Langit mulai terlihat terang ketika Baekhyun duduk menunggu Luhan selesai melakukan identifikasi.
Jari telunjuknya tak berhenti mengetuk-ngetuk permukaan meja kayu yang ada di dalam ruang Art Gallery.
"Yang Mulia?!"
Dari ekor matanya, Baekhyun melihat Jongdae yang masuk dengan nafas terengah-engah.
"A-Ada seorang warga yang mengatakan jika ia memberikan tumpangan pada seseorang dari tepi hutan Ataraxia tengah malam tadi."
Gerakan jari telunjuk Baekhyun sontak berhenti. Ia menolehkan kepalanya, bertemu tatapan dengan sang asisten.
"Dimana pria itu sekarang?"
"Ada di depan istana bersama penjaga."
Baekhyun menghela nafas berat. Ia melihat Luhan berdiri di depannya, terlihat pemuda itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan siap untuk memberikan laporan.
"Suruh orang itu untuk menunggu. Aku akan segera turun."
"Baik, Yang Mulia."
Jongdae berbalik dan langsung bergegas meninggalkan ruangan.
"Jadi, apa yang dia ambil?"
Luhan menyodorkan sebuah katalog dengan design klasik ke hadapan Baekhyun. Katalog tersebut berisi semua data barang-barang yang tersimpan di ruangan Art Gallery.
Luhan membukanya, berhenti pada sebuah halaman yang menampilkan foto sebuah guci, lengkap dengan informasinya.
Kening Baekhyun mengerut cukup dalam ketika tidak menemukan sesuatu yang menarik dari benda tersebut.
"Aneh."
Gumam Baekhyun yang mampu di dengar oleh Luhan.
"Maksud, Yang Mulia?"
"Aku tidak menemukan sesuatu yang istimewa dari guci itu, tapi kenapa justru dia ambil. Aku yakin dia juga pasti melihat koleksi perhiasan leluhur ku, 'kan?"
"Namun tidak ada satupun dari perhiasan para Permaisuri yang menghilang, Yang Mulia."
"Itulah kenapa aku mengatakan jika hal ini aneh. Bukan kah kau juga berpikiran sama?"
Luhan mengangguk.
"Namun dari sekian banyak guci, hanya itu satu-satunya yang ditempatkan di dalam kubus kaca terpisah dari yang lain, Yang Mulia."
Kerutan di kening halus itu kian mendalam.
"Iya kah?"
"Benar, Yang Mulia."
"Alasannya?"
Luhan menggeleng pelan.
"Saya tidak tahu, Yang Mulia."
Tuk
Tuk
Tuk
Jari telunjuk Baekhyun kembali membuat irama di atas meja.
Baekhyun mencoba mengingat kisah kisah yang pernah diceritakan padanya, berharap menemukan alasan kenapa guci sederhana itu mendapatkan tempat istimewa dibanding yang lain. Namun sekian menit berpikir, Baekhyun tak menemukan memori apapun tentang benda itu."Kau yakin hanya itu yang hilang?"
"Yakin, Yang Mulia."
"Oke. Terima kasih. Kau boleh pergi."
Luhan membungkukkan tubuhnya sebelum berlalu pergi dari ruangan. Tak lama setelah Luhan pergi, Baekhyun bangkit berdiri lalu berjalan keluar.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heirs
FanfictionKyungsoo adalah seorang pencuri. Siapa yang menyangka, misi terakhir nya mengubah jalan hidup serta takdirnya. Pertemuannya dengan Baekhyun yang dipenuhi dengan kepalsuan, membawa keduanya berakhir pada titik yang tidak pernah keduanya sangka. Muncu...