Lembaran ke-8

112 26 6
                                    

Kyungsoo tidak tahu jam berapa sekarang. Ia juga tidak tahu apakah hari masih terang atau sudah petang karena tempat ia berada sekarang tak memiliki jendela atau ventilasi.

Kyungsoo dan Chanyeol masih bisa bertahan sejauh ini tanpa sesak nafas karena sel tempat mereka berada memiliki pendingin udara. Ia sendiri heran mengapa pelaku kriminal sepertinya mendapatkan fasilitas sebagus ini. 

Namun pertanyaan yang paling penting dari semuanya adalah, dimana mereka sekarang? Dan dimana Min-seok.

Jika mengingat lagi percakapannya dengan Baekhyun tadi, sepertinya pria bermata kucing itu juga ada di tempat yang sama dengannya.

Kyungsoo melirik ke sebelahnya, dimana Chanyeol tengah terlelap. Berbeda dengan sang kakak yang mampu memejamkan mata, Kyungsoo bahkan tidak merasakan kantuk sama sekali.

Ruangan itu begitu terang, Kyungsoo sendiri bingung dari mana asal cahaya itu karena tidak ada lampu di ruangan tersebut. Seolah keempat dinding dan langit-langit kamar mampu memancarkan cahayanya sendiri.

Otak Kyungsoo juga tidak mau diajak beristirahat. Pemuda manis itu terus sibuk memikirkan bagaimana hidup Chanyeol kedepannya jika ia berakhir menghabiskan waktu di dalam sel penjara. Berusaha melarikan diri juga sulit bahkan tidak mungkin karena pintu hanya bisa dibuka dari luar. Kyungsoo sudah mencobanya tadi.

"Eungh----!"

Kepala Kyungsoo sontak menoleh ketika mendengar lenguhan Chanyeol. Kakaknya itu terlihat bergerak gelisah disusul kedua matanya yang terbuka.

"Waeyo Hyung?"

"Engh----Lapar."

Tawa lega lolos dari bibir Kyungsoo. Pemuda manis itu sempat berpikir jika Chanyeol terbangun karena merasa kesakitan.

Kyungsoo membantu Chanyeol untuk duduk. Ia mengulurkan segelas air yang langsung ditenggak habis oleh Chanyeol.

"Hyung mau makan apa, hm?"

Kyungsoo membawa nampan berisi beberapa makanan yang beberapa saat lalu dibawakan oleh pelayan. Ia meletakkan nampan itu diatas pangkuannya dan menunggu Chanyeol memilih makanan yang ia inginkan.

Chanyeol mengambil sebuah roti dengan isian coklat dan berry.

"Kyung tidak makan?"

Tanyanya sebelum membuat gigitan besar pada roti di tangannya.
Kyungsoo menggeleng sembari mengembalikan nampan ke meja.

"Aku tidak lapar, Hyung."

Chanyeol mengangguk sekali dan lanjut menikmati makanannya. Kyungsoo yang melihatnya hanya bisa tersenyum sembari menangis dalam hati. Pemuda itu kembali memikirkan hal yang sejak tadi membebani hati dan pikirannya.

"Hyung?"

Chanyeol tidak menjawab, namun mata bulatnya menatap penuh tanya pada sang adik.

"Hyung harus selalu bahagia, nde?"

Jemari mungil Kyungsoo menyisir rambut sang kakak yang sedikit berantakan.

"Hng!"

Chanyeol mengangguk dengan mantap.

"Asal ada Kyung Kyung, aku pasti bahagia."

Deg!

Cengiran polos tanpa beban itu meremukkan hati Kyungsoo. Setengah mati Kyungsoo menahan laju air matanya.

Berlagak sok kuat, Kyungsoo berusaha menyunggingkan senyuman.

"Meski pun aku tidak ada, Hyung harus tetap bahagia."

The Heirs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang