ARALIE KEGUGURAN

23 12 0
                                    


Pernikahan Erine dengan Regie berjalan seperti yang diharapkan. Semua orang terlihat bahagia, meskipun ada sebuah kekosongan yang tak bisa dihilangkan dalam hati Erine. Di sisi lain, Oline, yang masih memendam perasaan cinta pada Erine, berusaha menjalani kehidupannya dengan Aralie. Namun, meskipun ia sudah memilih untuk melanjutkan hidup, bayang-bayang Erine tetap menghantui hatinya.

Sementara itu, Aralie, yang merupakan tunangan Oline, ternyata mengandung. Kabar kehamilan ini seharusnya menjadi kebahagiaan bagi mereka berdua, tetapi bagi Oline, ia merasa sedikit cemas. Walaupun ia mencoba untuk mendalami perasaannya terhadap Aralie, perasaan cinta yang tersisa untuk Erine selalu datang menghantui. Oline mencoba menekan perasaannya dan fokus untuk mendukung Aralie.

Namun, takdir berkata lain.

---

Satu malam, Aralie mengalami pendarahan dan rasa sakit yang hebat. Oline yang panik langsung membawanya ke rumah sakit. Dokter yang memeriksa mereka memberi kabar yang sangat mengejutkan dan menghancurkan hati mereka—Aralie keguguran. Oline terkejut, dan Aralie yang lemah di sebelahnya hanya bisa menangis.

**"Aku minta maaf, Oline... Aku... aku tidak bisa melindungi bayi kita,"** kata Aralie dengan suara yang lemah dan penuh kesedihan.

Oline duduk di samping Aralie, menggenggam tangannya erat. Meskipun hatinya terasa berat dan penuh kesedihan karena kehilangan bayi mereka, ia tidak bisa mengabaikan rasa terpendam untuk Erine yang semakin kuat.

Saat berita itu tersebar, Erine mendengar kabar tersebut dari seorang teman. Ia merasa cemas dan khawatir. Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk menjenguk Aralie dan Oline di rumah sakit. Meski sudah menikah dengan Regie, hatinya masih tidak bisa lepas dari Oline.

Sesampainya di rumah sakit, Erine langsung menuju kamar tempat Aralie dirawat. Oline duduk di samping tempat tidur Aralie, tampak terpukul dan lelah. Ketika Erine masuk, mata mereka bertemu sejenak. Erine bisa melihat kesedihan di mata Oline, dan ia pun merasakan hal yang sama. Meskipun mereka berada di ruangan yang sama, ada jarak yang semakin lebar di antara mereka.

**"Oline... Aralie..."** Erine akhirnya membuka suara, dengan suara lembut namun penuh perasaan.

Oline menoleh dan memberikan senyum yang sangat lemah. **"Terima kasih sudah datang, Erine."**

Aralie yang masih terbaring di tempat tidur hanya tersenyum tipis dan berusaha kuat meski ia merasa sangat kehilangan. **"Kami akan baik-baik saja, Erine. Hanya butuh waktu,"** ujarnya dengan suara lemah.

Erine mengangguk pelan. **"Aku sangat menyesal, Aralie. Aku... aku tahu ini sulit."** Wajah Erine tampak penuh penyesalan, tetapi hatinya terasa sangat berat. Ia tahu bahwa di balik rasa cemasnya terhadap Aralie, perasaannya untuk Oline tetap ada, dan itu semakin terasa saat melihat Oline dalam kesedihan.

Oline menatap Erine dan kemudian menundukkan kepala. **"Aku merasa hancur, Erine,"** katanya dengan suara pelan. **"Ini terasa sangat sulit bagiku."**

Erine menghela napas dan menggeleng pelan. **"Aku tahu, Oline. Aku juga merasakannya. Tapi... kita harus menerima kenyataan ini. Aku tak bisa membiarkan perasaan ini menguasai kita."**

Oline menatapnya, matanya berkaca-kaca. **"Sisa cintaku... hanya untukmu, Erine. Aku... aku nggak bisa melupakanmu begitu saja."**

Kata-kata itu menghantam Erine. Ia merasa hatinya terguncang, dan meskipun ia sudah berusaha untuk move on dan melanjutkan hidup bersama Regie, kenyataan bahwa Oline masih mencintainya membuat perasaannya semakin kacau.

**"Oline, aku juga... aku juga masih mencintaimu,"** kata Erine, hampir tak bisa menahan air mata. **"Tapi kita sudah terikat pada jalan kita masing-masing sekarang."**

Oline menatap Erine, perasaan sakit di hatinya semakin dalam. **"Aku tahu, Erine. Tapi tidak mudah untuk melepaskanmu. Aku hanya bisa berjuang untuk terus ada di sampingmu, meski kita tak bisa bersama."**

Aralie yang mendengar percakapan mereka merasa hatinya hancur. Ia tahu betul bahwa Oline masih mencintai Erine, dan meskipun ia mencoba untuk menerima kenyataan ini, perasaan cemburu dan sakit hati tetap mengganggu dirinya. **"Oline, aku tahu kamu mencintainya. Tapi aku di sini, dan aku juga butuh kamu,"** Aralie akhirnya berbicara, suaranya penuh dengan harapan dan kesedihan.

Oline menatap Aralie dengan mata yang penuh penyesalan. **"Aku minta maaf, Aralie. Aku tahu aku tidak bisa memberi seluruh hatiku padamu."**

Aralie menangis, mencoba untuk kuat meski hatinya terasa hancur. **"Aku tahu, Oline. Aku tahu. Aku akan berusaha menerima semuanya."**

---

Setelah pertemuan itu, Oline merasa semakin bingung dengan perasaannya. Ia tahu bahwa ia harus memilih antara Erine dan Aralie, namun perasaannya yang masih terikat pada Erine membuatnya semakin sulit untuk melanjutkan hidup. Di sisi lain, Erine juga berjuang dengan perasaannya sendiri—meskipun ia sudah menikah dengan Regie, ia tidak bisa sepenuhnya melepaskan cinta yang ia rasakan untuk Oline.

Hari demi hari berlalu, dan hubungan antara Oline, Erine, dan Aralie semakin rumit. Ketiganya menghadapi kenyataan bahwa meskipun cinta mereka kuat, hidup tak selalu memberikan mereka kesempatan untuk bersama. Perasaan yang terpendam hanya bisa mereka simpan di hati, dan meskipun mereka berusaha untuk melanjutkan hidup masing-masing, sisa cinta itu tetap ada, mengikat mereka dalam sebuah kenangan yang tak akan pernah bisa dilupakan.

SISA CINTAKU UNTUKMU (ORINE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang