Lembaran ke-12

146 28 22
                                    

"Kalian semua siap?"

Min-seok, Chanyeol dan Kyungsoo mengangguk yakin.

Saat ini mereka bersama Yifan tengah duduk melingkar di halaman belakang rumah. Dari tempat mereka duduk, mereka bisa mendengar aliran air sungai Prospero yang cukup deras.

Tiffany yang tidak ikut dalam proses tersebut, duduk berjaga tidak jauh dari mereka berempat.

Yifan memimpin adik ipar dan kedua anaknya untuk memusatkan pikiran. Menyatu dengan kekuatan di dalam diri mereka untuk memanggil jiwa Junmyeon yang tengah tertidur.

10 menit berlalu, gumpalan cahaya mulai terlihat di tengah-tengah mereka berempat. Sinar cahaya yang semula redup itu perlahan mulai cerah.

Namun, beberapa menit setelahnya sinar terang itu kembali redup bersamaan dengan nafas Chanyeol dan Kyungsoo yang terdengar mulai berat. Wajah manis Kyungsoo sudah berubah pucat pasi yang membuat Tiffany langsung bergegas menghampirinya.

Mendengar seruan Tiffany yang memanggil nama Kyungsoo, Yifan membuka mata, membuat gumpalan cahaya itu sirna menjadi asap yang hilang terbawa angin.

"Kyungie, kau baik-baik saja?"

Yifan menggenggam kedua bahu si bungsu. Wajahnya memperlihatkan ekspresi cemas dan panik. Tidak jauh berbeda dengan Chanyeol. Ia menyeka bulir keringat di kening sang adik.

"Kita berhenti sampai disini dulu saja."

Kyungsoo menggeleng, menolak perintah Yifan.

"Aku baik-baik saja, Appa."

"Lihat kondisimu sekarang, Kyung!"

Bukan Yifan tidak ingin segera bertemu dengan Junmyeon tapi jika hal itu sama dengan membahayakan keselamatan anaknya, maka Yifan akan dengan sangat lapang dada menunggu Chanyeol dan Kyungsoo siap melakukannya.

"Kau belum siap, Kyung. Appa tidak ingin terjadi apapun padamu, pada kalian berdua."

"Lalu kapan kita bisa menemukan Eomma jika harus menunggu aku siap?! Aku ingin segera bertemu dengannya, Appa. Bukankah Appa dan Chanyeol Hyung juga menginginkan hal yang sama."

"Iya, kami juga ingin segera bertemu dengan Eomma, Kyung. Tapi kondisi mu sekarang tidak memungkinkan untuk melakukan hal itu."

Setetes air mata jatuh di pipi berisi Kyungsoo.

"Tidak adakah yang bisa kita lakukan sekarang agar bisa segera menemukan Eomma?"

"Ada. Jika saja kita bisa menemukan seseorang yang memiliki kekuatan setara denganku atau Min-seok untuk bergabung bersama kita."

"Aku bisa melakukannya."

Atensi Yifan dan yang lain langsung terpusat pada Baekhyun yang tiba-tiba saja muncul dan angkat bicara. Ia tidak sendiri. Asisten pribadinya yaitu Jongdae berdiri di belakangnya.

Melihat kedatangan sang Putra Mahkota bersama pengawalnya membuat Yifan langsung memasang sikap waspada.

Baekhyun yang melihatnya tersenyum dan mengangkat kedua tangannya sebagai isyarat bahwa ia datang tanpa membawa senjata apapun dan tanpa maksud buruk.

"Aku datang untuk tujuan damai, Kriss- oh maaf maksudku Yang Mulia."

"Tidak perlu memanggilku seperti itu karena aku sudah bukan lagi bagian dari istana."

"Lalu, bagaimana aku harus memanggilmu sekarang? Kau bahkan seusia dengan ayahku. Apakah aku bisa memanggilmu dengan panggilan 'Ahjussi'?"

Yifan tersenyum geli. Kewaspadaannya sedikit diturunkan melihat Baekhyun dan Jongdae yang datang bukan untuk membuat masalah.

The Heirs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang