperangkap dalam gelap yang tak bisa ia hindari. Ia tahu perasaannya begitu jelas, namun kenyataan membuatnya bingung, terombang-ambing dalam kebingungan yang mendalam.

Erine masih ingat saat pertama kali Oline mengungkapkan perasaannya. Mereka berdua adalah teman dekat sejak kecil, dan perasaan itu tumbuh begitu alami di antara mereka. Namun, karena keadaan dan tekanan keluarga, Oline akhirnya memilih untuk menikahi Aralie, seorang gadis yang sudah dijodohkan untuknya sejak lama.

**“Aku harus menikahi Aralie, Erine. Ini demi keluargaku,”** kata Oline dengan suara pelan dan penuh penyesalan beberapa waktu lalu, saat mereka berdua berdiri di tempat yang penuh kenangan.

Namun, meski Oline sudah memutuskan untuk melanjutkan pernikahannya dengan Aralie, perasaan Erine tetap bertahan. Hatinya masih mencintai Oline, meskipun ia tahu bahwa hal itu tidak mungkin terwujud.

Hari ini, Erine kembali merasa bingung. Ia tidak tahu harus bagaimana menghadapi kenyataan ini. Perasaan cinta yang mengikatnya pada Oline tidak pernah bisa ia lepaskan sepenuhnya. Semua kenangan mereka berdua terus menghantui pikirannya—tertawa bersama, berbicara tentang masa depan, dan saling menguatkan satu sama lain dalam kesulitan.

Tapi sekarang, Oline sudah bersama Aralie. Erine merasa seakan-akan seluruh dunia berbalik melawan perasaannya. Ia harus menyaksikan Oline bahagia dengan orang lain, meskipun itu bukan Aralie yang sebenarnya ingin dicintai Oline.

---

Suatu hari, Erine duduk di kafe favorit mereka, tempat yang selalu mereka kunjungi dulu. Tempat ini penuh dengan kenangan indah, namun kini terasa begitu sunyi. Ia menatap secangkir kopi yang ada di depannya, air mata hampir menetes.

Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk dari Oline.

**“Erine, aku ingin bicara. Bisa kita bertemu?”**

Erine menghela napas panjang. Ia tahu Oline masih peduli padanya, tetapi perasaan itu membuatnya semakin bingung. Ia tahu, perasaan yang masih ada di hati Oline mungkin tidak bisa dimiliki sepenuhnya, dan itu membuatnya merasa terluka.

Setelah beberapa saat berpikir, Erine memutuskan untuk bertemu. Mungkin ini saatnya untuk mengungkapkan semuanya, atau mungkin untuk menutup babak lama dalam hidup mereka.

---

Ketika mereka bertemu di sebuah taman yang sepi, Oline terlihat gelisah. Matanya bertemu dengan mata Erine, namun ada kekhawatiran yang tersirat di sana. Erine menunggu Oline untuk berbicara terlebih dahulu.

**“Erine,”** Oline memulai, suaranya berat. **“Aku nggak bisa berhenti berpikir tentang kita. Aku tahu ini salah, dan aku sudah memutuskan untuk menikahi Aralie. Tapi... aku merasa ada sesuatu yang hilang, dan itu adalah kamu.”**

Erine terdiam. Hatinya terasa perih mendengar kata-kata Oline. Ia tahu Oline mencintainya, tetapi keadaan mereka tidak memungkinkan untuk bersama. Satu-satunya yang bisa mereka lakukan adalah menerima kenyataan.

**“Oline, aku juga nggak bisa berhenti mencintaimu,”** ucap Erine pelan, suaranya hampir pecah. **“Tapi aku tahu kita nggak bisa bersama. Aku nggak ingin menjadi penghalang kebahagiaanmu. Aku nggak ingin menjadi alasan kamu terus merasa terjebak.”**

Oline menatap Erine dengan tatapan penuh penyesalan. **“Aku nggak tahu bagaimana caranya untuk melepaskanmu, Erine. Kamu tahu, sisa cintaku hanya untukmu. Tapi aku harus menjalani hidupku dengan cara yang benar. Aku harus melanjutkan hidup bersama Aralie, meski hatiku nggak sepenuhnya ada di sana.”**

Erine merasa hatinya semakin sesak. **“Aku tahu, Oline,”** ucap Erine dengan suara bergetar. **“Aku tahu kamu berjuang dengan perasaanmu. Tapi aku nggak bisa terus hidup dalam bayang-bayang kita yang sudah lewat. Aku juga butuh waktu untuk melupakanmu, meskipun itu sangat sulit.”**

Oline meraih tangan Erine dengan lembut. **“Aku ingin kamu tahu, meskipun kita nggak bisa bersama, aku akan selalu mencintaimu. Kamu adalah bagian dari hidupku yang tak bisa aku lupakan.”**

Erine menatap tangan Oline yang menggenggam tangannya, lalu perlahan melepaskannya. **“Aku juga akan selalu mencintaimu, Oline. Tetapi, aku harus belajar untuk melepaskan, agar aku bisa melanjutkan hidupku.”**

Mereka berdua terdiam sejenak, merasakan beban yang ada di antara mereka. Ada kesedihan yang mendalam, namun juga pengertian bahwa ini adalah keputusan yang paling baik.

**“Aku akan selalu ada untuk kamu, Erine,”** kata Oline akhirnya, dengan suara yang penuh haru.

Erine hanya mengangguk, meski air matanya sudah menetes. **“Aku juga akan selalu ada untuk kamu, Oline. Tapi untuk sekarang, kita harus merelakan.”**

Saat itu, mereka berdua tahu, meskipun perasaan cinta masih ada di antara mereka, kenyataan yang harus dihadapi adalah bahwa jalan hidup mereka sudah berbeda. Oline akan menikahi Aralie, dan Erine harus belajar untuk merelakan cintanya agar bisa melangkah maju.

Mereka berdua berpisah dengan hati yang berat, namun mereka tahu, cinta mereka akan selalu ada, meskipun itu hanya kenangan yang terpendam di dalam hati masing-masing.

SISA CINTAKU UNTUKMU (ORINE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang