ARALIE MELAHIRKAN

32 11 0
                                    


Hari itu adalah hari yang penuh harapan dan kekhawatiran bagi Aralie. Setelah berbulan-bulan menanti, akhirnya saatnya tiba. Aralie sedang merasakan kontraksi yang semakin intens, dan dokter sudah mengonfirmasi bahwa dia akan segera melahirkan anak kedua mereka dengan Oline. Fritzy, anak pertama mereka yang kini sudah berusia empat tahun, tampak bersemangat dan penuh rasa ingin tahu, meskipun ia tidak sepenuhnya mengerti tentang apa yang terjadi.

Di sisi lain, Erine juga merasakan perasaan yang campur aduk. Dia sedang berada di rumah bersama Kimmy, anak perempuan kecilnya, yang kini berusia dua tahun. Meskipun kehidupan mereka sudah berbeda setelah kepergian Regie, Erine merasa tak bisa sepenuhnya melepaskan perasaan terhadap Oline, terutama mengingat masa lalu mereka yang penuh kenangan. Kini, dengan Aralie yang akan melahirkan anak kedua, Erine merasa semakin sulit untuk menenangkan hati.

---

Di rumah sakit, Oline mendampingi Aralie dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Tangannya memegang erat tangan Aralie, memberikan dukungan moral yang sangat dibutuhkan. Oline bisa merasakan kecemasan Aralie, yang meskipun sudah berpengalaman melahirkan satu anak, tetap merasa cemas menghadapi kelahiran anak kedua mereka.

**"Kamu bisa lakukan ini, Aralie. Aku di sini,"** ucap Oline dengan suara lembut, menenangkan Aralie yang tengah berjuang dengan rasa sakit.

Aralie tersenyum lemah, meskipun matanya menunjukkan rasa kelelahan. **"Aku tahu, Oline. Tapi aku takut... kalau ini akan lebih sulit daripada yang aku bayangkan."**

Oline menyandarkan dahi di dahi Aralie. **"Kita sudah melewati banyak hal bersama, Aralie. Ini hanya satu lagi perjalanan yang kita akan lalui bersama,"** katanya dengan penuh keyakinan.

Tak lama kemudian, dokter datang dan memeriksa kondisi Aralie, memastikan semuanya siap untuk proses kelahiran. Oline tetap di sisi Aralie, menjaga agar istrinya merasa tenang. Fritzy yang ditemani oleh neneknya, sudah menunggu di ruang tunggu dengan penuh harapan untuk bertemu adiknya.

---

Sementara itu, di rumah Erine, suasana juga tampak cemas. Erine sedang merawat Kimmy yang sedang bermain di halaman, tetapi pikirannya tertuju pada Oline dan Aralie. Meskipun dia tahu Oline kini bersama Aralie, ia tidak bisa menahan perasaan campur aduk yang ada di dalam hatinya. Rasa cinta dan kenangan indah tentang masa lalu mereka terus menghantui pikirannya.

**"Kimmy, kamu harus tumbuh besar dan bahagia ya,"** ucap Erine sambil mengelus kepala putrinya yang sedang tertidur di pangkuannya. **"Mungkin suatu saat nanti, kamu akan mengerti kenapa Ibu begitu cemas hari ini."**

---

Beberapa jam kemudian, Aralie akhirnya melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat. Tangisan pertama bayi mereka mengisi ruangan dengan kebahagiaan. Oline merasa lega, dan matanya berkaca-kaca saat melihat putra kecil mereka yang baru saja lahir. **"Kita berhasil, Aralie,"** ucapnya sambil mencium kening Aralie yang sudah kelelahan tetapi tersenyum bahagia.

Aralie melihat bayi mereka, dan air mata kebahagiaan pun mengalir. **"Ini keajaiban, Oline. Kita punya keluarga yang lengkap."**

Mereka memutuskan untuk memberi nama bayi mereka dengan nama **"Elian"**, sebuah nama yang berarti "Cahaya" sebagai simbol dari harapan dan kebahagiaan yang baru dalam hidup mereka.

---

Setelah kelahiran Elian, Aralie dan Oline mengajak Fritzy untuk bertemu adiknya. Fritzy tampak begitu senang dan penuh rasa ingin tahu. **"Aku punya adik sekarang!"** serunya dengan ceria, memeluk Elian dengan penuh kasih sayang.

Namun, di sisi lain, Erine merasa hati yang penuh dengan perasaan yang tak bisa ia ungkapkan. Meski hidupnya kini bersama Kimmy, kenangan tentang Oline dan kebersamaan mereka yang dulu membuatnya merasa kesepian. **"Sisa cintaku hanya untukmu, Oline,"** bisiknya dalam hati, sambil memandang foto keluarga kecil Oline dan Aralie yang ada di dinding rumahnya.

Meskipun Erine tahu bahwa Oline sudah memilih untuk hidup bersama Aralie, hatinya masih terikat pada masa lalu mereka. Namun, ia berusaha untuk menerima kenyataan dan fokus pada kebahagiaan Kimmy. **"Aku akan tetap mendukungmu, Oline. Meski aku tak bisa bersamamu, aku selalu ada untuk kalian,"** ucap Erine dalam hati, meski air mata mengalir tanpa bisa ia tahan.

---

Keesokan harinya, Oline dan Aralie membawa Elian pulang ke rumah. Mereka menyambut hari baru dengan kebahagiaan dan rasa syukur yang dalam. Fritzy sangat senang bisa melihat adiknya setiap hari, sementara Kimmy di rumah Erine juga menjadi sumber kebahagiaan baru dalam hidup mereka.

Meskipun jalannya penuh dengan kesulitan dan rasa cinta yang tak terucap, mereka semua tahu bahwa kehidupan terus berjalan dan mereka harus menerima takdir masing-masing dengan lapang dada. Oline dan Aralie membangun masa depan bersama anak-anak mereka, sementara Erine tetap menjaga Kimmy dengan penuh kasih, meskipun perasaan cintanya kepada Oline masih ada di dalam hati.

Sisa cinta yang pernah ada tetap menjadi kenangan manis, namun mereka semua kini belajar untuk melangkah maju dan mencari kebahagiaan di jalan mereka masing-masing.

SISA CINTAKU UNTUKMU (ORINE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang