Lembaran ke-15

95 24 7
                                    

Prang!

"Brengsek! Aaarrgggg!!!!"

Dengan kedua tangannya, Sung Hoon menyapu segala benda yang ada di atas meja kerjanya, membuat benda-benda berserakan memenuhi lantai.

Sung Ha dan Ha Yoon yang melihat Sung Hoon menggila hanya bisa menatap diam dan menunggu hingga kemarahannya pria itu reda.

Berita mengenai kembalinya Yifan mulai santer terdengar di kerajaan Arden, baik di dalam maupun luar istana.

Semula tidak ada yang menganggap hal itu serius, sebab Yifan sudah pergi sekian tahun lamanya, bisa saja yang dilaporkan itu bukanlah sang Putra Mahkota melainkan orang yang hanya mirip dengannya.

Keraguan itu juga dirasakan oleh keluarga sang Perdana Menteri, sebab Sung Hoon yakin Yifan dan Junmyeon sudah tewas, ia melihatnya sendiri bagaimana mereka terlempar ke dalam sungai dan hanyut terbawa arus.

Akan tetapi, Kepergian Sun Kyun yang tiba-tiba ke Lonsdaleite menggunakan helikopter pribadi mematahkan keraguan nya dan keraguan masyarakat.

Sebagai seorang ayah, tidak mungkin Sun Kyun salah mengenali anaknya sendiri terlepas sudah berapa lama mereka tidak bertemu.

Dan Sung Hoon benar-benar tidak bisa menahan kekesalannya ketika anak buah yang ia minta untuk memata-matai Sun Kyun, baru saja kembali ke Arden dengan membawa bukti foto pertemuan Sun Kyun dan Yifan.

Bukan hanya bertemu dengan Yifan, tapi Sun Kyun juga bertemu dengan Junmyeon dan kedua cucunya, Chanyeol dan Kyungsoo.

Rencana yang telah mereka jalankan dan diharapkan akan segera membuahkan hasil, tiba-tiba hancur dalam hitungan detik.

Kembalinya sang Putra Mahkota bersama keluarganya sudah jelas tentu menjadi ancaman yang luar biasa bagi Sung Hoon, membuat tahta kepemimpinan Arden yang semula sudah di ada di depan mata terlempar jauh dari jangkauannya.

"Ini mustahil! Bagaimana dia bisa kembali?! Aku melihatnya sendiri dia dan istri laki-laki nya itu mati tenggelam di sungai! Ini pasti Mustahil!!"

Ha Yoon berjengit kaget ketika Sung Hoon kembali melemparkan asbak hingga hancur menghantam dinding.

Setelah sedikit melampiaskan amarahnya hingga ruang kerjanya seperti baru saja diguncang gempa, Sung Hoon berdiri dengan nafas terengah-engah, wajahnya merah padam dengan dihiasi bulir bulir keringat.

Sung Ha berjalan mendekati, merangkul pundak sang anak, menepuknya beberapa kali.

"Segera tenangkan dirimu dan temui Appa, kita harus menyusun langkah selanjutnya."

Sung Ha tahu butuh waktu yang cukup lama untuk membuat sang anak bisa kembali diajak bicara.

Wataknya yang sangat temperamental membuat Sung Hoon tidak bisa menggunakan otaknya untuk berpikir saat emosi seperti ini.

Terbukti tak lama setelah ditinggal Sung Ha keluar ruangan, Sung Hoon kembali mengamuk. Kali ini ia meraih sebuah stik golf, mengayunkan benda itu ke segala arah, memecahkan semua yang tersentuh olehnya, membuat Ha Yoon bergidik ngeri dan memilih menyingkir pergi mengikuti jejak sang kakek.

***

Tok tok tok

Junmyeon yang baru saja keluar dari kamar mandi mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya.

Malam ini Yifan dan seluruh keluarganya terpaksa menerima tawaran Joon Ki untuk menginap di istana. Pasalnya, setelah hampir 12 jam berlalu, Sun Kyun tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda ia akan segera sadar.

Untuk mencegah hal buruk yang mungkin terjadi, Yixing dan Tiffany mengusulkan untuk memasang infus agar Sun Kyun tidak mengalami dehidrasi.

Klek

The Heirs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang