Lembaran ke3

89 24 0
                                    

"Hyung---Kyung pergi bekerja dulu, nde?"

Dengan lembut Kyungsoo berucap pada sang kakak yang tengah asik bermain Lego di atas ranjangnya.

Meski sudah sering ditinggal oleh sang adik, namun Chanyeol selalu merasa berat untuk melepaskan adiknya tersebut.

Wajah cerianya mendadak berubah murung dan mendung dan Kyungsoo yang menyadari perubahan ekspresi sang kakak, buru-buru menenangkan pemuda bongsor tersebut.

"Kyung akan pulang lebih cepat dari biasanya, oke?"

Kyungsoo mencoba membujuk Chanyeol yang sepertinya sudah hendak menangis.

"Kyung janji, ya?"

Kali ini giliran Kyungsoo yang sepertinya ingin menangis saja. Ia tidak sanggup membuat janji untuk sesuatu yang ia sendiri tidak yakin bisa menepatinya.

Namun jika ia tidak mengiyakan permintaan Chanyeol, besar kemungkinan ia tidak bisa keluar dari rumah dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan bayaran lebih besar dari biasanya.

"Janji!"

Wajah cemberut Chanyeol sirna seketika, berganti dengan senyum lebar penuh kebahagiaan.

"Hyung jangan lupa makan. Kyung sudah menyiapkan makanan kesukaan Hyung di lemari. Dan ingat, jangan pernah mendekati kompor atau bermain api. Satu lagi, jangan pernah Hyung keluar dari rumah. Jika Hyung ingin melihat matahari, Hyung bisa melihatnya dari jendela saja dan jika Hyung sudah mengantuk, langsung tidur saja, jangan menungguku, oke?"

Chanyeol manggut-manggut dengan patuh.

Sebelum meninggalkan sang kakak, Kyungsoo memeluk saudara satu-satunya itu dengan erat. Dikecupnya kening Chanyeol dengan dalam.

"Kyung pergi sekarang, ya?"

Tidak ada lagi respon rengekan atau wajah cemberut dari Chanyeol, sebab pemuda itu sudah berpegang teguh pada janji yang Kyungsoo sepakati.

Meski tidak bisa dipungkiri, di dalam hatinya Chanyeol merasakan sesuatu yang mengganjal.

***

Pukul 2 siang, Kyungsoo meninggalkan pondokan miliknya. Ia memastikan pintu terkunci dengan benar sebelum berjalan pergi.

Dengan menaiki sebuah bus, Kyungsoo akhirnya sampai di sebuah halte. Dari sana, Kyungsoo berjalan kaki untuk pergi ke tempat dimana ia akan bertemu dengan Min-seok.

Selama perjalanan, beberapa kali Kyungsoo menyaksikan manusia-manusia spesial yang dikaruniai kekuatan oleh Tuhan.

Entah manusia yang mampu berpindah tempat dalam satu jentikan jari atau yang bisa mendatangkan angin dalam sekali sapuan tangan.

Orang-orang seperti itu biasanya mendapatkan pekerjaan bagus dengan amat mudah. Itulah kenapa, Kyungsoo memilih menjadi seorang pencuri sebab ia tidak termasuk ke dalam manusia spesial, membuatnya mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan dengan bayaran layak.

Namun Kyungsoo heran dengan Min-seok, pria itu memiliki keistimewaan dengan kemampuan membuat segala yang ia sentuh berubah menjadi es, akan tetapi ia lebih memilih pekerjaan tidak jauh berbeda dengan Kyungsoo.

Setelah berjalan selama 10 menit, pemuda manis itu sampai di daerah sepi dengan banyak ilalang di sekitarnya.

Tatapannya jatuh pada sebuah bangunan setengah jadi yang prosesnya mangkrak alias berhenti di tengah jalan, tidak jauh dari tempat ia berdiri.

Kyungsoo kembali melangkah ke arah bangunan setengah jadi tersebut, di sanalah ia akan bertemu dengan Min-seok.

Tap tap tap

The Heirs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang