OLINE BALAP

17 10 0
                                    


Oline selalu menjadi pribadi yang penuh semangat dan ambisi. Selain pekerja keras di kantor, dia juga punya hobi yang memacu adrenalin—balap motor. Meskipun sudah menikah dengan Aralie, hatinya tak bisa sepenuhnya melupakan Erine, wanita yang pernah mengisi hidupnya. Keinginan untuk melupakan perasaan itu membuatnya semakin tenggelam dalam dunia balap, tempat di mana ia bisa melepaskan segala rasa sakit dan kepedihan.

Sementara itu, Erine sudah menikah dengan Regie. Mereka menjalani kehidupan dengan bahagia meski ada ketegangan antara mereka—Erine masih merasakan sisa cinta untuk Oline. Ia mencoba untuk mengabaikan perasaannya dan fokus pada kehidupan bersama Regie, tetapi bayangan Oline selalu hadir dalam pikirannya.

---

Suatu hari, Oline menerima undangan untuk mengikuti ajang balap motor yang sangat bergengsi. Balap ini tidak hanya diikuti oleh penggemar dan pembalap lokal, tetapi juga oleh beberapa pembalap terkenal dari luar kota. Oline merasa ini adalah kesempatan besar untuk menunjukkan kemampuannya dan melupakan sejenak semua masalah yang mengganggunya.

Erine yang mendengar kabar ini dari Regie, merasa cemas. Meskipun ia berusaha menghindar, perasaan khawatir tentang Oline tak bisa ia sembunyikan. Regie yang menyadari perubahan sikap Erine, merasa heran. **"Kamu kenapa, sayang? Kenapa tampak gelisah?"** tanya Regie saat melihat Erine termenung.

Erine menghela napas, mencoba menyembunyikan kecemasannya. **"Aku cuma khawatir. Oline ikut balapan lagi, kan? Aku tahu itu adalah hal yang ia sukai, tapi aku takut ada sesuatu yang buruk terjadi."**

Regie mengangguk, mencoba menenangkan Erine. **"Oline akan baik-baik saja. Kamu tahu dia hebat di sana."**

Namun, meskipun Regie berusaha menenangkan, Erine tidak bisa menahan perasaan cemasnya. Terlebih lagi, dia tahu perasaan Oline yang masih ada untuknya. Ia merasa terjebak dalam cinta yang tak bisa dimiliki, berjuang untuk menjaga jarak meskipun hatinya masih terikat pada pria itu.

---

Hari balap pun tiba, dan Oline sudah berada di garis start, mengenakan helm dan jaket balap yang membuatnya tampak sangat bersemangat. Balap kali ini berbeda—ia tidak hanya ingin memenangkan pertandingan, tetapi juga ingin membuktikan kepada dirinya sendiri bahwa ia bisa mengendalikan perasaan dan melupakan Erine.

Saat balapan dimulai, Oline melaju dengan kecepatan tinggi, merasakan angin menerpa wajahnya. Setiap tikungan dan belokan yang ia lewati membuatnya semakin fokus, tetapi pikirannya masih teralihkan oleh Erine. Saat ia melaju di jalanan yang licin dan berkelok-kelok, sebuah kejadian tak terduga terjadi—Oline kehilangan kendali atas motornya, dan motor tersebut tergelincir. Seketika, Oline terjatuh dan tubuhnya terpelanting di aspal.

Kejadian itu terjadi begitu cepat. Ketika regu medis datang, Oline terbaring dengan tubuh yang terluka dan pingsan. Kabar buruk ini segera sampai ke telinga Erine, membuatnya panik. Tanpa berpikir panjang, Erine meminta izin pada Regie untuk pergi ke rumah sakit, yang dengan khawatir mengantarnya.

---

Di rumah sakit, Erine terlihat sangat gelisah saat menunggu dokter datang untuk memberi kabar tentang kondisi Oline. Regie tampak khawatir, meskipun ia berusaha untuk tetap tenang. Tidak lama kemudian, dokter keluar dan memberi tahu bahwa Oline harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari untuk pemulihan, namun kondisinya stabil.

**"Dia baik-baik saja, cuma butuh waktu untuk pulih,"** kata dokter.

Erine menghela napas lega. Namun, perasaan campur aduk masih ada di dalam hatinya. Ia melangkah perlahan menuju ruang perawatan Oline. Di dalam ruangan, Oline terbaring dengan wajah lelah, namun matanya tetap terbuka. Saat melihat Erine masuk, Oline tersenyum lemah.

**"Erine... kamu datang?"** suara Oline serak, tetapi penuh dengan makna.

Erine duduk di sisi ranjang Oline, terlihat cemas. **"Aku khawatir banget. Kamu kenapa bisa jatuh?"** tanyanya dengan nada khawatir.

Oline mengangkat tangannya yang terasa lemah dan menggenggam tangan Erine. **"Aku... aku cuma ingin melupakan semuanya. Tapi sepertinya, aku masih memikirkanmu. Aku ingin membuktikan pada diriku sendiri bahwa aku bisa move on, tapi sulit, Erine."**

Erine merasa hatinya teriris mendengar kata-kata Oline. Ia tahu betul perasaan Oline, dan ia juga merasakan hal yang sama. Meskipun ia mencoba untuk melanjutkan hidup bersama Regie, perasaan cinta yang tersisa untuk Oline masih ada di dalam dirinya.

**"Oline, kamu harus tahu, aku... aku juga masih punya perasaan untukmu,"** ucap Erine dengan suara pelan, matanya berkaca-kaca.

Oline menatap Erine dengan penuh haru. **"Aku tahu, Erine. Aku selalu tahu. Tapi kita berdua sudah berada di jalan yang berbeda. Aku harus menghormati itu, meskipun hatiku berat."**

Di luar ruangan, Regie berdiri, mendengarkan percakapan mereka dari kejauhan. Ia merasa hatinya hancur mendengar bahwa Erine dan Oline masih menyimpan perasaan satu sama lain. Meskipun ia mencintai Erine, ia tahu bahwa perasaan Erine terhadap Oline lebih dari sekadar kenangan lama.

---

Setelah kejadian itu, Oline merasa lebih tenang meskipun kondisinya belum sepenuhnya pulih. Erine terus mengunjunginya di rumah sakit, dan meskipun perasaan mereka terhalang oleh banyak hal, keduanya tahu bahwa cinta mereka masih ada, bahkan jika mereka harus berpisah dan mengikuti jalannya masing-masing.

**"Sisa cintaku hanya untukmu, Erine,"** ucap Oline pelan saat Erine meninggalkan rumah sakit.

Erine hanya bisa tersenyum dengan air mata yang menggenang di matanya. **"Aku tahu, Oline. Dan aku juga tidak bisa melupakanmu."**

Namun, mereka berdua sadar bahwa kehidupan harus terus berjalan. Oline harus melanjutkan hidup bersama Aralie, dan Erine harus bertahan dalam pernikahannya dengan Regie. Walaupun mereka tidak bisa bersama, cinta yang tersisa akan selalu ada, mengikat mereka dalam kenangan yang tak akan pernah terlupakan.

SISA CINTAKU UNTUKMU (ORINE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang