OLINE AND ARALIE

44 11 0
                                    


Pagi itu, suasana di rumah Oline terasa sangat berbeda. Hujan yang turun semalam membuat udara di luar sejuk, tapi di dalam hati Oline, perasaan gundah yang tak bisa ia ungkapkan membekas begitu dalam. Ia duduk di meja makan, menatap sarapan yang sudah terhidang, namun tak ada nafsu untuk menyentuhnya. Sebentar lagi, dia harus menghadapi kenyataan yang sulit—perjodohan yang sudah dipersiapkan keluarganya.

Oline tahu perjodohan itu sudah datang, dan keluarganya sudah menentukan Aralie, seorang wanita dari keluarga terpandang, sebagai calon pasangan hidupnya. Semua sudah diatur dengan sangat rapi, tanpa memberikan ruang untuk keberatan. Namun di hatinya, hanya ada satu nama yang selalu dia ingat—Erine.

Erine adalah sahabatnya yang paling dekat, bahkan sejak kecil. Selama bertahun-tahun mereka berbagi cerita, tawa, dan air mata. Cinta mereka tumbuh perlahan, meskipun mereka berdua tahu bahwa cinta itu tak akan pernah bisa diungkapkan dengan bebas. Keputusan keluarga yang menjodohkan Oline dengan Aralie membuatnya harus memendam perasaan itu dalam-dalam.

Erine, gadis yang selama ini menjadi bagian dari hidup Oline, juga merasakan hal yang sama. Mereka saling mencintai, tapi tak ada yang bisa mengubah kenyataan ini. Oline tahu, meskipun perasaannya hanya untuk Erine, ia harus menerima kenyataan dan menjalani apa yang sudah ditentukan.

---

Di sisi lain, Erine duduk termenung di kamarnya, menatap ponselnya dengan perasaan campur aduk. Pesan dari Oline yang ia terima semalam masih membekas di pikirannya.

**"Aku nggak tahu harus gimana, Erine. Aku nggak siap untuk ini, tapi aku juga nggak bisa melawan keluargaku."**

Erine menggigit bibirnya, merasa hancur. Ia tahu Oline juga mencintainya, tapi keduanya terjebak dalam tradisi yang sudah mengikat mereka. Setiap kali mereka berbicara, ada perasaan yang tertahan, seolah-olah kata-kata mereka tak pernah cukup untuk mengungkapkan semua yang ada di hati.

Hujan mulai turun dengan deras, membuat suasana semakin sendu. Erine menatap foto Oline di ponselnya, mengenang semua kenangan indah bersama pria yang selalu ada untuknya. Namun, kenyataan harus diterima. Oline akan menikah dengan Aralie, dan Erine tidak bisa berbuat apa-apa.

---

Hari yang ditunggu akhirnya tiba. Oline dan Aralie duduk di hadapan keluarga besar mereka. Pesta perjodohan itu diadakan dengan penuh kemeriahan, namun di dalam hati Oline, perasaan itu begitu berat. Dia melihat Aralie yang duduk di sebelahnya dengan senyum ceria, namun hatinya tidak sepenuhnya berada di situ. Semua mata tertuju pada mereka, seolah mengharapkan kebahagiaan dari perjodohan ini, tapi bagi Oline, kebahagiaan itu terasa jauh sekali.

Di luar ruangan, di tengah keramaian, Erine berdiri sendirian, memandangi suasana itu dari jauh. Ia tahu bahwa inilah saat-saat terakhirnya melihat Oline, pria yang telah lama ia cintai. Hatinya terasa kosong, seolah ada yang robek begitu saja. Tapi Erine tahu, perasaannya harus tetap disembunyikan.

Ketika Oline dan Aralie berjalan melewati ruang tempat Erine berdiri, pandangan mereka bertemu. Mata Oline menyiratkan perasaan yang dalam, namun ia tidak bisa berkata apa-apa. Erine, meski hatinya ingin berteriak, hanya bisa tersenyum pahit.

**"Selamat ya, Oline,"** ujar Erine dengan suara bergetar.

Oline hanya tersenyum lemah, meski ia tahu ini adalah senyuman yang dipaksakan. Di dalam hatinya, hanya ada satu kata yang ingin ia ucapkan—"Aku mencintaimu."

Namun, kata-kata itu tak bisa keluar. Mereka berdua tahu bahwa ini adalah jalan yang harus mereka jalani. Oline melangkah lebih jauh, meninggalkan Erine, dan melanjutkan pernikahan yang sudah ditentukan. Tapi di dalam hati Oline, ia tahu bahwa sisa cintanya hanya untuk Erine.

---

Malam itu, setelah pesta selesai, Oline duduk sendirian di balkon apartemennya, memandang hujan yang terus mengguyur. Di sampingnya, sebuah pesan dari Erine masuk.

**"Oline, aku ingin kamu tahu... sisa cintaku hanya untukmu. Meski kita nggak bisa bersama, aku akan selalu mencintaimu."**

Oline menatap pesan itu, air matanya jatuh tanpa bisa ia tahan. Ia tahu, meskipun perjodohan ini sudah terjadi, perasaan mereka tak bisa diubah begitu saja. Di dalam hatinya, hanya ada Erine—meski ia kini harus menjalani hidup bersama Aralie.

"Sisa cintaku juga hanya untukmu, Erine," bisiknya, berharap bahwa suatu hari mereka bisa menemukan jalan untuk bersama.

SISA CINTAKU UNTUKMU (ORINE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang