Masuknya Yifan ke dalam istana membuat ruang gerak Sung Ha dan Sung Hoon menjadi terbatas.
Bagaimana tidak, Sun Kyun mendapuk sang Putra Mahkota untuk menjadi Staff Ahli yang bertugas untuk mengevaluasi kinerja para menteri termasuk Perdana Menteri sendiri.
Yifan bersama bawahannya yang terdiri dari orang-orang berkompeten dan berintegritas mengobok-obok setiap lapis kementrian, melakukan audit besar-besaran untuk laporan administrasi dan keuangan.
Yifan nyaris tidak percaya dengan apa yang ia temukan. Banyak kebijakan yang lebih condong kepada para pejabat ketimbang masyarakat, contohnya penetapan pajak yang terlalu tinggi.
Sudah tentu yang dilakukan Yifan membuat para menteri serta pejabat yang sering main sunat anggaran menjadi kocar kacir dan berusaha untuk menyelamatkan diri dan harta mereka.
Namun, belum sempat harta harta panas itu berpindah tempat, Yifan sudah lebih dulu meringkus para pelaku korupsi tersebut.
Itulah sebabnya, saat ini Yifan tengah duduk berhadapan dengan Sung Ha, hendak melakukan investigasi dari masalah yang terjadi di kementerian.
Bertumpuk-tumpuk berkas berdiri di samping kanan dan kiri tangannya.
"Aku yakin Paman sudah mendengar banyak dari para menteri yang tertangkap karena terbukti melakukan korupsi."
Sung Ha tidak menjawab. Ia hanya menatap datar wajah sang keponakan yang saat ini seolah tengah menyidangnya.
"Sebelum kita membahas masalah tersebut, bisa tolong Paman jelaskan kenapa pajak untuk masyarakat begitu tinggi? Terutama untuk pajak penghasilan."
"Pajak yang kami bebankan pada masyarakat sudah kami kalkulasi lebih dulu, Yang Mulia."
"Aku percaya kalian tentu sudah lebih dulu melakukan kalkulasi, tapi pertanyaannya bagaimana kalian mengkalkulasi penetapan pajak tersebut? Kita membebankan pajak hampir di semua hal, Paman. Pajak untuk tanah, bangunan, kendaraan dan penghasilan. Tapi sesuai ilmu yang dulu diajarkan padaku, tidak semua orang dibebani pajak penghasilan. Syaratnya adalah mereka harus memiliki penghasilan minimal 60.000.000 pertahun, baru mereka dikenai pajak penghasilan. Tapi berdasarkan laporan yang ku terima, orang yang hanya bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan pertahun tidak sampai 40.000.000 juga diwajibkan untuk membayar."
Yifan membuka beberapa file untuk mendukung semua analisanya . Mendengar semua laporan yang Yifan bicarakan, anehnya ekspresi wajah Sung Ha tetap datar.
"Semua pajak itu tentu untuk kemajuan pembangunan di negri kita, Yang Mulia."
Yifan melepaskan kaca mata yang sejak tadi bertengger apik di wajahnya. Ia menghela nafas panjang, mencoba untuk menarik urat kesabarannya lebih panjang lagi untuk melanjutkan diskusi dengan sang Paman.
"Kemajuan seperti apa yang Paman maksud? Apakah Paman pernah melakukan kunjungan untuk melihat secara langsung bagaimana proses pembangunan tersebut?"
Yifan kembali membuka sebuah file.
"Berdasarkan audit dari menteri pekerjaan umum, tidak ada pembangunan di negri Arden yang selesai, Paman. Semuanya berhenti di tengah jalan. Banyak sekolah dalam kondisi rusak dan perlu segera mendapatkan perbaikan. Rumah sakit juga tidak memiliki fasilitas dan alat alat kesehatan yang memadai. Ini sunggung memalukan Paman mengingat Arden adalah induk dari semua ilmu pengobatan kerajaan kerajaan lain tapi kenapa rakyat Arden justru lebih suka berobat ke negri tetangga."
Yifan terdiam sejenak mengatur nafas dan menstabilkan emosi.
"Pertanyaannya sekarang adalah, kemana semua uang rakyat itu pergi? Ke dompet para menteri, betul?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heirs
FanfictionKyungsoo adalah seorang pencuri. Siapa yang menyangka, misi terakhir nya mengubah jalan hidup serta takdirnya. Pertemuannya dengan Baekhyun yang dipenuhi dengan kepalsuan, membawa keduanya berakhir pada titik yang tidak pernah keduanya sangka. Muncu...