ERINE HAMIL

45 11 0
                                    


Kehidupan Erine bersama Regie sudah berjalan beberapa tahun. Mereka hidup bahagia, meski dalam hati Erine, ada rasa yang tak pernah sepenuhnya bisa ia lepaskan—perasaan cintanya kepada Oline, mantan kekasihnya yang kini sudah menikah dengan Aralie. Meskipun ia berusaha mengabaikannya dan melanjutkan hidup, cinta yang tersisa untuk Oline selalu ada di sudut hatinya.

Suatu hari, Erine mengetahui kabar yang mengejutkan—ia hamil. Hal ini menjadi kejutan besar dalam hidupnya, karena ia belum siap sepenuhnya untuk menjadi ibu. Namun, dalam kebingungannya, perasaan terhadap Oline muncul kembali. Apakah Oline, yang selalu ia cintai, akan mendukungnya jika ia tahu?

---

Erine duduk termenung di ruang tamu, memegang test pack yang menunjukkan dua garis merah—pertanda ia hamil. Kepalanya terasa berat, dan perasaan cemas menyelimutinya. Ia tahu ini adalah kenyataan yang harus dihadapi, tetapi hatinya tetap terasa terombang-ambing antara Regie, suaminya, dan Oline, lelaki yang ia cintai sepanjang hidupnya.

Regie, yang sedang berada di luar kota untuk urusan pekerjaan, belum tahu mengenai kabar ini. Erine merasa tak tahu bagaimana harus mengungkapkan semuanya kepada Regie, meskipun mereka telah menikah. Sementara itu, ia juga tidak bisa menghapus ingatannya tentang Oline, apalagi sekarang ketika ia merasa terperangkap dalam perasaannya.

---

Beberapa hari setelah mengetahui kehamilannya, Erine memutuskan untuk menemui Oline. Ia tahu ini adalah keputusan besar dan bisa mempengaruhi hidupnya, tetapi ia tidak bisa lagi menahan perasaan yang semakin mendalam. Aralie sudah mulai merasa ada yang aneh dengan hubungan mereka, tetapi tidak ada yang berani membicarakan hal tersebut.

Saat Erine tiba di rumah Oline, ia menemukan Oline sedang duduk di ruang tamu, tampak sedikit lelah tetapi masih penuh perhatian. Oline mengangkat wajahnya ketika melihat Erine.

**"Erine... ada apa? Kamu tampak cemas,"** tanya Oline, memperhatikan ekspresi wajah Erine yang penuh dengan beban.

Erine duduk di sofa, menggenggam tangan Oline, dan mulai berbicara dengan suara pelan. **"Oline, aku tahu ini mungkin tidak mudah untuk didengar, tetapi aku... aku hamil."**

Oline terkejut mendengar kabar itu. Ia tak bisa menyembunyikan ekspresi kagetnya. **"Kamu hamil?"** tanya Oline pelan, memandang Erine dengan mata yang penuh perhatian.

Erine mengangguk, dan air mata mulai mengalir di pipinya. **"Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku takut, Oline. Aku... aku tidak siap untuk ini."**

Oline menggenggam tangan Erine dengan lembut, mencoba menenangkan. **"Regie pasti akan mendukungmu, Erine. Kamu tidak sendirian."**

Namun, Erine menggelengkan kepala. **"Regie... dia memang suamiku, tapi aku merasa ada sesuatu yang hilang. Sisa cintaku... hanya untukmu, Oline. Aku tahu ini salah, tapi aku tidak bisa menahannya lagi."**

Oline terdiam, hatinya terasa hancur mendengar pengakuan Erine. Ia tahu perasaan yang sama, namun ia sudah berkomitmen dengan Aralie, dan tidak ingin menghancurkan hidup mereka. **"Erine, kita tidak bisa seperti ini. Kamu sudah menikah dengan Regie, dan aku... aku sudah bersama Aralie. Ini bukan saat yang tepat untuk kita. Kita harus menghormati mereka,"** ucap Oline dengan suara yang berat.

Erine menunduk, menahan tangisnya. **"Tapi aku tidak bisa berhenti mencintaimu, Oline. Aku hamil dengan anakmu... aku takut ini akan semakin menyakiti semua orang yang terlibat,"** ujarnya dengan putus asa.

Oline merasa dilema yang besar. Di satu sisi, ia juga masih mencintai Erine, tetapi di sisi lain, ia sudah memiliki kehidupan dengan Aralie, dan keputusan ini bisa menghancurkan banyak hal. **"Kamu harus membuat keputusan, Erine. Jangan biarkan perasaan kita merusak hidupmu atau hidup Regie. Kamu bisa menghadapinya, dan aku akan selalu ada untukmu, tapi kita harus fokus pada hal yang lebih besar sekarang,"** kata Oline, meskipun hatinya merasa sangat sakit.

---

Beberapa hari setelah percakapan itu, Erine memutuskan untuk berbicara dengan Regie tentang kehamilannya. Regie sangat terkejut, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang. **"Kamu hamil?"** tanya Regie, mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya.

Erine mengangguk, dan meskipun ada rasa cemas di matanya, ia mencoba menjelaskan perasaannya. **"Aku tahu ini datang tiba-tiba, dan aku tidak tahu bagaimana harus menghadapinya. Tapi aku... aku merasa ada sesuatu yang kurang. Dan aku tidak tahu bagaimana harus melanjutkannya."**

Regie mendalamkan napas, mencoba untuk memahami perasaan Erine. **"Aku tahu kita berdua sedang berjuang dengan perasaan yang rumit. Tapi apapun yang terjadi, kita akan bersama-sama menghadapinya. Anak ini adalah tanggung jawab kita berdua, dan aku akan ada di sini untukmu."**

---

Dalam perjalanan waktu, meskipun perasaan Erine terhadap Oline tetap ada, ia berusaha untuk menerima kenyataan bahwa hidup mereka sudah berbeda. Ia memutuskan untuk tetap menjalani hidup bersama Regie, dan berfokus pada kehamilannya. Oline, meskipun hatinya sangat terbebani, memutuskan untuk tetap mendukung Erine sebagai teman dan berusaha menjaga kehidupan keluarganya bersama Aralie.

Mereka berdua tahu bahwa cinta mereka tidak bisa dimiliki, tetapi itu akan selalu ada di dalam hati mereka—**"Sisa cintaku hanya untukmu."**

SISA CINTAKU UNTUKMU (ORINE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang